besar dan kuat. Makanan atau minuman yang di berikan berupa air putih, air gula, susu formula, bubur instan dan bubur nasi.
Masyarakat di desa ini terutama ibu menyusui juga mempunyai kebiasaan membuang atau tidak memberikan kolostrum kepada bayi yang baru lahir karena
mereka beranggapan bahwa ASI tersebut adalah ASI yang basi dan kotor yang bisa menyebabkan bayi sakit perut seperti bayi sering buang air besar dan muntah.
Ibu akan mulai menyusui bayinya setelah ASInya berwarna putih, sehingga sebelum keluar ASI yang berwarna putih tersebut, keluarga dan ibu menyusui
akan memberikan air gula atau susu formula. Melihat kondisi di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pemberian ASI eksklusif di masyarakat Desa Mazingo Tanoseo Kecamatan Hiliduho Kabupaten Nias Tahun 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan yang menjadi permasalahan dalam penelitian bagaimana pemberian ASI eksklusif
pada masyarakat di Desa Mazingo Tanoseo Kecamatan Hiliduho Kabupaten Nias Tahun 2015.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pemberian ASI eksklusif pada masyarakat di Desa Mazingeo Tanoseo Kecamatan Hiliduho Kabupaten
Nias Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mendeskripsikan perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI
eksklusif di Desa Mazingo Tanoseo Kecamatan Hiliduho Kabupaten Nias 2015
2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pemberian ASI eksklusif pada masyarakat di Desa Mazingo Tanoseo Kabupaten Nias 2015.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi petugas kesehatan di
Puskesmas Pembantu Mazingo Tanoseo dan Puskesmas Hiliduho dalam upaya pelaksanaan dan peningkatan cakupan pemberian ASI eksklusif.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten Nias dalam upaya rencana promosi kesehatan. 3.
Bagi tokoh masyarakat sebagai bahan masukan untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada warga masyarakat terutama ibu hamil dan
ibu menyusui untuk menghadiri kegiatan posyandu di wilayah setempat. 4.
Sebagai pengembangan pemikiran serta referensi bagi rekan rekan mahasiswa khususnya para peneliti berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Susu Ibu ASI 2.1.1 Pengertian ASI
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan kompisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah
makanan yang sempurna baik secara kualitas maupun kuantitasnya dengan tatalaksana menyusui yang benar. ASI sebgai bahan tunggal akan cukup
memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan dan ketika diberikan makanan padat dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih
Soetjiningsih, 2007. ASI adalah hadiah terindah dari ibu kepada bayi yang disekresikan oleh
kedua belah kelenjar payudara ibu berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah dicerna dan mengandung komposisi
nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi setiap saat, siap disajikan dalam suhu kamar dan bebas dari kontaminasi Wiji, R. N, 2013
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam- garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai
makanan utama bagi bayi Walyani, E.S, 2015.
2.1.2 Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi mulai ia lahir sampai berumur 6 bulan, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih serta
Universitas Sumatera Utara
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim Roesli, 2008.
ASI eksklusif adalah menyusui bayi secara murni, yang dimaksud secara murni adalah bayi hanya di beri ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan cairan
apapun dan tanpa pemberian makanan tambahan lain Wiji, R. N, 2013
2.1.3 Manfaat ASI
1. Manfaat Pemberian ASI Bagi bayi Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang dapat
dirasakan. Menurut Roesli 2008, manfaatnya antara lain bagi bayi adalah : a.
ASI sebagai nutrisi ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan disesuaiakan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Dengan tata laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.
b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin dari ibunya melalui ari-ari. Namun, kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi
lahir. Badan bayi baru membuat zat kekebalan cukup banyak pada waktu usia 9 sampai 12 bulan. Pada saat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang
dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan berkurang bila bayi di beri ASI, karena
ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan
Universitas Sumatera Utara
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan diare. Zat kekebalan itu terdapat dalam kolostrum.
c. ASI meningkatkan kecerdasan
Kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak maka jelas bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak.
