11
2. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pengetahuan kepada masyarakat umum, khususnya kepada masyarakat yang
berekonomi lemah dan tidak mampu membayar biaya dalam perkara di pengadilan, bahwa hukum acara membuka kemungkinan utuk berperkara
secara Cuma-Cuma prodeo. Sehingga dengan adanya penelitian ini, mereka mendapat keadilan, merasakan perlindungan dengan pengayoman dalam
memperoleh hak perdata mereka.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu.
Pada dasarnya, terdapat sebuah skripsi yang ditulis oleh Sapenah berkenaan dengan kasus prodeo, yaitu skripsi yang berjudul: Kontribusi advokat
dalam penyelesaian kasus prodeo. Studi Kasus di Pengadilan Agama Bekasi, sehingga secara spesifik, penulis tidak menemukan kajian ilmiah berkenaan
dengan prodeo yang serupa dengan tema penulis angkat ini. Selain itu, penulis juga telah melakukan studi pendahuluan pada literatur-
literatur yang berkenaan dengan hukum prodeo secara khusus ataupun berkenaan dengan hukum acara pada umumnya. Misalnya, M. Yahya Harahap, Hukum
Acara Perdata: Ropaun Rambe, Hukum Acara Perdata Lengkap, tak satupun literatur itu mengkaji secara mendalam tentang Mekanisme serta sejumlah
persyaratan yang nyatanya ada dalam praktik penyelesaian kasus prodeo di pengadilan. Sementara itu penulis menilai, bahwa kekosongan ini dapat
12
berdampak pada persepsi masyarakat, lebih-lebih kalangan ekonomi menengah kebawah, dalam upaya penyelesaian kasus perdata mereka. Dalam skripsi
Sapenah yang berjudul Kontribusi advokat dalam penyelesaian kasus prodeo Cuma mengkaji seputar bagaimana kinerja advokal dalam kontribusi kasus
prodeo sedangkan judul yang saya angkat Penyelesaian Perkara Secara Prodeo di Pengadilan Agama Jakarta Barat meneliti tentang bagaimana mekanisme dan
frekewensi masyarakat dari tahun ke tahun serta kendala-kendala dalam prodeo. Maka disinilah, penulis akan mengkaji tentang mekanisme prodeo, yang
bertujuan untuk menjawab atas celah kajian akademik dalam persoalan terkait, yaitu dengan mengkomparasikan antara penyelesaian perkara secara prodeo di
pengadilan agama jakarta barat secara teoritis dengan aspek praktiknya dan frekwensi masyarakat dalam menggunakan prodeo apakah tiap tahun meningkat
atau mengalami penurunan.
F. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, membutuhkan data-data yang dapat memberikan kebenaran dari suatu ilmu pengetahuan. Dimana peneliti itu sendiri
mempunyai pengertian:” Suatu usaha untuk mengembangkan, menemukan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan metode-
metode ilmiah.
19
19
Sutrisno Hadi, Metodologi Resarch I, Yogyakarta: Andi Offset, 1989, h. 4.
13
Metode-metode tersebut sangatlah penting untuk menunjang hasil yang nantinya diperoleh dari penelitian yang dilakukan, sehingga mendapatkan data
dengan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang diteliti. Pemilihan metode juga menjadi salah satu penentuan dari
kesempurnaan suatu penelitian ini, metode-metode yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Obyek Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil lokasi disesuaikan dengan judul skripsi :“PENYELESAIAN PERKARA SECARA PRODEO DI
PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT
.” Analisis Yuridis Putusan
Nomor: 085Pdt.G2010 Pengadilan Agama Jakarta Barat Sehingga berdasarkan skripsi ini, maka lokasi penelitian adalah Di
Pengadilan Agama Jakarta Barat
2. Jenis Penelitian
Dilihat dari segi sifatnya, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis merupakan penelitian yang bersifat Deskriptif.
Penelitian Deskriptif adalah suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberi data yang seteliti mungkin tentang manusia atau gejala-gejala
lainnya.
20
Penelitian ini menuturkan dan menafsirkan data yang ada, yaitu mengenai proses “Penyelesaian Perkara Secara Prodeo Di Pengadilan Agama
20
Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI, 1986, h. 10
14
Jakarta Barat”, hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaannya beserta jalan keluar untuk mengatasinya. Dalam menutur dan menafsir data-data
tersebut, di dasarkan pada ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku.
3. Tempat Penelitian
Adapun tempat penelitiannya adalah di Pengadilan Agama Jakarta Barat yang berlokasi di Jln. Flamboyan II No.2 Kelurahan Cengkareng Barat,
Kecamatan Cengkareng Kota Jakarta Barat, No. Telp: 021-55951554, No. Fax: 021-55963233, Emal Kantor : infopajb.net, Email Pengaduan :
pengaduanpajb.net, Email Admin Website:adminpajb.net
4. Metode Pendekatan
Penelitian ini dilakukan dan ditunjukan pada praktek pelaksanaan hukum law in action terhadap peraturan perundang-undangan tertulis serta
prakteknya dan dokumen-dokumen hukum yang ada di Indonesia law in books, maka metode pendekatannya adalah bersifat surving.
5. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan 2 sumber data, yaitu:
a. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari keterangan dan penjelasan dari pihak yang berwenang di
obyek penelitian. Yaitu: Hakim ketua Majlis dan Hakim anggota yang menangani
proses pemeriksaan perkara Prodeo Di Pengadilan Agama Jakarta Barat
15
selain itu juga bagian administrasi dari Pengadilan Agama Jakarta Barat yang menjadi lokasi penelitian ini.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang tidak secara langsung diperoleh dari lokasi penelitian, melainkan diperoleh dari suatu
kepustakaan, buku dan sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Sehingga sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah
merupakan sumber data yang secara tidak langsung memberikan keterangan yang bersifat mendukung sumber data primer. Sumber data
sekunder dalam penelitian ini adalah berkas-berkas perkara, buku-buku, Dokumen-dokumen, HIR\ RBg, KUH perdata dan peraturan perundang-
undangan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dalam penelitian ini.
