55
Setelah dihitung secara statistik, seluruh sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
a. Kelompok A : menerima 7,5 mg Bupivakain 0,5 hiperbarik ditambah 25 mcg Fentanil intratekal
b. Kelompok B : menerima 7,5 mg Bupivakain 0,5 hiperbarik ditambah Meperidin 25 mg intratekal dengan menggunakan rumus uji :
n1 = n2 = β σ
2
Z
1- αβ
+ Z
1- 2
µ
1
- µ
2 2
Keterangan :
-
α :
Tingkat Kemaknaan = 5
-1- :
Derajat kekuatan Penelitian = 80 -
σ
2
: Varians Populasi Bintartho,2010 = 1,3
-µ
1
: Rata-rata waktu tercapainya blok sensorik setinggi
Th
6
pada kelompok A Bintartho,2010 = 3,94
-
µ
2
: Rata-rata waktu tercapainya blok sensorik setinggi
Th
6
pada kelompok B = 2,94
-n1=n2 :
Besar sampel dalam kelompok A dan B = 27 Dari perhitungan jumlah sampel untuk penelitian diambil perhitungan total besar
sampel n1=n2 = 23; ditambah 10 untuk angka putus uji yaitu 3 orang. Jadi jumlah sampel total yang diperlukan pada penelitian ini minimal adalah 60 orang.
3.4 Kriteria Inklusi , Eksklusi, Putus Uji, Randomisasi
Pada penelitian ini diberlakukan beberapa kriteria yaitu : kriteria inklusi, kriteria eksklusi dan putus uji. Dengan perincian masing-masing kriteria sebagai
berikut :
3.4.1 Kriteria inklusi :
1. Wanita hamil usia antara 20-40 tahun yang akan menjalani operasi bedah sesar elektif maupun emergensi
Universitas Sumatera Utara
56
2. Status Fisik ASA I-II. 3.Wanita hamil yang kooperatif dan menandatangani informed consent.
3.4.2 Kriteria Eklusi
1.Pasien memiliki riwayat alergi terhadap obat yang diteliti Bupivakain, Fentanil dan Meperidin.
2. Kontra indikasi anestesi spinal 3.Mendapat pengobatan dengan terapi MAO inhibitor
3.4.3 Kriteria Putus Uji
1. Terjadi kegawatdaruratan dalam operasi, misalnya syok, reaksi anafilaksis, dan ganguan pernafasan.
2. Blok subarakhnoid yang dilakukan gagal.
3.4.4 Randomisasi
Randomisasi untuk alokasi subjek dilakukan dengan cara randomisasi sederhana menggunakan tabel randomisasi, dimasukkan ke dalam amplop dan
diambil oleh residen yang melakukan spinal. Pencatatan data dan monitoring dilakukan oleh peneliti yang tidak mengetahui obat yang diberikan.
3. 5 Alat, Bahan Dan Cara Kerja 3.5.1 Alat
1. Kateter intravena ukuran 18G. 2. Infus set.
3. Jarum spinal Quincke ukuran 25G spinocan, B-Braun. 4. Jarum untuk tes tusuk jarum pinprick, mandrain dari jarum spinal
tersebut. 5.
Alat pengukur waktu stop watch merek Chronograph Digital Stopwatch 6. Syringe spuit 3 ml, 5 ml, 10 ml.
7. Alat monitor non invasif otomatik tekanan darah, frekuensi nadi, EKG, dan saturasi oksigen dengan monitor merk Dash 5000.
Universitas Sumatera Utara
57
8. Alat
–alat steril untuk anestesi spinal 9.
Laringoskop set dan face mask sungkup ukuran dewasa dengan alat Endotracheal tube ETT no : 7, dan 6,5 .
10. Laringoskop set Laringoskop set dan face mask sungkup ukuran bayi dengan alat Endotracheal tube ETT no : 2,5.
11. Oksigen nasal kanul ukuran dewasa 12. Kassa steril, sarung tangan steril.
13. Bantal
3.5.2 Bahan
1. Ringer laktat 500 ml. 2. Obat Anestetika Lokal: Bupivakain 0,5 Hiperbarik Marcain
®
0,5 Hiperbarik, Astra Zeneca.
3. Fentanil Fentanyl
®
, Janssen Pharmaceutica. 4. Meperidin Pethidine
®
, Kimia Farma 5. Bahan-bahan untuk tindakan aseptik dan antiseptik: betadin, alkohol 70
6. Ondansentron Ondansentron
®
, Kimia Farma 7. Obat
– obat emergensi : epinefrin, sulfas atropin, efedrin, aminofilin, dan deksametason
3.5.3 Cara Kerja