xviii terhadap variabel laten dependent
R
2 included
: R-squares dari variabel laten Independent
R
2 excluded
: R-squares dari variabel laten dependent
R : Koefisien korelasi
2.3.1.6 Analisis Reliabilitas dan Validitas
Variabel atau disebut juga dengan konstruk dalam suatu penelitian kadangkala konstruk yang multi dimensi maka konstruk multi dimensi berarti
bahwa suatu variabel atau konstruk diukur dengan beberapa dimensi sedangkan untuk masing – masing dimensi diukur melalui beberapa
indikator – indikator sehingga pengukuran dimensi dengan faktor – faktornya disebut dengan first order konstruk, sedangkan pengukuran variabel dengan
dimensi – dimensinya disebut second order konstruk Imam Ghozali, 2006. Variabel konstruk dan manifest dalam penelitian ini didasarkan pada
pertimbangan nilai R- square, jika semakin banyak variabel konstruk yang dipilih maka cenderung akan berpengaruh terhadap besarnya nilai R-
square yang mengecil. Jadi nilai R-square kecil menunjukan bahwa hubungan antara variabel konstruk eksogen independen dengan variabel
konstruk endogen dependen memiliki nilai korelasi yang kecil. Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel konstruk independen kurang
berpengaruh terhadap variabel konstruk dependen. Dalam penelitian ini yang diharapkan variabel konstruk PM, PAI, KFJ, dan PPI berpengaruh
terhadap variabel konstruk PJI. Berdasarkan uji coba penyebaran kuesioner di Kabupaten Sragen dengan jumlah sampel responden sebanyak 60 orang
untuk 5 lima variabel konstruk dan 5 lima variabel manifest dengan alat analisis SEM, dihasilkan nilai R- square yang cukup tinggi.
xix Adapun alternatif 5 lima jawaban untuk observed variable variabel
manifestindikator yang dipakai dengan skala Likert’s Summated Ratings LSR sebagai berikut :
1 = Buruk sekali 2 = Buruk
3 = Cukup 4 = Baik
5 = Baik sekali Indikator – indikator yang dipergunakan dalam penelitian model
pengelolaan irigasi memperhatikan kearifan lokal terdapat 5 lima variabel konstruk sebagai berikut :
1. Perilaku masyarakat a. Peranan masyarakat mengawasi pengambilan air irigasi pada
saluran primersekunder diluar sistem ilegal pada musim kemarau.
b. Kepatuhan terhadap SK Bupati tentang pola tanam. c. Kedisiplinan menjaga pola operasi tinggi bukaan pintu pada
saluran primer, sekunder dan penyerahan diperbatasan pada musim kemarau.
d. Kepatuhan para Petani dalam membayar IPAIR. e. Kepedulian penggunaan air irigasi pada bagian hulu, tengah
dan hilir dimusim kemarau. 2. Pelayanan air irigasi
a. Penyusunan rencana pola operasi air irigasi dimusim kemarau. b. Distribusi air pada saluran primer dan sekunder dimusim
kemarau.
xx c. Pemberian air irigasi dari saluran tersier ke petak – petak sawah
dimusim kemarau. d. Sistem giliran gilir giring pada saat ketersediaan air irigasi
terbatas dimusim kemarau. e. Penanganan keluhan dan konflik pengaturan air irigasi
dilapangan
3. Kondisi fisik jaringan irigasi a. Penanganan kebocoran air pada saluran dan bangunan irigasi.
b. Pengamanan saluran dan bangunan irigasi. c. Pemeliharan fisik jaringan irigasi yang dilaksanakan.
d. Fungsi saluran dan bangunan irigasi. e. Pemeriksaan rutin pada saluran dan bangunan irigasi.
4. Partisipasi pengelolaan irigasi a. Pelaksanaan operasi jaringan irigasi.
b. Pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi. c. Pelaksanaan pembangunan jaringan irigasi.
d. Pelaksanaan peningkatan dan pengembangan jaringan irigasi. e. Pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi.
5. Pengelolaan jaringan irigasi a. Kepedulian masyarakat dalam pengelolaan irigasi.
b. Profesionalisme tenaga pengelola irigasi. c. Mempertahankan keberlanjutan sistem irigasi.
d. Kejelasan tugas pokok dan fungsi organisasi pengelolaan irigasi.
xxi e. Tersedianya dana operasi dan pemeliharaan irigasi yang
memadai.
2.3.1.7 Variabel Dengan First Order