Perumusan Masalah Manfaat Penelitian

xlvi mengalami banyak kesulitan, karena para pemangku kegiatan O dan P di lapangan mayoritas di bawah pembinaan Pemerintah Kabupaten, sehingga penanganan O dan P kurang tepat sasaran. Melalui pengaturan kewenangan diatas ternyata masih banyak kendala dalam pengelolaan irigasi, karena Pemerintah Pusat kurang memiliki tenaga yang cukup untuk melakukan pengelolaan irigasi, demikian juga Pemerintah Provinsi, sedangkan disisi lain pelaksanaan pembinaan teknis P3A kewenangannya berada pada Pemerintah KabupatenKota, kemudian penyediaan dana untuk kegiatan pengelolaan irigasi oleh Pemerintah KabupatenKota dan P3A kurang memadahi, sehingga banyak prasarana irigasi yang kurang berfungsi, maka guna mewujudkan fungsi irigasi yang optimal di perlukan kearifan lokal berupa kemandirian P3A dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan irigasi. Pada saat ini implementasi dari Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Daerah tentang irigasi belum mampu mengatasi pengelolaan irigasi di lapangan dengan tepat, dan tingkat kerusakan maupun konflik pelayanan air irigasi masih sulit untuk diatasi. Prinsip model pengelolaan irigasi mengutamakan kepentingan masyarakat dan menempatkan P3A sebagai pengambil keputusan dan pelaku utama pengelolaan air irigasi yang menjadi tanggung jawabnya PP77, maka model pengelolaan irigasi yang sudah ada belum pernah di dilakukan penelitian dengan menggunakan perilaku masyarakat faktor sosial dengan beberapa indikator-indikator sebagai variabel exogen yang mempengaruhi hubungan pada variabel endogen teknis.

1.3. Perumusan Masalah

xlvii Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang terkait dengan pengelolaan irigasi pada Daerah Irigasi DI lintas provinsi, kabupaten dan dalam satu wilayah kabupaten, maka rumusan-rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut : 1 Bagaimana korelasi pengaruh Perilaku Masyarakat PM terhadap PPI, KFJ, PAI dan PJI ? 2 Bagaimana mengidentifikasi hubungan nilai korelasi antara variabel laten konstruk dengan variabel manifest indikator untuk penerapan Peraturan PemerintahPerda tentang irigasi dan Peraturan Adat Istiadat setempat ? 3 Bagaimana pengaruh Perilaku Masyarakat terhadap Peraturan PemerintahPerda tentang irigasi dan Peraturan Adat Istiadat setempat ? 4 Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada variabel eksogen dan variabel endogen terhadap Peraturan PemerintahPerda tentang irigasi dan Peraturan Adat Istiadat setempat ? 5 Sejauh mana hubungan variabel laten pengelolaan irigasi terhadap pelaksanaan pengelolaan irigasi pada pelayanan air, kondisi fisik, partisipasi dan jaringan irigasi?

1.4. Maksud dan

Tujuan Penelitian

1.4.1. Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini untuk membuat model dalam rangka menganalisis dan mengevaluasi sistem pengelolaan irigasi guna merumuskan kebijakan pengelolaan Daerah Irigasi DI dalam mendukung produktivitas lahan guna meningkatkan produksi pertanian, ketahanan xlviii pangan nasional, dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani, yang diwujudkan dengan mempertahankan keberlanjutan sistem irigasi melalui peran serta Pemerintah Daerah, Lembaga Pengelola Irigasi LPI dan P3A dengan pemberdayaan masyarakat Petani guna mengoptimalkan potensisumber yang ada serta berorientasi dan berbasis pada inovasi lokal.

1.4.2. Tujuan Penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis model pengelolaan irigasi memperhatikan kearifan lokal antara lain: 1 Mengidentifikasi korelasi Perilaku Masyarakat PM terhadap Pelayanan Air Irigasi PAI, Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ, Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI, Pengelolaan Jaringan Irigasi PJI. 2 Mengidentifikasi hubungan Peraturan PemerintahPerda tentang irigasi dan Peraturan Adat Istiadat setempat terhadap variabel laten konstruk dan variabel manifest indikator. 3 Mengidentifikasi pengaruh gambaran ketaatan pemberlakuan Peraturan PemerintahPerda tentang irigasi dan Peraturan Adat Istiadat setempat . 4 Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh antara Peraturan PemerintahPerda tentang irigasi dan Peraturan Adat Istiadat setempat terhadap variabel eksogen dan variabel endogen. 5 Menganalisis pengaruh hubungan PM, PAI, KFJ, PPI, dan PJI secara simultan terhadap pelaksanaan pengelolaan irigasi pada pelayanan air, kondisi fisik, partisipasi dan jaringan irigasi. xlix

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat secara teoritis yang di peroleh dari hasil penelitian model pengelolaan irigasi memperhatikan kearifan lokal antara lain: a Peningkatan pemahaman akan pentingnya fungsi prasarana bangunan irigasi bagi petani dalam meningkatkan hasil produksi pertanian dan kesejahteraan masyarakat petani. b Peningkatan kesadaran perilaku petani dalam menggunakan air irigasi untuk mengairi sawahnya, sehingga penggunaan airnya menjadi efisien dan efektif serta dapat di laksanakan secara optimal. c Pemahaman terhadap hasil analisis besarnya tingkat pengaruh nilai koefisien regresi langsung maupun tidak langsung antar variabel-variabel konstruk dalam pelaksanaan pengelolaan jaringan irigasi. d Dengan memahami proses pembuatan model pengelolaan irigasi memperhatikan kearifan lokal, maka dapat di jadikan sebagai pedoman bagi para pemangku kebijakan pengelola irigasi yang dapat di kaitkan dengan sistim pengendalian pengelolaan irigasi di lapangan. Manfaat dalam masyarakat dan praktisi yang di di peroleh dari hasil penelitian model pengelolaan irigasi memperhatikan kearifan lokal antara lain: a Sebagai pedoman teknis dalam melaksanakan pengelolaan irigasi dan dapat dipakai sebagai acuan dalam memonitor dan mengevaluasi secara periodik pembagian air irigasi dilapangan. l b Sebagai pedoman kebijakan dalam mengevaluasi kinerja dan pengamanan prasarana dalam penyeragaman pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. c Sebagai pedoman kebijakan bagi pemerintah pusat dan daerah dalam mengevaluasi kualitas pelayanan pengelolaan irigasi dan mengidentifikasi kebutuhan dana operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. d Memberikan suatu bahan telaahan cara pengelolaan irigasi yang efektif dan efisien, sehingga tingkat konflik pengaturan air dapat di reda, sehingga di peroleh model pembagian air irigasi yang dapat di terima oleh semua pengguna air irigasi serta dapat berjalan dengan adil dan merata pada Daerah Irigasi.

1.6. Pembatasan Masalah