Sementara itu, pertumbuhan otak dipengaruhi oleh nutrisi yang diberikan. Nutrisi yang terdapat dalam ASI adalah
Taurin : suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat dalam ASI untuk neurotransmitter inhibittor dan stabilisator membran
Laktosa : merupakan hidrat arang utama dari ASI untuk pertumbuhan otak Asam lemak ikatan panjang, seperti :
- DHA dan AA untuk pertumbuhan otak dan retina - Kolesterol untuk mielinisasi jaringan syaraf
- Kolin untuk meningkatkan memori d.
ASI meningkatkan jalinan kasih sayang Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan
kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tenteram. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi
bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spritual yang baik.
Universitas Sumatera Utara
2. Bagi Ibu
Menurut Roesli 2008 beberapa keuntungan bagi ibu antara lain : a.
Mengurangi pendarahan setelah melahirkan Ini karena pada saat ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang
berguna untuk penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan berhenti. b.
Mengurangi terjadinya anemia c.
Menjarangkan kehamilan Hal ini terjadi karena hisapan mulut bayi pada putting susu ibu merangsang
ujung saraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogren akibatnya tidak
ada ovulasi. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98 tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan.
d. Mengecilkan rahim
Kadar oksitoksin ibu menyusui akan membantu rahim untuk kembali ke ukuran sebelum hamil.
e. Lebih cepat langsing
Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selam hamil. Dengan demikian berat badan ibu akan
cepat kembali ke berat badan sebelumnya. f.
Mengurangi kemungkinan menderita kanker Pada ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif kemungkinan akan
mengurangi menderita kanker payudara dan kanker indung telur.
Universitas Sumatera Utara
g. Memberi kepuasan bagi ibu
Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan, dan kebahagiaan yang mendalam.
3. Bagi keluarga
Menurut Wiji, R. N 2013, manfaat ASI bagi keluarga adalah : a.
Aspek ekonomi Memberikan ASI kepada bayi, dapat mengurangi pengeluaran keluarga. ASI
tidak perlu dibeli, sehingga dapat menghemat. b.
Aspek psikologi Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, suasana
kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga c.
Aspek kemudahan Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.
Keluarga atau ibu tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol susu dan dot untuk dibersihkan.
4. Bagi negara
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun.
b. Menghemat devisa negara
ASI dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan dapat menghemat devisa negara yang seharusnya membeli susu
formula.
Universitas Sumatera Utara
c. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirawat dirumah sakit untuk perawatan anak sakit.
d. Peningkatan kualitas generasi penerus
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. Anak yang di beri ASI
memiliki IQ, EQ dan SQ yang baik yang merupakan kualitas yang baik sebagi penerus bangsa.
5. Bagi bumi, menyukseskan perlindungan alam
Air susu ibu akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi udara. Dengan memberi ASI, manusia tidak memerlukan botol plastik, karton dan kertas
pembungkus, kaleng susu dan dot karet. ASI bersuhu alami, segar bebas bakteri, maka tak perlu dipanaskan dan disteril untuk mengurangi pemborosan bahan
bakar.
2.1.4 Komposisi ASI
Komposisi ASI ternyata tidak sama dan tidak konstan dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah : stadium laktasi,
keadaan nutrisi dan diit ibu. Adapun zat gizi yang terdapat dalam ASI adalah : a.
Karbohidrat Laktosa gula susu merupakan bentuk utama karbohidrat dalam ASI dimana
keberadaannya secara proporsional lebih besar jumlahnya dari susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan mudah bermetabolisme
Universitas Sumatera Utara
menjadi dua gula biasa galaktoda dan glukosa yang diperlukan bagi pertumbuhan otak yang cepat yang terjadi pada masa bayi.
b. Protein
Protein utama dalam ASI adalah air dadih. Mudah dicerna, air dadih menjadi kerak lembut dan siap diserap ke dalam aliran darah bayi. Sebaliknya, kasein
merupakan protein utama dalam susu sapi. Kasein tidak mudah dicerna, sehingga bisa menyebabkan obstipasi. ASI mengandung
alfa-laktalbumin
yang memainkan peranan penting dalam melindungi bayi dari penyakit infeksi.
c. Lemak
Lemak dalam ASI merupakan sumber kalori yang utama bagi bayi. Salah satu dari lemak tersebut adalah kolesterol yang diperlukan bagi perkembangan
normal sistem saraf bayi yang meliputi otak. Asam lemak yang cukup kaya dalam ASI, memberikan kontribusi bagi pertumbuhan otak dan syaraf yang
sehat. Asam lemak poli tak jenuh, seperti
docosahexanoic acid
DHA membantu perkembangan penglihatan.
d. Vitamin
Vitamin A ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi untuk
kesehatn mata, mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan.
