Sudut Pandang Kamera Format Shot

Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.

b. Sudut Pandang Kamera

Arah pandang kamera terhadap subjek tidak kalah penting di dalam memainkan emosi penonton. Biasanya titik acuan sudut pandang kamera adalah mata subjektalent atau garis horison jika subjek adalah pemandanganlokasi. Sudut pandang kamera terdiri dari Brata, 2007:35-36 : 1. Frog eye, jenis shot ini merupakan sudut rekam yang rendah. Sudut pandang ini disebut juga low level shoot, menghasilkan kesan keangkuhan, keagungan, ketegaran dan kekokohan. Biasanya terjadi distorsi perspektif berupa pengecilan ukuran subjek pada bagian atas. 2. Eye level, jenis shot ini menggunakan sudut rekam yang sama tinggi dengan mata subjektalent. Atau, letak horison relatif di tengah bidang shoot. Sering disebut dengan normal shot. 3. Eagle aye, jenis shot ini menggunakan sudut rekam yang tinggi high level shot , biasanya digunakan untuk mendeskripsikan posisi subjek yang berada dalam kelompok atau pada suatu lokasi. 4. Slanted, jenis shot ini merupakan perekaman dengan sudut tidak frontal dari depan atau frontal dari samping objek, melainkan dari sudut 45 derajat dari objek, sehingga objek yang lain masuk ke dalam bingkai rekam. 5. Over shoulder, jenis shot ini merupakan versi close-up dari slanted shot sehingga seakan-akan objek lain di shoot dari bahu objek utama.

c. Format Shot

Format shot berkaitan erat dengan panjang titik api lensa. Titik api pendek akan memberikan cakupan bidang rekam yang luas serta ruang tajam yang luas latar belakang ikut fokus, sedang titik api panjang tele akan memberikan cakupan bidang rekam yang lebih sempit ketat serta ruang tajam yang sempit Universitas Sumatera Utara latar belakang yang relatif kabur. Berikut berberapa bentuk format shot Brata, 2007:38-41: 1. Estabilish shot, jenis shot ini memperlihatkan keseluruhan lingkungan tempat adegan terjadi. Biasanya berupa panorama lingkungan tempat hidup tokoh cerita. 2. Long shot LS atau full shot, jenis shot ini menghasilkan rekaman yang mencakup keseluruhan bagian tubuh subjek. 3. Medium long shot MLS atau Medium full shot, jenis shot ini memperlihatkan batas bawah bingkai gambar memotong bagian bawah objek, misalnya tungkai bawah subjek. 4. Medium shot MS atau Half total, jenis shot ini memperlihatkan batas bawah bingkai gambar memotong pinggang subjek. 5. Close-up shot CU, shot ini memperlihatkan batas bawah bingkai gambar berada antara dada dan dagu subjek. 6. Big Close-up Shot, jenis ini memperlihatkan batas bawah bingkai gambar memotong tepat dibawah dagu subjek. 7. Extreme Close-up Shot ECU, jenis shot ini memperlihatkan hanya satu bagian wajah subjek, misalnya mata tampil memenuhi bingkai gambar. 8. One Shot 1S, Pengambilan gambar satu objek. 9. Two Shot 2S, Pengambilan gambar dua orang. 10. Three Shot 3S, Pengambilan gambar tiga orang. 11. Group Shot GS, Pengambilan gambar sekelompok orang. d. Visual Effect Visual effect Visual effect terdiri dari Brata, 2007:135-167 - Picture in picture : efek visual ini bermanfaat untuk menampilkan beberapa adegan yang berlangsung bersamaan dalam berberapa jendela pandang. Contoh, menampilkan orang yang sedang menelopan dan lawan bicaranya. - Slow motion : menghasilkan kesan dramatis dan mendebarkan - Sketch to realistic : memberi efek pada ceritaadegan tampilan diawali dengan gambar gaya komik, lalu lambat laun berubah menjadi tampilan Universitas Sumatera Utara ralistik. Atau sebaliknya, pada akhir cerita perlahan-lahan tampilan berubah dari realistik menjadi gambar komik. - Video mask : cara kerja effek ini adalah dengan menyembunyikan bagia tertentu pada klip sehingga seakan-akan klip tersebut “bolong”. Efek ini dimanfaatkan misalnya untuk membuat efek halusinasi, bayangan di cakrawala, atau efek bayangan mimpilamunan. - Green screen : efek ini dapat dilihat dalam film-film Hollywood yang menampilkan sang lakon beraksi dilokasi berbahaya, atau meloncat dari ledakan bom. Dimana aktor berakting di depan layar berwarna hijau atau biru. Nantinya, warna hijau atau biru akan di seleksi dengan klip video tentang lokasi berbahaya.

e. Teknis Editing

Dokumen yang terkait

Representasi Budaya Dalam Iklan (Analisis Semiotika Pada Iklan Mie Sedaap Versi “Ayamku" di Televisi)

25 311 89

Maskulinitas dalam Iklan Televisi (Analisis Semiotika Maskulinitas Dalam Iklan Televisi Gudang Garam Merah Versi “The Cafe”)

8 98 110

Gambaran Persaingan Dalam Iklan Televisi Kartu Seluler XL Dan AS (Studi Analisis Semiotika tentang Persaingan dalam Iklan Televisi Kartu Seluler XL versi “Sule – Baim” dan AS versi “Sule – Cek 123”)

1 35 132

MAKNA PEREMPUAN DALAM IKLAN ICE CREAM ( Analisis Semiotik Iklan “Ice Cream Walls Magnum”)

5 25 53

DEKONSTRUKSI KONSEP – KONSEP KREATIF DALAM IKLAN SHAMPO ( KAJIAN SEMIOTIKA PADA IKLAN SUNSILK VERSI BELANJA DI SUPERMARKET YANG DITAYANGKAN DI TELEVISI )

2 19 2

“HEDONISME DALAM IKLAN” Hedonisme Dalam Iklan ( Studi Semiotika Konstruksi Tanda Hedonisme dalam Iklan TV Rokok Clas Mild Versi is Today ).

0 1 14

PENDAHULUAN Hedonisme Dalam Iklan ( Studi Semiotika Konstruksi Tanda Hedonisme dalam Iklan TV Rokok Clas Mild Versi is Today ).

0 2 33

“HEDONISME DALAM IKLAN” Hedonisme Dalam Iklan ( Studi Semiotika Konstruksi Tanda Hedonisme dalam Iklan TV Rokok Clas Mild Versi is Today ).

1 3 15

PEMAKNAAN IKLAN AXIS DI TELEVISI ( Analisis Semiotika Iklan AXIS versi “Budi handuk dalam persidangan ngaku-ngaku murah” di Televisi).

8 16 94

GAYA HIDUP HEDONISME DALAM IKLAN TELEVISI (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Iklan Magnum Versi Pink and Black dan Magnum Indonesia Versi Raisa Hangout) - FISIP Untirta Repository

0 3 167