41
muntah serta “chemoreceptor trigger zone” . Strategi untuk mencegah dan
mengobati mual dan muntah yaitu dengan pemberian obat antiserotonergik misalnya ondansentron atau granisetron maupun antidopaminergik misalnya
metoklopramid atau droperidol, obat golongan antihistamin dan deksametason juga efektif sebaga anti- muntah. Selain profilaksis obat anti mual dan muntah
intraoperatif perlunya pencegahan maupun penanganan hipotensi. Pemberian efedrin secepatnya pada keadaan hipotensi juga bermanfaat untuk menurunkan
kejadian mual dan muntah.
2.5.3.3 Depresi Pernafasan
Efek samping depresi pernafasan yang terjadi saat pemberian neuraksial opioid telah diteliti lebih kecil bila dibandingkan dengan pemberian intravena.
Efek samping depresi pernafasan adalah masalah paling serius yang terjadi pada penggunaan opioid epidural maupun intratekal sejak pertama kali digunakan, yang
timbul dalam beberapa menit atau beberapa jam setelah pemakaian opioid dan dapat terjadi pada morfin ataupun opioid yang larut dalam lemak.
Depresi pernafasan dapat terjadi oleh karena ambilan opioid lipofilik oleh pleksus vena subarakhnoid dan epidural serta transport yang cepat melalui
sirkulasi sistemik ke pusat pernafasan di batang otak. Depresi nafas umumnya berhubungan dengan usia tua, adanya penyakit paru, penambahan narkotik
sistemik, pemberian epidural toraks, dosis besar atau pasien dengan toleransi terhadapa opioid yang rendah.
Menurut survey di Eopa, sekitar 70 responden mengatakan bahwa pemberian opioid secara neuraksial di bangsal rawat bedah adalah aman, selama
pasien digolongkan dengan PS ASA I-II. Tetapi 60 menyatakan harus dilakukan pemantauan terhadap pasien-pasien seperti itu di bangsal. Tingkat keamanan pada
pasien akan meningkat jika dilakukan pemantauan oleh tenaga medis terlatih di bangsal rawat, terdapat pedoman tertulis untuk keadaan gawat darurat, seleksi
pasien yang baik, dosis opioid yang rasional, dan pemantauan frekuensi nafas dan tingkat sedasi setiap jamnya. Untuk opioid hidrofilik, khususnya, periode
observasi rutin dianjurkan sampai 12 jam setelah penyuntikan opioid sedangkan
Universitas Sumatera Utara
42
opioid lipofilik periode observasi diturunkan menjadi 4-6 jam setelah penyuntikan. Pasien obstetrik sedikit yang mengalami depresi pernafasan,
mungkin disebabkan oleh meningkatnya stimulasi dari pernafasan oleh progesteron.
Gambar 13. Efek Samping Penggunaan Opioid
21
2.6 Fentanil