Universitas Sumatera Utara
Vitamin D ASI hanya mengandung sedikit vitamin D, sehingga dengan pemberian ASI
eksklusif ditambah dengan paparan sinar matahari pagi, hal ini mencegah bayi dari penyakit tulang.
Vitamin E Vitamin E yang tinggi terdapat pada stadium kolostrum dan ASI transisi
awal. Fungsi Vitamin E untuk ketahanan dinding sel darah merah. Vitamin K
Vitamin K dalam ASI jumlahnya sangat sedikit. Vitamin K berfungsi sebagai faktor pembekuan darah.
Vitamin yang larut dalam air Vitamin yang larut dalam air yang terdapat dalam ASI adalah vitamin B,
vitamin C dan asam folat. e.
Mineral Mineral yang terdapat dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik dan mudah
diserap dibandingkan dengan mineral dalam susu sapi. Mineral yang terdapat dalam ASI antara lain kalsium, kalium, natrium dari asam klorida dan fosfat.
f. Air
Air merupakan bahan pokok terbesar dari ASI sekitar 88. Air membantu bayi memelihara suhu tubuh mereka. Air berguna untuk melarutkan zat-zat yang
terdapat di dalamnya. Air yang relatif tinggi dalam ASI akan meredakan rangsangan haus dari bayi.
Universitas Sumatera Utara
g. Faktor-faktor daya tahan tubuh
ASI mengandung faktor-faktor daya tahan tubuh yang penting untuk memeliha kesehatan bayi.
- Faktor Bifidus Faktor bifidus merupakan ikatan polisakarida yang mengandung nitrogen,
yang menguntungkan pertumbuha
lactobacillus bifidus
dalam saluran cerna bagian bawah. Lactobacillus bifidus melindungi bayi dari organisme patogen
di saluran cerna. - Immunoglobulin
Immunoglobulin adalah protein yang disintesis oleh limfosit dan sel-sel plasma, yang mempunyai sifat antibodi tertentu. Di dalam ASI terdapat
berbagai jenis immunoglobulin seperti, Ig A, Ag D, Ig G, dan Ig E. Ig A merupakan immunoglobulin utama dalam ASI, yang terdapat dalam jumlah
besar dalam kolostrum. Immnunoglobulin dalam ASI merupakan faktor daya tahan utama terhadap mikroorganisme saluran cerna, terutama
E. colli
dan virus-virus saluran cerna. Umumnya dapat dikatakan bahwa ASI melindungi
tubuh terhadap septicemia keracunan darah oleh bakteri-bakteri patogen dan zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri tersebut.
- Faktor daya tahan tubuh lain
Lisozim
lysozyme
adalah suatu enzim antimikroba yang terdapat dalam ASI dalam jumlah 300 kali lipat daripada yang terdapat dalam susu sapi.
Laktoferin menghalangi pertumbuhan
staphylococci
dan
E. Colli
dengan cara mengikat besi yang dibutuhkan bakteri tersebut untuk berkembang.
Universitas Sumatera Utara
Laktoperoksidae
dengan zat-zat lain melawan pertumbuhan
streptococci
;
prostagladin
tertentu melindungi integritas epitel saluran cerna dari bahan- bahan merusak.
- Aktivitas limfosit-makrofag
Limfosit dalam ASI memproduksi bahan-bahan antivirus. Kolostrum mengandung lebih banyak limfosit daripada ASI peralihan. Jumlah ini
menurun secara berarti selama delapan minggu berikutnya. ASI juga mengandung makrofag berupa fagosit-fagosit besar yang dapat memproduksi
laktoferin, lisozim, dan faktor-faktor lain. Makrofag mempunyai fungsi melindungi, baik dalam laktea payudara maupun di dalam bayi.
