Variabel Dengan First Order

xxi e. Tersedianya dana operasi dan pemeliharaan irigasi yang memadai.

2.3.1.7 Variabel Dengan First Order

Dalam model refleksif indikator atau manifest dipandang variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten sesuai dengan teori pengukuran atau classical test theory, dan menurut Nunnaly 1967 pengukuran adalah melekat angka pada suatu obyek untuk menggambarkan kuantitas atribut dari obyek tersebut, oleh karena itu angka tadi harus menunjukkan pola inter – correlation agar dapat diterima sebagai pengukuran sehingga pada model indikator refleksif, indikator – indikator pada suatu konstruk variabel laten dipengaruhi oleh konsep yang sama. Menurut Fornell dan Bookstein 1982 bahwa konstruk perilaku masyarakat, pelayanan air irigasi, kondisi fisik jaringan irigasi, partisipasi pengelolaan irigasi, pengelolaan jaringan irigasi umumnya dipandang sebagai faktor yang menimbulkan sesuatu yang kita amati, sehingga indikatornya bersifat refleksif, maka dengan demikian semua variabel laten pada penelitian ini mempengaruhi variabel manifest indikator, dan 5 lima indikator untuk masing – masing variabel konstruk sebagai berikut : 1. Variabel Perilaku Masyarakat PM a. Peranan masyarakat mengawasi pengambilan air irigasi pada saluran primer sekunder diluar sistem ilegal pada musim kemarau : 1 Baik Sekali = 90 debit terkendali xxii 2 Baik = 80 debit terkendali 3 Cukup = 60 debit terkendali 4 Buruk = 30 debit terkendali 5 Buruk Sekali = 10 debit terkendali b. Kepatuhan terhadap SK Bupati tentang pola tanam : 1 Baik Sekali = 90 dilaksanakan sesuai ketentuan 2 Baik = 80 dilaksanakan sesuai ketentuan 3 Cukup = 60 dilaksanakan sesuai ketentuan 4 Buruk = 30 dilaksanakan sesuai ketentuan 5 Buruk Sekali= 10 dilaksanakan sesuai ketentuan c. Kedisiplinan menjaga pola operasi tinggi bukaan pintu pada saluran primer, sekunder dan penyerahan di perbatasan pada musim kemarau : 1 Baik Sekali = 90 mentaati pola operasi pintu 2 Baik = 80 mentaati pola operasi pintu 3 Cukup = 60 mentaati pola operasi pintu 4 Buruk = 30 mentaati pola operasi pintu 5 Buruk Sekali= 10 mentaati pola operasi pintu d. Kepatuhan para Petani dalam membayar IPAIR : 1 Baik Sekali = 90 pembayaran IPAIR setiap panen 2 Baik = 80 pembayaran IPAIR setiap panen 3 Cukup = 60 pembayaran IPAIR setiap panen 4 Buruk = 30 pembayaran IPAIR setiap panen 5 Buruk Sekali= 10 pembayaran IPAIR setiap panen e. Kepedulian penggunaan air irigasi pada bagian hulu, tengah dan hilir di musim kemarau: xxiii 1 Baik Sekali = 90 luas daerah irigasi terairi 2 Baik = 80 luas daerah irigasi terairi 3 Cukup = 60 luas daerah irigasi terairi 4 Buruk = 30 luas daerah irigasi terairi 5 Buruk Sekali= 10 luas daerah irigasi terairi 2. Variabel Pelayanan Air Irigasi PAI a. Penyusunan rencana pola operasi air irigasi di musim kemarau : 1 Baik Sekali = 90 kebutuhan airnya terpenuhi 2 Baik = 80 kebutuhan airnya terpenuhi 3 Cukup = 60 kebutuhan airnya terpenuhi 4 Buruk = 30 kebutuhan airnya terpenuhi 5 Buruk Sekali= 10 kebutuhan airnya terpenuhi b. Disribusi air pada saluran primer dan sekunder di musim kemarau : 1 Baik Sekali = 90 air tersalurkan pada daerah irigasi 2 Baik = 80 air tersalurkan pada daerah irigasi 3 Cukup = 60 air tersalurkan pada daerah irigasi 4 Buruk = 30 air tersalurkan pada daerah irigasi 5 Buruk Sekali= 10 air tersalurkan pada daerah irigasi c. Pemberian air irigasi dari saluran tersier ke petak-petak sawah di musim kemarau : 1 Baik Sekali = 