34
b. Mekanisme bagi pihak tergugat yang mengajukan perkara prodeo
Bagi pihak tergugat yang hendak mengajukan perkara secara prodeo, maka terdapat mekanisme beracara sebagai berikut:
1 Apabila pihak tergugat dalam persidangan, memohon beracara secara
prodeo, kesempatan hanya ada pada waktu menjawab gugatan penggugat pemohon permohonannya disampaikan satu dengan
jawabannya. 2
Apabila permohonan beracara secara Cuma-Cuma oleh tergugat dikabulkan dan dalam perkara tersebut tergugat dikalahkan, maka
tergugat dibebaskan dari membayar biaya perkara. 3
Biaya perkara dibebankan kepada negara dengan cara menyerahkan salinan amar putusan oleh Majlis Hakim kepada Kuasa Pengguna
Anggaran dan diteruskan kepada kasir. 4
Kasir mengembalikan sejumlah uang yang disetor Penggugat Pemohon kepadanya dan menerimakan uang perkara yang disetor
Kuasa pengguna Anggaran sebagai gantinya. Semuanya dicatat di dalam buku-buku keungan.
2. Proses Perkara Prodeo Pada Tingkat Banding
Dalam proses beracara perkara secara prodeo pada Pengadilan Tingkat Banding, maka terdapat beberapa tahapan yang dapat dilakukan yang tahapan
35
tersebut tidak dipisahkan dengan Pengadilan Agama tingkat pertama yaitu sebagai berikut:
a. Permohonan beracara secara Cuma-Cuma pada tingkat banding dapat
diajukan secara tertulis atau secara lisan melalui panitra Pengadilan Agama tingkat pertama.
28
b. Setelah permohona pembanding untuk beracara secara prodeo diterima,
Ketua Pengadilan Agama menunjuk Majlis Hakim untuk bersidang memeriksa permohonan tersebut.
c. Hasil pemeriksaan tersebut dituangkan dalam berita Acara persidangan
yang ditanda tangani oleh ketua majlis dan panitra yang mengikuti jalannya persidangan.
29
d. Panitera pengadilan Agama Mengirim Berita Acara Pemeriksaan
permohonan tersebut bersama bundel A dan salinan putusan Pengadilan Agama yang bersangkutan ke Pengadilan Tinggi Agama.
e. Terhadap budel B dapat dikrim bundel A dan salina putusan atau dikirim
setelah diterimakan Penetapan Pengadilan Tinggi Agama tentang izin beracara secara prodeo kepada pihak yang memohon izin tersebut.
f. Pengadilan Tinggi Agama mengeluarkan penetapan yang isinya menerima
atau menolak permohonan izin prodeo tersebut.
28
Mukri Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, h. 120.
29
Abdul manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, Cet. III, Jakarta:Pranada Media, 2005, , h.64
36
g. Apabila permohona izin beracara secara Cuma-Cuma ditolak pengadilan
Tinggi Agama, pembanding diberi waktu 14 hari untuk membayar biaya perkara penetapan Pengadilan Tinggi Agama tersebut diterima
Pembanding. h.
Apabila permohona dikabulkan, salinan amar putusan penetapan Pengadilan Tinggi Agama tersebut diserahkan kepada Kuasa Pengguna
Anggaran pansek Pengadilan Tinggi Agama untuk seterusnya memerintahkan Bendahara mengeluarkan sejumlah uang guna pembayaran
panjar perkara di Pengadilan Agama. i.
Setelah perkara dibayar, Pengadilan Agama dalam waktu segera mengirim bundel B ke Pengadilan Tinggi Agama, bilamana belum dikirim
sebelumnya untuk selanjutnya diproses sebagaimana mestinya.
30
j. Kasir wajib mengembalikan kelebihan biaya perkara kepada kas negara
instrumen biaya prodeo k.
Apabila biaya perkara kurang, Majlis Hakim dapat memerintahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran pada Pengadilan Tinggi Agama Untuk
mengeluarkan biaya perkara yang diperlukan dengan mengeluarkan instrumen.
Dalam kasasipun perkara dengan Cuma-Cuma ada dan prosedurnya sama dengan proses prodeo pada tingkat banding.
30
Ibid., h. 65.