2.1.5 Jenis ASI Berdasarkan Stadium Laktasi
Jika dilihat dari waktu produksinya, ASI dapat di bedakan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Kolostrum
Merupakan ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum mengandung
tissue debris
dan
residual material
. Kolostrum adalah susu pertama yang dihasilkan oleh payudara ibu berbentuk
cairan berwarna kekuningan atau sirup bening yang mengandung protein tinggi dan sedikit lemak daripada susu matur. Komposisi kolostrum selalu berubah
dari hari ke hari. Volumenya berkisar 150-300 ml24 jam. Kolostrum berkhasiat:
Sebagai pembersih selaput usus bayi baru lahir sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan
Universitas Sumatera Utara
Mengandung kadar protein yang tinggi terutama imunoglobulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi dan mencegah
terjadinya alergi. b.
Air susu masa transisiperalihan Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur.
Disekresi pada hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Pada masa ini, kadar karbohidrat dan lemak yang tinggi dan protein yang lebih rendah.
Volume ASI makin meningkat. c.
Air susu matur Merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya.
Merupakan cairan berwarna putih kekuning-kuningan dan mengandung lebih banyak karbohidrat dibanding dengan susu kolostrum atau transisi.
2.1.6 Volume Produksi ASI
Produksi ASI yang dihasilkan ibu pada kelenjar payudaranya tidaklah sama setiap waktu. Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila pengisapan
putting susu cukup adekuat, maka akan dihasilkan secara bertahap 10-100 ml ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan
mengkomsumsi 700-800 mlhari. Produksi ASI mulai 500-700 mlhari pada 6 bulan pertama karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi
kebutuhan gizi bayi. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu akan menurun sekitar 400-600 mlhari dan akan menjadi 300-500 ml pada usia setelah satu tahun
usia bayi sehingga kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penghisapan oleh bayi biasanya
berlangsung selama 15-25 menit. Konsumsi ASI selama satu kali menyusui atau jumlahnya selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada
hubungannya dengan volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara berukuran kecil.
2.1.7 Lama dan Frekwensi Menyusui
Sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal
on demand
, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Cara ini dinamakan menyusu atas permintaan
sendir atau
self demand feeding
. Pemberian ASI yang tidak dibatasi ini akan merangsang produksi ASI dan membantu mencegah pembekakan payudara. Ibu
harus menyusui bayinya bila bayinya menangis bukan karena sebab lain atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu
payudara sekitar 5-7 menit. Rata-rata bayi menyusu selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Rentang yang optimal dalam menyusu adalah antara 8 hingga 12 kali setiap hari. Tiap kali menyusu, bayi hendaknya menyusu pada kedua payudara secara
bergantian. Memberikan ASI dengan frekwensi tidak terbatas meningkatkan produksi ASI. Dengan demikian bayi bisa tumbuh optimal, masalah putting susu
dan payudara berkurang, durasi menyusui pun bertambah panjang. Ibu perlu memahami bahwa dengan semakin bertambahnya umur bayi, jarak antara waktu
menyusui dengan sendirinya akan bertambah panjang.
Universitas Sumatera Utara
2.1.8 Hal-Hal yang Mempengaruhi Produksi ASI Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI adalah :
1. Makanan
Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup gizi dan pola makan
yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar. 2.
Ketenangan jiwa dan pikiran Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan pikiran harus
tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan menurunkan volume ASI. Pada ibu, ada 2 macam reflek yang menentukan
keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek tersebut adalah : a.
Reflek Prolaktin Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap
payudara ibu, terjadi rangsangan neohormonal pada puting susu dan aerola mamae. Rangsangan ini diteruskan ke hypofise melalui nervus vagus, terus
ke lobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI.
Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI. b.
Let-down Refleks Refleks milk Ejection Reflek ini dapat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada
payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya ke arah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut rooting refleks
Universitas Sumatera Utara
refleks menoleh. Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan bantuan lidahnya.
3. Penggunaan alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui perlu diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI.
4. Perawatan payudara
Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitoksin.
