maupun negatif. Jika kita mempunyai nilai rasa, maka dikatakan tidak memiliki konotasi. Tetapi dapat juga disebut berkonotasi negatif netral Sobur, 2003:264.
Meskipun berbeda, kedua makna tersebut ditentukan oleh konteks. Makna yang pertama, makna denotatif, berkaitan dengan sosok acuan. Konteks dalam hal
ini untuk memecahkan masalah polisemi. Sedangkan pada makna konotatif, konteks mendukung munculnya makna yang subjektif. Sedangkan konotasi adalah
aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara dan pendengar. Konotasi
membuka kemungkinan interpretasi yang luas. Secara umum bukan bahasa, konotasi berkaitan dengan pengalaman pribadi atau masyarakat penuturnya yang
bereaksi dan memberi makna konotasi emotif misalnya halus, kasatidak sopan, peyoratif, akrab, kanak-kanak, menyenangkan, menakutkan, bahaya, tenang, dan
sebagainya.
3. Paradigma dan Sintagmatik
a. Paradigma
Barthes adalah seorang pengikut Saussure. Dari jalur Saussurean, membaca dan menstrukturkan teks dapat dilakukan dalam dua langkah, yaitu
sintagmatik dan paradigmatik. Analisis sintagmatik melihat teks sebagai suatu rangkaian dari satuan ruang dan waktu yang membentuk teks. Pada tingkat
selanjutnya, pemaknaan berikutnya dilakukan secara paradigmatik. Setiap tanda berada dalam kodenya sebagai bagian dari suatu paradigma, suatu ralasi in
absentia yang mengabaikan tanda tersebut dengan tanda-tanda lain Sunarto dan
Hermawan, 2011:240. Paradigmatik paradigms merupakan sebuah istilah teknis untuk
menggambarkan bahwa sebuah tanda itu bermakna dalam hubungannya dengan tanda lainnya Danesi, 2010:46. Paradigma adalah satu rangkaian set di mana
sebuah pilihan dibuat dan hanya satu unit dari satu set rangkaian tanda tersebut yang mungkin dipilih. Contoh yang sederhana adalah huruf-huruf dalam alfabet.
Alfabet membentuk paradigma untuk bahasa tulis dan menggambarkan dua karakteristik dasar dari paradigma yaitu Fiske, 2012:93-94:
Universitas Sumatera Utara
1. Satu unit dalam paradigma harus memiliki satu kesamaan artinya
mereka harus berbagi karakteristik yang menentukan keanggotaan mereka pada sebuah paradigma. Kita harus tahu bahwa M adalah
sebuah huruf dan oleh sebab itu merupakan anggota dari paradigma alfabet. Kita juga secara seimbang mengenali bahwa 5 dan + bukan
merupakan alfabet. 2.
Masing-masing unit dalam sebuah paradigma harus secara jelas berbeda dengan unit-unit yang lain. Kita harus bisa membedakan satu
tanda dengan tanda-tanda yang lain terkait dengan signifier dan signified
mereka miliki. Alat yang kita gunakan untuk membedakan satu penanda dengan yang lain disebut fitur pembedadistingtif dari
sebuah tanda. Setiap kali kita berkomunikasi kita harus memilih tanda-tanda sebuah
paradigma. Kata-kata adalah sebuah paradigma kumpulan kata vocabulary bahasa Inggris adalah bagian dari paradigma. Kata-kata juga dikategorikan ke
dalam paradigma yang lebih spesifik: paradigma tata bahasa, seperti kata benda atau kata kerja; paradigma penggunaan-bahasa bayi, bahasa hukum, perbincangan
romantis, umpatan maskulin; ataupun paradigma suara-tiga istilah dari Saussure untuk menganalisis tanda yang membentuk paradigma dan sering kali digunakan
yakni Sn, Sr, Sd. S di sini secara konvensi mengindikasikan paradigma dan –n, -r, -d, merupakan fitur pembeda yang mengidentifikasikan unit-unit dalam
paradigma Fiske, 2012:94. Contoh lain dari paradigma adalah cara mengganti sorotan kamera di televisi diantaranya potong cut, menghilang fade, melembut
dissolve, hapus wipe, dan sebagainya; gaya kursi yang kita gunakan di ruang tamu; hingga tipe mobil yang kita kendarai. Semua itu melibatkan pilihan-pilihan
paradigmatik, dan makna dari unit yang kita pilih sangat ditentukan oleh makna dari unit-unit yang tidak kita pilih. Dimana kita dapat menyimpulkan dengan
mengatakan di mana ada pilihan di situ ada makna, dan makna dari yang dipilih ditentukan oleh makna yang tidak terpilih Fiske, 2012:95.
Universitas Sumatera Utara
b. Sintagmatik