Perkembangan Riset di Indonesia

62 Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – RBA TA 2015 banyak negara emerging economies, termasuk India, Turki, Brazil, Afrika Selatan dan juga Indonesia.

2.4.2. Inflasi

Sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk periode 2013 – 2015, masing-masing sebesar 4,5, 4,5, dan 4 masing-masing dengan deviasi ±1. Berdasarkan data Bank Indonesia, inflasi 2014 tercatat 8,36 yoy, jauh berada diatas sasaran inflasi yang telah ditetapkan 4,5±1 walaupun lebih rendah dari tahun 2013 yang sebesar 8,38. Tingginya tingkat inflasi ini disebabkan salah satunya akibat dampak langsung maupun dampak lanjutan kenaikan harga BBM bersubsidi. Dampak negatif ini diperkirakan bersifat sementara. Dengan kebijakan pemotongan subsidi BBM tersebut, Pemerintah bisa menghemat anggaran lebih dari Rp 100 triliun pada 2015, bila tidak terkikis oleh depresiasi kurs rupiah ataupun perubahan harga minyak dunia. Melihat prognosa yang cukup baik ini dan mengingat inflasi inti 2014 tetap terkendali sesuai sasaran 4,93 yoy, dengan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjamin pasokan serta lancarnya arus distribusi kebutuhan bahan pokok, Pemerintah memperkirakan laju inflasi dapat dikendalikan pada tingkat 4,4 empat koma empat persen.ekonomi pada 2014, diperkirakan mendekati batas bawah kisaran 5,8-6,2 sejalan proses konsolidasi ekonomi domestik menuju ke kondisi yang lebih seimbang. Gambar II.20 Tingkat Inflasi 2014 Sumber: Bank Indonesia

2.4.3. Nilai Tukar

Neraca perdagangan dan neraca pembayaran sering menjadi faktor yang dapat mendorong naik atau turunnya kurs mata uang suatu negara. Kenaikan atau surplus dari neraca perdagangan dan neraca pembayaran akan diinterpretasikan sebagai indikasi awal kemungkinan terjadinya apresiasi suatu mata uang. Sebaliknya penurunan 63 Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – RBA TA 2015 atau defisit neraca perdagangan dan neraca pembayaran akan diterjemahkan sebagai indikasi awalnya terjadi depresiasi mata uang suatu negara. Pada triwulan III tahun 2014 Bank Indonesia mencatat NPI Neraca Pembayaran Indonesia menunjukkan kinerja yang semakin baik yang ditunjang defisit transaksi berjalan yang lebih rendah dari kuartal sebelumnya sejalan dengan proses penyesuaian ekonomi ke arah yang lebih seimbang dan berkesinambungan. Adanya kondisi tersebut, BI meyakini kinerja NPI akan semakin sehat sejalan dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh BI, serta langkah reformasi struktural yang akan ditempuh Pemerintah, termasuk di sektor migas. Disisi lain, dalam data ekonomi Indonesia yang dirilis pada Januari 2015 oleh Badan Pusat Statistik BPS neraca perdagangan November 2014 mengalami defisit 420 juta dolar AS atau lebih buruk dari prediksi surplus 150 juta dolar AS dan publikasi November yang mengalami surplus 20 juta dolar AS seiring tajamnya kejatuhan ekspor. Kondisi ini dinilai sudah cukup menekan nilai Rupiah menjadi Rp12.535 dibandingkan sebelumnya Rp12.520 per dolar AS per 5 Januari 2015. Namun adanya kebijakan yang dinilai mampu menyelaraskan praktik umum kegiatan usaha di dalam negeri serta upaya mendorong pembangunan infrastruktur melalui penyempurnaan Peraturan Bank Indonesia Nomor 1621PBI2014 tanggal 29 Desember 2014 tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Nonbank dan Surat Edaran Ekstern Nomor 1624DKEM tanggal 30 Desember 2014 perihal Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Nonbank, diharapkan mampu menjaga rupiah tidak tertekan lebih dalam.

2.4.4. Kinerja Perbankan

Bank Indonesia BI kembali memutuskan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI rate di level 7,75 walaupun Pemerintah berniat menurunkan harga Bahan Bakar Minyak BBM. BI rate bertahan 7,75 sejak November 2014. Suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 8 dan 5,75. Konsistensi tingkat acuan suku bunga tersebut diharapkan dapat menekan inflasi jangka pendek dan mendukung transaksi berjalan yang lebih sehat sehingga pada akhirnya akan berdampak pada sasaran inflasi di angka 4 persen plus minus 1 persen. Hasil Survei Perbankan triwulan IV 2014 mengindikasikan menguatnya pertumbuhan kredit baru. Hal itu tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang SBT hasil Survei Perbankan triwulan IV 2014 sebesar 84,0, lebih tinggi dari 75,3 pada triwulan sebelumnya. 64 Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – RBA TA 2015 Gambar II.21 Grafik Pertumbuhan Kredit Baru Sumber: Bank Indonesia Survei menunjukkan peningkatan tersebut bersumber dari membaiknya prospek nasabah dan meningkatnya permintaan kredit, terutama kredit investasi. Untuk kredit modal kerja dan kredit konsumsi, trennya masih melambat. Peningkatan permintaan kredit baru terutama terjadi pada sektor konstruksi sejalan dengan semakin banyaknya proyek pembangunan baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Pada triwulan I 2015, responden survei memperkirakan adanya perlambatan pertumbuhan kredit baru yang diiringi dengan masih rendahnya kebutuhan pembiayaan dari nasabah. Suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi pada triwulan I 2015 diperkirakan mengalami kenaikan masing-masing menjadi 13,6, 13,46, 15,61. Pertumbuhan kredit tahun 2015 diperkirakan naik menjadi 15,7, lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit tahun 2014 sebesar 11,9. Dalam pandangan responden, pertumbuhan ini didorong oleh asumsi kondisi ekonomi 2015 yang lebih baik dari tahun 2014. Namun demikian, tingginya suku bunga dan resiko penyaluran kredit kenaikan suku bunga kredit dapat menjadi penghambat laju pertumbuhan kredit.

2.4.5. Kinerja Pasar Keuangan

Pada perdagangan terakhir di tahun 2014, IHSG ditutup menguat ke level 5.226,95 atau naik 22,3 dibandingkan penutupan tahun lalu. Sepanjang tahun 2014, IHSG mencatatkan nilai tertinggi pada tanggal 8 September 2014 di level 5.246,483 dan titik terendah pada tanggal 7 Januari 2014 di level 4.175,806. Sepanjang tahun 2014, dibandingkan dengan bursa-bursa utama di kawasan regional dan dunia, kinerja IHSG tercatat sebagai yang tertinggi keempat dengan pertumbuhan sebesar 22,3 dibawah Tiongkok 52,9, India 29,9, dan Filipina