5. Anatomis payudara
Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomi papilla dan putting susu ibu.
6. Pola Istirahatuhi produksi
Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila kondisi ibu terlalu capek maka ASI juga berkurang.
7. Faktor isapan bayi dan frekwensi penyusuan
Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak. Bayi yang cukup bulan, frekwensi
penyusuan 10 kali per hari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup.
8. Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur sangat lemah dan tidak mampu
Universitas Sumatera Utara
menghisap secara efektif sehingga produksi lebih rendah daripada bayi yang lahir cukup bulan.
9. Konsumsi rokok dan alkohol
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitoksin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi
pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitoksin. Minuman alkohol mengandung etanol yang menghambat produksi oksitoksin.
2.2 Pemberian ASI
Pemberian ASI adalah model kebiasaan ibu menyusui dalam pemberian ASI meliputi teknik atau cara menyusui, lama pemberian ASI dan frekuensi
menyusui Depkes RI, 2000. Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui tanpa pernah membaca buku tentang ASI.
Menyusui adalah ketrampilam yang dipelajari ibu dan bayi, dimana keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi selama
enam bulan Wiji, R.N, 2013. Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah mudah.
ASI adalah makanan yang paling cocok bagi bayi serta mempunyai manfaat yang besar dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh
manusia. Di kota besar, kita sering melihat bayi sudah diberi susu botol daripada disusui oleh ibunya. Sementara di pedesaan, kita melihat bayi yang berusia 6
bulan sudah diberi makan pendamping ASI seperti pisang atau nasi lembek sebagai makanan tambahan ASI Roesli, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Pola Pemberian ASI yang Tepat dan Benar
Untuk meningkatkan kesehatan dan kelangsungan hidup bayi baru lahir adalah dengan memberikan ASI segera setelah ia dilahirkan, yaitu dalam waktu
setengah jam sampai satu jam setelah lahir atau disebut juga Inisiasi Menyusu Dini Roesli, 2008. Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi
ASI. Kemudian memberikan kolostrum dan pemberian ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman
lain, kecuali obat bila diperlukan Roesli, 2000. Pola pemberian ASImakanan pendamping MP-ASI yang dianjurkan
Depkes seperti terlihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.1 Pola Pemberian ASIMP-ASI Menurut Golongan Umur
Golongan Umur Bulan
Pola Pemberian ASIMP-ASI ASI
MP-ASI Makanan
Lumat Makanan
Lembek Makanan
Keluarga 0-6
7-8 9-12
12-14
Sumber : Almatsier S; Soetardjo S; Soekatri M, 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.
Jakarta
.
Keterangan: dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pemberian ASI diberikan mulai
dari umur bayi 0-6 bulan tanpa makanan tambahan apapun dan diteruskan pemberian ASI selama 2 tahun.
2.2.2 Kebijakan-Kebijakan di Indonesia tentang ASI Eksklusif
a. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450MenkesSKVI2004 tentang pemberian ASI secara Eksklusif di Indonesia selama 6 bulan dan
dianjurkan di lanjutkan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.
Universitas Sumatera Utara
a. UU Nomor 362009 tentang Kesehatan Pasal 28
1 setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu secara eksklusif sejak dilahirkan selama enam bulan, kecuali atas indikasi medis.
2 Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintahan, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan
penyediaan waktu dan fasilitas khusus. 3 Penyediaan Fasilitas khusus tersebut diadakan di tempat kerja dan fasilitas
umum c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012
terkait pemberian Air Susu Ibu secara Eksklusif. Pasal 6 berbunyi “Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang
dilahirkannya.”
2.2.3 Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 450MenkesSKIV2004 tentang pemberian ASI pada bayi di Indonesia, bahwa terdapat sepuluh langkah menuju
keberhasilan menyusui LMKM yaitu : 1.
Sarana pelayanan kesehatan SPK mempunyai kebijakan peningkatan pemberian air susu ibu PP-ASI tertulis yang secara rutin di komunikasikan
kepada semua petugas 2.
Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan ketrampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut
3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan
penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa menyusui, masa
Universitas Sumatera Utara
bayi lahir sampai umur dua tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan
yang dilakukan di ruang bersalin, apabila ibu mendapatkan operasi caesar bayi disusui ibu setelah sadar 30 menit.
5. Membantu ibu bagaimana cara
menyusui yang benar dan cara
mempertahankan menyusui meski ibu dipisahkan dari bayi atas indikasi medis.
6. Tidak memberikan makanan dan minuman apapun selain ASI kepada bayi
baru lahir. 7.
Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari
8. Membantu ibu menyusui semau bayi tanpa pembantasan terhadap lama dan
frekwensi menyusui 9.
Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI 10.
Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI KP-ASI dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah SakitRumah
BersalinSarana Pelayanan Kesehatan Depkes, 2004 Untuk mendukung sepuluh lamgkah menuju keberhasilan menyusui, maka
diperlukan manajemen laktasi. Pelaksanaan manajemen laktasi merupakan salah satu program PP-ASI dimulai pada saat kehamilan
antenatal
yang diteruskan pada menyusui selanjutnya
postnatal
.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI 2.4.1 Faktoran Internal
1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra yakni pancaindra penglihatan, pancaindra pendengaran, pancaindra penciuman,
perasa dan peraba Notoatmodjo, 2013. Pengetahuan ibu tentang ASI merupakan salah satu faktor yang penting dalam kesuksesan proses menyususi.
2. Pendidikan Tingkat pendidikan dan akses ibu terhadap media massa juga
mempengaruhi pengambilan keputusan, dimana semakin tinggi pendidikan semakin tinggi besar peluang untuk memberikan ASI. Penelitian yang dilakukan
oleh Sandra Fikawati, dkk 2009 yang menyatakan bahwa pendidikan, pengetahuan dan pengalaman ibu adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap
keberhasilan pemberian ASI eksklusif. 3.
Sikap Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.
Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. Menurut Notoatmodjo 2013, sikap merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahhulu dari
perilaku yang tertutup.
Universitas Sumatera Utara
5. Pekerjaan
Alasan yang paling sering dikemukakan bila ibu tidak menyusui adalah karena mereka harus bekerja. Saat ini banyak wanita yang mengembangkan diri
dalam bidang ekonomi, dan masyarakat juga menyadari kalau kebutuhan wanita bukan hanya kebutuhan fisiologis dan reproduksi. Dengan adanya peran ganda
seorang ibu, baik sebagai pekerja dan ibu rumah tangga bila proporsinya tidak seimbang maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan rumah tangga
dan anak. Kebutuhan seorang bayi baru lahir adalah ASI selama enam bulan artinya ibu harus siap setiap saat menyusui bayinya. Salah satu kebijakan
kebijakan Pemerintah dalam peningkatan pemberian ASI bagi pekerja adalah dengan menyediakan fasilitas khusus diadakan di tempat kerja dan tempat sarana
umum. 6.
Kondisi Kesehatan Ibu Kondisi kesehatan ibu dapat mempengaruhi pemberian ASI. Pada keadaan
tertentu, seorang ibu tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya misalnya ibu dalam keadaan sakit. Ibu memerlukan bantuan orang lain untuk mengurus bayi
dan keperluan rumah tangga, karena ibu juga memerlukan istrahat yang banyak. Ibu yang menderita suatu penyakit misalnya penyakit Hepatitis dan AIDS.
2.3.2 Faktor Eksternal
1. Orang penting sebagai referensi keluarga Perilaku orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang orang penting.
Apabila seseorang itu penting dalam kehidupannya maka apa yang ia perbuat atau
Universitas Sumatera Utara
katakan akan diikuti atau dicontoh. Dalam pola pemberian ASI di dalam keluarga yang menjadi orang penting itu adalah suami dan orang tua.
2. Sosial ekonomi pendapatan Pendapatan keluarga mempengaruhi kemampuan keluarga untuk membeli
sesuatu. Ibu-ibu yang dari keluarga berpendapatan rendah adalah kebanyakan berpendidikan rendah dan memiliki akses terhadap informasi kesehatan juga
sangat rendah, sehingga pemahaman mereka tentang pemberian ASI sampai 6 bulan pada bayi sangat rendah. Ibu-ibu yang di bekerja di luar rumah dan makin
meningkat daya belinya menganggap kalau penggunaan susu botol lebih praktis daripada menyusui.