90 petak sawah terairi 2 Baik = 80 petak sawah terairi 3 Cukup = 60 petak sawah terairi 4 Buruk = 30 petak sawah terairi 5 Buruk Sekali= 10 petak sawah terairi xxiv d. Sistem giliran gilir giring pada saat ketersediaan air irigasi terbatas di musim kemarau : 1 Baik Sekali = 90 masyarakat pada daerah irigasi menyepakati 2 Baik = 80 masyarakat pada daerah irigasi menyepakati 3 Cukup = 60 masyarakat pada daerah irigasi menyepakati 4 Buruk = 30 masyarakat pada daerah irigasi menyepakati 5 Buruk Sekali= 10 masyarakat pada daerah irigasi menyepakati e. Penanganan keluhan dan konflik pengaturan air irigasi di lapangan : 1 Baik Sekali = 90 dapat teratasi permasalahannya 2 Baik = 80 dapat teratasi permasalahannya 3 Cukup = 60 dapat teratasi permasalahannya 4 Buruk = 30 dapat teratasi permasalahannya 5 Buruk Sekali= 10 dapat teratasi permasalahannya 3. Variabel Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ a. Penanganan kebocoran air pada saluran dan bangunan irigasi : 1 Baik Sekali = 90 berfungsi dengan baik dan air mengalir sesuai debit air rencana operasi 2 Baik = 80 berfungsi dengan baik dan air mengalir sesuai debit air rencana operasi xxv 3 Cukup = 60 berfungsi dan air mengalir kurang sesuai debit air rencana operasi 4 Buruk = 30 berfungsi dan air mengalir tidak sesuai debit air rencana operasi 5 Buruk Sekali = 10 berfungsi dan air mengalir sangat tidak sesuai debit air rencana operasi b. Pengamanan saluran dan bangunan irigasi : 1 Baik Sekali = 90 terlindungi aman dan air mengalir sesuai debit air rencana operasi 2 Baik = 80 terlindungi aman dan air mengalir sesuai debit air rencana operasi 3 Cukup = 60 terlindungi aman dan air mengalir kurang sesuai debit air rencana operasi 4 Buruk = 30 terlindungi aman dan air mengalir tidak sesuai debit air rencana operasi 5 Buruk Sekali = 10 terlindungi aman dan air mengalir sangat tidak sesuai debit air rencana operasi c. Pemeliharaan fisik jaringan irigasi yang dilaksanakan : 1 Baik Sekali = 90 terpelihara dengan baik dan air mengalir sesuai debit air rencana operasi 2 Baik = 80 terpelihara dengan baik dan air mengalir sesuai debit air rencana operasi 3 Cukup = 60 terpelihara dan air mengalir kurang sesuai debit air rencana operasi 4 Buruk = 30 terpelihara dan air mengalir tidak sesuai debit air rencana operasi xxvi 5 Buruk Sekali = 10 terpelihara dan air mengalir sangat tidak sesuai debit air rencana operasi d. Fungsi saluran dan bangunan irigasi : 1 Baik Sekali = 90 berfungsi dengan baik dan air mengalir sesuai debit air rencana operasi 2 Baik = 80 berfungsi dengan baik dan air mengalir sesuai debit air rencana operasi 3 Cukup = 60 berfungsi dan air mengalir kurang sesuai debit air rencana operasi 4 Buruk = 30 berfungsi dan air mengalir tidak sesuai debit air rencana operasi 5 Buruk Sekali = 10 berfungsi dan air mengalir sangat tidak sesuai debit air rencana operasi e. Pemeriksaan rutin pada saluran dan bangunan irigasi : 1 Baik Sekali = Setengah Bulan Sekali 2 Baik = Satu Bulan Sekali 3 Cukup = Tiga Bulan Sekali 4 Buruk = Enam Bulan Sekali 5 Buruk Sekali = Satu Tahun Sekali 4. Variabel Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI a. Pelaksanaan operasi jaringan irigasi : 1 Baik Sekali = 90 masyarakat terlibat dalam kegiatan 2 Baik = 80 masyarakat terlibat dalam kegiatan xxvii 3 Cukup = 60 masyarakat terlibat dalam kegiatan 4 Buruk = 30 masyarakat terlibat dalam kegiatan 5 Buruk Sekali = 10 masyarakat terlibat dalam kegiatan b. Pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi : 1 Baik Sekali = 90 masyarakat terlibat dalam kegiatan 2 Baik = 80 masyarakat terlibat dalam kegiatan 3 Cukup = 60 masyarakat terlibat dalam kegiatan 4 Buruk = 30 masyarakat terlibat dalam kegiatan 5 Buruk Sekali = 10 masyarakat terlibat dalam kegiatan c. Pelaksanaan pembangunan jaringan irigasi : 1 Baik Sekali = 90 masyarakat terlibat dalam kegiatan 2 Baik = 80 masyarakat terlibat dalam kegiatan 3 Cukup = 60 masyarakat terlibat dalam kegiatan 4 Buruk = 30 masyarakat terlibat dalam kegiatan 5 Buruk Sekali= 10 masyarakat terlibat dalam kegiatan d. Pelaksanaan peningkatan dan pengembangan jaringan irigasi : 1 Baik Sekali = 90 masyarakat terlibat dalam kegiatan 2 Baik = 80 masyarakat terlibat dalam kegiatan 3 Cukup = 60 masyarakat terlibat dalam kegiatan 4 Buruk = 30 masyarakat terlibat dalam kegiatan 5 Buruk Sekali = 10 masyarakat terlibat dalam kegiatan e. Pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi: 1 Baik Sekali = 90 masyarakat terlibat dalam kegiatan 2 Baik = 80 masyarakat terlibat dalam kegiatan 3 Cukup = 60 masyarakat terlibat dalam kegiatan 4 Buruk = 30 masyarakat terlibat dalam kegiatan xxviii 5 Buruk Sekali= 10 masyarakat terlibat dalam kegiatan 5. Variabel Pengelolaan Jaringan Irigasi PJI a. Kepedulian Masyarakat dalam pengelolaan irigasi : 1 Baik Sekali = 90 merasa memilikibertanggung jawab 2 Baik = 80 merasa memilikibertanggung jawab 3 Cukup = 60 merasa memilikibertanggung jawab 4 Buruk = 30 merasa memilikibertanggung jawab 5 Buruk Sekali= 10 merasa memilikibertanggung jawab b. Profesionalitas tenaga pengelola irigasi: 1 Baik Sekali = 90 tenaganya terdidik dan berpengalaman 2 Baik = 80 tenaganya terdidik dan berpengalaman 3 Cukup = 60 tenaganya terdidik dan berpengalaman 4 Buruk = 30 tenaganya terdidik dan berpengalaman 5 Buruk Sekali = 10 tenaganya terdidik dan berpengalaman c. Mempertahankan keberlanjutan sistem irigasi : 1 Baik Sekali = 90 daerah irigasi berfungsi dengan baik 2 Baik = 80 daerah irigasi berfungsi dengan baik 3 Cukup = 60 daerah irigasi berfungsi dengan baik 4 Buruk = 30 daerah irigasi berfungsi dengan baik 5 Buruk Sekali = 10 daerah irigasi berfungsi dengan baik xxix d. Kejelasan tugas pokok dan fungsi organisasi pengelolaan irigasi : 1 Baik Sekali = 90 programnya terealisasi dengan baik 2 Baik = 80 programnya terlaksana dengan baik 3 Cukup = 45 programnya terlaksana dengan baik 4 Buruk = 30 programnya terlaksana dengan baik 5 Buruk Sekali = 10 programnya terlaksana dengan baik e. Tersedianya dana operasi dan pemeliharaan irigasi yang memadai : 1 Baik Sekali = 90 dananya tersedia setiap tahun 2 Baik = 80 dananya tersedia setiap tahun 3 Buruk = 30 dananya tersedia setiap tahun 4 Buruk Sekali = 10 dananya tersedia setiap tahun

2.3.2 SWOT

Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan suatu strategi. Analisis pemecahan masalah adalah suatu pendekatan sistematis untuk menemukan penyebab dari suatu masalah. Menurut Suge dalam The Fith discipline: The Art and Practice of Learning Organization, 1980 menyebutkan ”The Greatest danger in Fines turbulance is not turbulance it self, It is to act wait yesterday’s logic”. Membuat keputusan untuk memilih alternatif strategi sebaiknya dilakukan setelah diketahui terlebih dahulu posisi untuk kondisi saat ini berada pada kuadran sebelah mana, sehingga strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling tepat karena sesuai dengan kondisi internal dan eksternal yang dimiliki.