37
Proses beracara dan mekanisme perkara prodeo pada tingkat pertama, maka terdapat beberapa tahapan acara persidangan yang harus dilaksanakan
dalam perkara prodeo yang berkaitan dengan para pihak, majlis Hakim, Panitra Sekertaris dan Bendahara.
Pihak Penggugat Pemohon yang hendak mengajukan perkara dengan prodeo, maka harus mengajukan permohonan perkara prodeo kepada Majelis
Hakim dengan ketentuan :
31
a. Permohonan perkara secara prodeo ditulis menjadi satu dalam surat
gugatanpermohonan; b.
Dalam permohonan tersebut disebutkan alasan-alasan untuk berperkara secara prodeo;
c. Dalam petitum mencantumkan salah satunya dengan memberi izin kepada
penggugatpemohon untuk
berperkara secara
cuma-cuma dan
membebaskan penggugat pemohon dari segala biaya perkata. d.
PenggugatPemohon mengajukan gugatanpermohonan ke Pengadilan melalui Meja I, kemudian Kasir Pengadilan Tingkat Pertama akan
mengeluarkan kwitansi SKUM Surat Kuasa Untuk Membayar sebesar Rp. 0,00 nol rupiah
31
PA Sukabumi ,”Proses Beracara Secara Cuma-Cuma”, artikel diakses 30 Maret 2011dari
http:pasukabumipta-bandung.netindexs2.phpoption=com_conten-pdf.
38
e. Setelah berkas perkara diterima oleh Ketua Pengadilan Agama, maka
Ketua Pengadilan Agama menunjuk Majlis Hakim untuk menangani perkara tersebut PMH.
f. Majelis Hakim enetapkan Hari sidang PHS dan memerintahkan jurusita
untu memanggil PenggugatPemohon dan TergugatTermohon. g.
Majelis Hakim memerintahkan kepada Kuasa Pengguna Anggara Pansek agar mengeluarkan biaya panggilan masing-masing satu kali biaya
panggilan untuk PenggugatPemohon dan TergugatTermohon dalam bentuk sebuah instrumen, yang selanjutnya pula Kuasa Pengguna
AnggaranPansek mengeluarkan perintah kepada bendahara pengeluaran juga dalam bentuk sebuah instrumen.
h. Petugas buku induk keuangan perkara PBIKP , petugaspemegang buku
jurnal keuangan perakara PBJKP, dan petugaspemegang Buku Kas Pembantu PBKP, mencatat penerimaan tersebut di dalam buku-buku
mereka sebagai penerimaan panjar pertama.Pada hari sidang yang telah ditentukan, Majelis Hakim sebelum memeriksa pokok perkara, terlebih
dahulu memeriksa permohonanberacara secara cuma-cuma tersebut di dalam persidangan.
39
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERADILAN
AGAMA JAKARTA BARAT
A. Profil Pengadilan Agama Jakarta Barat
1. Sejarah Pengadilan Agama Jakarta Barat
Gedung Pengadilan Agama Jakarta Barat yang dibangun pada tahun 1994 dan selesai pada tahun 1997 adalah milik PEMDA DKI Jakarta. Kemudian
olehnya di serah terimakan kepada Pengadilan Agama Jakarta Barat pada tanggal 19 Mei 1997 untuk dipergunakan sebagai tempat kegiatan Pengadilan
Agama Jakarta Barat dalam melaksanakan tugas penegakan Hukum dan Keadilan. Pada saat ini kondisinya sebagai berikut:
a. Luas Tanah Luas Tanah Kantor Pengadilan Agama Jakarta Barat
seluruhnya adalah seluas 3.056 M2 yang seluruhnya berupa tanah darat. b.
Luas Bangunan. Luas Bangunan Kantor Pengadilan Agama Jakarta Barat seluruhnya adalah 2.400 M2.
Bangunan Pos Satpam adalah seluas 2 x 2 M2 dengan kondisi rusak tanpa kaca jendela dan pintu. Bangunan Gardu Listrik Bangunan Gardu Listrik
adalah seluas 6 x 12 M2 dengan kondisi pintu gulung roling dor rusak dan berkarat. Bangunan Tangki Air Minum Bangunan tangki Air Minum adalah
seluas 4 x 5 M2 kondisi rusak dan terjadi kebocoran dinding sehingga air kotor dari luar masuk ke dalam serta tidak bisa dipakai.