3. Pengaruh tempat persalinan Banyak para ahli mengemukakan bahwa adanya pengaruh kurang baik
terhadap pemberian ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin. Tempat persalinan lebih menitikberatkan pada upaya persalinan dan
keadaan ibu dan anak yang selamat dan sehat. Rumah sakit dan klinik bersalin juga jarang menerapkan pelayanan rawat gabung serta tidak menyediakan fasilitas
klinik laktasi. Sering makanan pertama yang diberikan pada bayi adalah susu formula. Untuk itu pemerintah telah mengerluakan kebijakan dengan program
Inisiasi Menyusu Dini IMD. 4. Pengaruh Iklan Susu Formula
Meningkatnya promosi susu formula sebagai PASI, terutama di perkotaan. Ibu-ibu lebih banyak memperoleh informasi mengenai manfaat penggunaan susu
Universitas Sumatera Utara
formula daripada menyusui. Kebijakan Pemerintah tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 237SKMenkesIV1997 tentang PASI.
5. Budaya Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber
dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup way of life yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang
lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama. Kebudayaan selalu berubah, baik lambat maupun cepat, sesuai dengan peradaban umat manusia.
Kebudayaan atau pola hidup masyarakat di sini merupakan kombinasi dari semua yang telah disebutkan di atas Notoatmodjo, 2013.
Kebudayaan yang berlaku di suatu masyarakat akan mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI. Adanya budaya memberikan makanan atau
minuman tertentu kepada bayi akan menggagalkan pemberian ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian Afifah 2009 budaya memiliki hubungan yang
signifikan dengan pemberian ASI eksklusif, terutama di daerah pedesaan yang masih kental dengan adat-istiadat tertentu.
Pengaruh sosial budaya yang dapat menghambat upaya peningkatan pemberian ASI adalah :
1. Kebiasaan membuang kolostrum karena dianggap basi atau kotor, padahal
kolostrum memberikan manfaat untuk kekebalan bayi terhadap berbagai penyakit.
2. Memberikan makanan tambahan pada bayi yang lahir beberapa hari seperti air
putih, madu, air tajin dan bubur lumat.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Konsep Masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri sehingga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat
Notoatmodjo, 2010 Menurut R. Linton yang merupakan seorang ahli Anrtopologi
mengemukakan bahwa : Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka ini dapat mengorganisasi
dalam kesatuan sosial dengan batas-batas tertentuSyafrudin,2009. 1.
Masyarakat Desa Masyarakat desa adalah sekelompok orang hidup bersama dan bekerja
sama yang erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hampir sama homogen di suatu daerah tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor agraris.
Adapun cirri-ciri antara lain: a. Masyarakat desa di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat. b. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
c. Sebagian besar warga masyarakat desa hidup dari pertanian d. Masyarakat tersebut homogeny seperti dalam mata pencaharian, agama, adat
istiadat, dsb. 2.
Masyarakat Kota Masyarakat kota adalah suatu himpunan penduduk masalah tidak agraris
yang bertempat tinggal di dalam dan disekitar suatu kegiatan ekonomi, pemerintah, kesenian, ilmu pengetahuan, dsb. Pengertian masyarakat kota lebih
Universitas Sumatera Utara
ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ciri-ciri masyarakat kota adalah :
a. Kehidupan keagaman berkurang bila dibandingkan dengan masyarakat desa. b. Orang kota pada umumnya dapat mengurus diri sendiri.
c. Pembagian kerja warga kota tegas dan batas-batasnya nyata. d. Kemungkina untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak.
e. Jalan kehidupan cepat mengakibatkan pentingnya faktor waktu. 3. Masyarakat pinggiran
Masyarakat yang tinggalnya di daerah-daerah pinggiran kota yang kehidupannya selalu diwarnai dengan kegelisahan dan kemiskinan dan mencari
nafkahnya dengan menjadi pemulung.
2.5 Perilaku 2.5.1 Batasan Perilaku