Analisis Leksia Kode Pembacaan

3.6. Teknik Analisis Data

Sebagaimana menganalisis realitas sosial media massa, analisis semiotika juga menganalisis tidak sekedar realitas media massa akan tetapi konteks realitas pada umumnya. Semiotik sebagai suatu model komunikasi yang memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan ‘tanda’. Dengan demikian, semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda Bungin, 2007:162. Penelitian ini menganalisis keseluruhan iklan televisi Ice Cream Magnum versi ‘Undian Berhadiah Wisata Belanja ke Lima Kota Besar di Dunia’, yang berdurasi 30 detik dan menghasilkan 8 scane yang dibagi ke dalam 28 gambar dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Setiap teksgambar dianalisis untuk mengetahui bagaimana iklan tersebut di konstruksikan guna menjadi sebuah objektifikasi di masyarakat. Kemudian menganalisis apa makna yang tersimpan dari setiap tanda yang terkandung dalam teks, dan mitos apa saja yang dikembangkan dari teks tersebut dalam kaitannya dengan hedonisme.

3.6.1. Analisis Leksia

Leksia dipilih dan ditentukan berdasarkan pada kebutuhan pemaknaan yang akan dilakukan. Oleh karena itu, leksia dalam narasi bahasa bisa didasarkan pada kata, frasa, klausa, ataupun kalimat. Sedangkan pada gambar, leksia biasanya didasarkan pada satuan tanda-tanda gambar yang dianggap penting dalam pemaknaan.

3.6.2. Kode Pembacaan

Bagi Roland Barthes, di dalam teks beroperasi lima kode pokok five major code yang di dalamnya terdapat penanda teks leksia. Lima kode yang ditinjau Barthes yaitu : 1. Kode hermeneutika, atau sering disebut dengan kode teka teki. Kode ini melihat tanda-tanda dalam suatu teks yang menimbulkan pertanyaan. Berfungsi untuk mengartikulasikan persoalan yang terdapat dalam teks. Misalnya : “Mengapa perempuan menjadi aktor dalam iklan tersebut?” Universitas Sumatera Utara 2. Kode proairetik, yaitu kode tindakan yang membaca akibat atau dampak dari suatu tindakan dalam teks. Analisis pada kode ini menghasilkan makna denotasi I, yaitu pada level teks Misalnya : “Sosok perempuan dalam iklan tersebut menandakan bahwasanya perempuan sangat menyenangkan dan menghibur. 3. Kode simbolik, merupakan aspek pengkodean yang gampang dikenali karena berulang-ulang muncul dalam teks. Kode pembacaan ini menghasilkan makna konotasi I, yaitu makna konotasi dalam level teks. Misalnya : Dalam salah satu scane yang dianalisis, terdapat perempuan yang sedang berjalan sambil melihat dan menyentuh berbagai macam pakaian, kosmetik, aksesoris hingga perhiasan dengan merek terkenal. Ini merupakan gambaran bahwasanya setiap perempuan menginginkan pakaian, kosmetik, aksesoris hingga perhiasan mewah dengan merek terkenal guna melengkapi penampilan dan menutupi kekurangannya fisiknya. Sebagai contoh penggunaan kosmetik lipstik bagi perempuan guna memberi warna pada bibir dan menutupi kekurangan akan warna kusam pada bibir. 4. Kode kultural, yaitu kode yang telah dikenali dan bersumber pada pengalaman-pengalaman manusia. Kode ini menghasilkan makna denotasi II. Analisis bekerja pada level konteks. Misalnya : sosok perempuan yang ditampilkan dalam iklan menggambarkan perempuan berkulit putih, berambut pirang, berpakaian dengan bagian dada dan paha sedikit terbuka, serta menggunakan berbagai perhiasan dan aksesoris. Keseluruhan penampilannya dikenali sebagai gaya kebarat-baratan dan tidak sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia. Hal ini menandakan adanya pengaruh budaya lain yang ingin disampaikan. 5. Kode semik, yaitu kode yang berasal dari isyarat, petunjuk, atau kilasan makna yang ditimbulkan oleh penanda tertentu. Kode ini menghasilkan makna konotasi II, yaitu pada level konteks. Universitas Sumatera Utara Misalnya : Perempuan yang ditampilkan dalam iklan tersebut memiliki kriterian kesempurnaan fisik yang dibentuk masyarakat, seperti perempuan berkulit putih dan mulus, tinggi, langsing, hidung mancung, dan lain-lain. Hal ini menandakan adanya mitos akan kecantikan yang terkandung dalam iklan tersebut. Universitas Sumatera Utara 4.1. Hasil 4.1.1.

Dokumen yang terkait

Representasi Budaya Dalam Iklan (Analisis Semiotika Pada Iklan Mie Sedaap Versi “Ayamku" di Televisi)

25 311 89

Maskulinitas dalam Iklan Televisi (Analisis Semiotika Maskulinitas Dalam Iklan Televisi Gudang Garam Merah Versi “The Cafe”)

8 98 110

Gambaran Persaingan Dalam Iklan Televisi Kartu Seluler XL Dan AS (Studi Analisis Semiotika tentang Persaingan dalam Iklan Televisi Kartu Seluler XL versi “Sule – Baim” dan AS versi “Sule – Cek 123”)

1 35 132

MAKNA PEREMPUAN DALAM IKLAN ICE CREAM ( Analisis Semiotik Iklan “Ice Cream Walls Magnum”)

5 25 53

DEKONSTRUKSI KONSEP – KONSEP KREATIF DALAM IKLAN SHAMPO ( KAJIAN SEMIOTIKA PADA IKLAN SUNSILK VERSI BELANJA DI SUPERMARKET YANG DITAYANGKAN DI TELEVISI )

2 19 2

“HEDONISME DALAM IKLAN” Hedonisme Dalam Iklan ( Studi Semiotika Konstruksi Tanda Hedonisme dalam Iklan TV Rokok Clas Mild Versi is Today ).

0 1 14

PENDAHULUAN Hedonisme Dalam Iklan ( Studi Semiotika Konstruksi Tanda Hedonisme dalam Iklan TV Rokok Clas Mild Versi is Today ).

0 2 33

“HEDONISME DALAM IKLAN” Hedonisme Dalam Iklan ( Studi Semiotika Konstruksi Tanda Hedonisme dalam Iklan TV Rokok Clas Mild Versi is Today ).

1 3 15

PEMAKNAAN IKLAN AXIS DI TELEVISI ( Analisis Semiotika Iklan AXIS versi “Budi handuk dalam persidangan ngaku-ngaku murah” di Televisi).

8 16 94

GAYA HIDUP HEDONISME DALAM IKLAN TELEVISI (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Iklan Magnum Versi Pink and Black dan Magnum Indonesia Versi Raisa Hangout) - FISIP Untirta Repository

0 3 167