6. Tehnik Pengumpulan Data
Berdasarkan sumber data diatas, maka metode pengumpulan data yaitu: a.
Studi Lapangan 1
Observasi pengamatan Adalah suatu penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap obyek
atau masalah yang akan diteliti.tehnik ini digunakan untuk mendapatkan fakta-fakta empirik yang tampak oleh kasat mata.
21
21
Widodo, Cerdik Menyusun Proposal Penelitian: Skripsi, Tesis, dan Desirtasi, Cet. II, Jakarta: Yayasan Klopak dan Makna Scrip, 2004, h. 50
16
2 Wawancara Interviw
Dengan tehnik ini peneliti menggunakan tanya jawab secara lisan dan berpedoman pada daftar pertanyaan dengan Drs. H. Muhiddin,
S.H.,M.H. selaku Hakim Pengadilan Agama Jakarta Barat. Tehnik wawancara yang digunakan adalah Wawancara bebas terpimpin yaitu
perpaduan antara wawancara terpimpin dengan wawancara tidak terpimpin dimana wawancara tersebut dilakukan secara terarah dengan
pendekatan menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman. b.
Studi Kepustakaan Penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data melaui studi
kepustakaan. Dalam hal ini peneliti membaca, mengkaji, dengan mempelajari literature dan Dokumen yang erat kaitannya dengan masalah-
masalah yang diteliti.
7. Tehnik Analisa Data
Menurut Bogdan menyatakan bahwa Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fildnotes,
and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and of enable you to present what you have discovered to others.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan analisis data
17
kualitatif yang bersifat induktif, yaitu suatu analisis data dimana penulis menjabarkan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian.
G. Sistematika Penulisan.
Sistematika penulisan berisis tentang deskripsi daftar isi karya tulis bab per bab. Uraian yang dibuat dalam bentuk esai yang menggambarkan alur logis
dan struktur dari bangun bahasan skripsi.
22
Agar skripsi ini dapat dipahami dan dimengerti secara jelas maka disusun secara sistematis. Berikut uraian yang dibagi dalam beberapa bab dan masing-
masing dibagi dalam beberapa sub sub: BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II. Tinjauan Teoritis Tentang Prodeo, Tentang Prosedur Teoritis Tentang Prodeo, katagori biaya prodeo di Pengadilan Agama, masalah yang
muncul dalam prodeo, dan prodeo dalam sejarah singkat peradilan Islam, Prosedur Pengajuan dan Penyelesaian Perkara Prodeo.
BAB III. Tinjauan Umum Tentang Peradilan Agama, Tentang Profil
Kantor Pengadilan Agama Jakarta Barat, Daftar Wilayah Yuridiksi, wewenang
dan Susunan Peradilan Agama, Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara
22
Djawahir Hejazziey, Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah Dan Hukum, Cet. 1, Jakarta: Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah jakarta Fakultas Syariah Dan Hukum
2007, h.. 30
18
Peradilan Agama, serta Sumber-Sumber Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Peradilan Agama, Kemudian Asas-Asas Hukum Acara Perdata
BAB IV Penyelesaian Perkara Secara Prodeo di Pengadilan Agama Jakarta Barat, membahas tentang Faktor-Faktor Penyebab Dan Kendala-Kendala
Berperkara Prodeo di Pengadilan Agama Jakarta Barat, Penyelesaian Perkara Secara Prodeo di Pengadilan Agama Jakarta Barat, Tingkat Frekwensi
Masyarakat Yang Berperkara Prodeo, analisis penulis. BAB V Penutup yang berisi penyelesaian masalah, kesimpulan dan saran-
saran dari hasil penelitian.
19
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PRODEO
A. Pengertian dan Prosedur Perkara Prodeo Aspek Teoritis
Prodeo adalah karena Allah, Cuma-Cuma, Gratis.
1
Salah satu asas hukum acara perdata yaitu pengenaan biaya saat beracara. Biaya perkara ini meliputi
biaya kepanitraan dan biaya untuk panggilan pemberitahuan para pihak serta biaya materai. Bagi mereka yang tidak mampu untuk membyar biaya perkara,
dapat mengajukan perkara secara cuma-cuma Prodeo dengan mendapatkan izin untuk dibebaskan dari pembayaran biaya perkara.
2
Hal ini dijelaskan dalam pasal 237 HIR dan 273 RBg yang berbunyi:” Penggugat atau tergugat yang tidak
mampu membayar biaya perkara dapat dizinkan untuk berperkara tanpa biaya ”.
Tetapi ada diantara biaya yang tidak dibebaskan yaitu biaya administrasi kepaniteraan dan pembayaran upah juru sita.
3
Pada pasal 238 HIR 274 RBg ayat 1-3 dijelaskan bahwa, apabila penggugat menghendaki izin prodeo, maka ia mengajukan permintaan untuk itu
pada waktu memasukan gugatan surat atau pada waktu ia mengajukan gugatannya dengan lisan. Tetapi apabila izin dikehendaki oleh tergugat, maka izin
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. I, Jakarta:Balai Pustaka, 1988
2
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Cet. II, Yogyakarta: Liberti Yogyakarta, 1999, , h. 16
3
M. Yahya harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama “ UU No. 7
Tahun 1989”, Cet. III, Jakarta: Pustaka Kartini, 1997, h. 81