Pengujian Struktual Hasil Analisis SEM

lv Berdasarkan hasil pada Tabel 4.27. menunjukkan bahwa composite reability kategori sangat tinggi karena nilai composite reabilitynya antara 0,80 – 1,00 sesuai yang dipersyaratkan dalam PLS maka dapat dikatakan bahwa semua konstruk reliable dapat memprediksi indikator dala bloknya.

4.6.4 Pengujian Struktual

inner model Model struktual inner model merupakan hubungan antara variabel laten yang satu dengan variabel laten yang lain. Pengujian ini kedalam model penelitian dengan melihat hasil R – square dan tingkat signifikansi masing – masing hubungan. Tabel 4.28. R – Square Pola I – 12 Provinsi R-square KFJ 0,570 PAI 0,648 PPI 0,439 PJI 0,656 PM Berdasarkan hasil Tabel 4.28. untuk melihat R – square dapat diperiksa seperti pada hasil output berikut : R – untuk square Pelayanan Air Irigasi sebesar 64,80 ; R – square untuk Kondisi Fisik Jaringan Irigasi sebesar 57,00 ; R – square untuk Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPIsebesar 43,90 ; R – square untuk pengelolaan jaringan irigasi sebesar 65,60 . lvi Sesuai dengan model penelitian, Pelayanan Air Irigasi dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM, Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ, Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI dan dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Pelayanan Air Irigasi PAI mampu menjelaskan Perilaku Masyarakat PM dan Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ sebesar 64,80 , sedangkan yang 35,20 dijelaskan oleh variabel lain. Kondisi Fisik Jaringan Irigasi dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM dan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI. Dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ, mampu mejelaskan Perilaku Masyarakat PM dan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI sebesar 57,00 , sedangkan yang 43,00 dijelaskan oleh variabel lain. Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM dan dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI mampu menjelaskan Perilaku Masyarakat PM sebesar 43,90 , sedangkan yang 56,10 dijelaskan oleh variabel lain. Pengelolaan Jaringan Irigasi PJI dipengaruhi oleh Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI, Kondisi Fisik Jaringan KFJ dan Pelayanan Air Irigasi PAI. Dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Pengelolaan Jaringan Irigasi PJI mampu menjelaskan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI, Kondisi Fisik Jaringan PJI dan Pelayanan Air Irigasi sebesar 65,60 , sedangkan yang 34,40 dijelaskan oleh variabel lainnya. lvii Tabel 4.29. R – Square Pola II - Murni Kearifan Lokal – Provinsi Sulawesi Tengah R-square PAI 0,383 PM R-square PPI 0,260 PJI 0,172 KFJ 0,023 Berdasarkan hasil Tabel 4.29. untuk melihat R – square dapat diperiksa seperti pada hasil output berikut : R – untuk square Pelayanan Air Irigasi sebesar 38,30 ; R – square untuk Kondisi Fisik Jaringan Irigasi sebesar 2,30 ; R – square untuk Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI sebesar 26,00 ; R – square untuk pengelolaan jaringan irigasi sebesar 17,20 . Sesuai dengan model penelitian, Pelayanan Air Irigasi dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM, Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ, Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI dan dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Pelayanan Air Irigasi PAI mampu menjelaskan Perilaku Masyarakat PM dan Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ sebesar 38,30 , sedangkan yang 61,70 dijelaskan oleh variabel lain. Kondisi Fisik Jaringan Irigasi dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM dan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI. Dari hasil lviii olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ, mampu menjelaskan Perilaku Masyarakat PM dan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI sebesar 2,30 , sedangkan yang 97,70 dijelaskan oleh variabel lain. Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM dan dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI mampu menjelaskan Perilaku Masyarakat PM sebesar 26,00 , sedangkan yang 74,00 dijelaskan oleh variabel lain. Pengelolaan Jaringan Irigasi PJI dipengaruhi oleh Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI, Kondisi Fisik Jaringan KFJ dan Pelayanan Air Irigasi PAI. Dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Pengelolaan Jaringan Irigasi PJI mampu menjelaskan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI, Kondisi Fisik Jaringan PJI dan Pelayanan Air Irigasi sebesar 17,20 , sedangkan yang 28,80 dijelaskan oleh variabel lainnya. Tabel 4.30. R – Square Pola III - Murni PP - Perda – Provinsi Banten, DKI,DIY, Papua, Kalsel R-square PAI 0,735 PM KFJ 0,729 PJI 0,585 PPI 0,529 lix Berdasarkan hasil Tabel 4.30. untuk melihat R – square dapat diperiksa seperti pada hasil output berikut : R – square untuk Pelayanan Air Irigasi sebesar 73,50 ; R – square untuk Kondisi Fisik Jaringan Irigasi sebesar 72,90 ; R – square untuk pengelolaan jaringan irigasi sebesar 58,50 ; R – square untuk Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPIsebesar 52,90 , Sesuai dengan model penelitian, Pelayanan Air Irigasi dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM, Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ, Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI dan dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Pelayanan Air Irigasi PAI mampu menjelaskan Perilaku Masyarakat PM dan Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ sebesar 73,50 , sedangkan yang 26,50 dijelaskan oleh variabel lain. Kondisi Fisik Jaringan Irigasi dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM dan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI. Dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ, mampu menjelaskan Perilaku Masyarakat PM dan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI sebesar 72,90 , sedangkan yang 27,10 dijelaskan oleh variabel lain. Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM dan dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI mampu menjelaskan Perilaku Masyarakat PM sebesar 52,90 , sedangkan yang 47,10 dijelaskan oleh variabel lain. Pengelolaan Jaringan Irigasi PJI dipengaruhi oleh Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI, Kondisi Fisik Jaringan KFJ dan Pelayanan lx Air Irigasi PAI. Dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Pengelolaan Jaringan Irigasi PJI mampu menjelaskan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI, Kondisi Fisik Jaringan PJI dan Pelayanan Air Irigasi sebesar 58,50 , sedangkan yang 41,50 dijelaskan oleh variabel lainnya. Tabel 4.31 R – Square Pola IV – Dominan PP - Perda - Provinsi Jabar, Jateng, Jatim, Maluku R-square PAI 0,341 PM KFJ 0,278 PJI 0,505 PPI 0,185 Berdasarkan hasil Tabel 4.31. maka untuk melihat R – square dapat diperiksa seperti pada hasil output berikut : R – untuk square Pelayanan Air Irigasi sebesar 34,10 ; R – square untuk Kondisi Fisik Jaringan Irigasi sebesar 27,80 ; R – square untuk pengelolaan jaringan irigasi sebesar 50,50 ; R – square untuk Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI sebesar 18,50 . Sesuai dengan model penelitian, Pelayanan Air Irigasi dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM, Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ, Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI dan dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Pelayanan Air Irigasi PAI mampu menjelaskan Perilaku Masyarakat PM dan Kondisi Fisik lxi Jaringan Irigasi KFJ sebesar 34,10 , sedangkan yang 65,90 dijelaskan oleh variabel lain. Kondisi Fisik Jaringan Irigasi dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM dan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI. Dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ, mampu menjelaskan Perilaku Masyarakat PM dan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI sebesar 27,80 , sedangkan yang 72,20 dijelaskan oleh variabel lain. Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM dan dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI mampu menjelaskan Perilaku Masyarakat PM sebesar 18,50 , sedangkan yang 81,50 dijelaskan oleh variabel lain. Pengelolaan Jaringan Irigasi PJI dipengaruhi oleh Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI, Kondisi Fisik Jaringan KFJ dan Pelayanan Air Irigasi PAI. Dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Pengelolaan Jaringan Irigasi PJI mampu menjelaskan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI, Kondisi Fisik Jaringan PJI dan Pelayanan Air Irigasi sebesar 50,50 , sedangkan yang 49,50 dijelaskan oleh variabel lainnya. Tabel 4.32 R – Square Pola V – Dominan Kearifan Lokal - Provinsi Bali, Sumbar R-square PAI 0,519 PM lxii KFJ 0,354 PPI 0,076 PJI 0,595 Berdasarkan hasil Tabel 4.32. untuk melihat R – square dapat diperiksa seperti pada hasil output berikut : R – square untuk Pelayanan Air Irigasi sebesar 51,90 ; R – square untuk Kondisi Fisik Jaringan Irigasi sebesar 35,40 ; R – square untuk pengelolaan jaringan irigasi sebesar 59,50 ; R – square untuk Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPIsebesar 7,60 . Sesuai dengan model penelitian, Pelayanan Air Irigasi dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM, Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ, Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI dan dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Pelayanan Air Irigasi PAI mampu menjelaskan Perilaku Masyarakat PM dan Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ sebesar 51,90 , sedangkan yang 48,10 dijelaskan oleh variabel lain. Kondisi Fisik Jaringan Irigasi dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM dan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI. Dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Kondisi Fisik Jaringan Irigasi KFJ, mampu menjelaskan Perilaku Masyarakat PM dan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI sebesar 35,40 , sedangkan yang 64,60 dijelaskan oleh variabel lain. Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI dipengaruhi oleh Perilaku Masyarakat PM dan dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI mampu lxiii menjelaskan Perilaku Masyarakat PM sebesar 7,60 , sedangkan yang 92,40 dijelaskan oleh variabel lain. Pengelolaan Jaringan Irigasi PJI dipengaruhi oleh Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI, Kondisi Fisik Jaringan KFJ dan Pelayanan Air Irigasi PAI. Dari hasil olahan dapat dikatakan bahwa perubahan konstruk Pengelolaan Jaringan Irigasi PJI mampu menjelaskan Partisipasi Pengelolaan Irigasi PPI, Kondisi Fisik Jaringan PJI dan Pelayanan Air Irigasi sebesar 59,50 , sedangkan yang 40,50 dijelaskan oleh variabel lainnya.

4.6.5 Pengujian Hipotesis