Partisipasi pedagang adalah keikutsertaan pedagang dengan kesadaran sendiri dalam usaha keberhasilan pengelolaan sampah di pasar, dalam hal ini meliputi:
5.3.1 Partisipasi pedagang tentang penyediaan tempat sampah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada 48,4 pedagang yang tidak mempunyai tempat sampah tabel 4.10. Alasan mereka tidak mempunyai tempat
sampah hampir seluruh pedagang 90,32 mengatakan karena sudah membayar retribusi kebersihan pasar dan adanya petugas yang melakukan kebersihan pasar. Hal
ini menunjukkan kurangnya sosialisasi dari PD. Pasar tentang peraturan kebersihan pasar. Pihak pasar sendiri sebenarnya sudah memberikan tempat-tempat sampah
kepada para pedagang tetapi tempat sampahnya selalu hilang. Dari 51,6 pedagang yang mempunyai tempat sampah, tempat sampah
mereka bersumber dari pihak pasar dan hanya 21,21 tempat sampah yang dibeli sendiri oleh pedagang. Hal ini menunjukkan masih kurangnya partisipasi dari
pedagang dalam hal penyediaan tempat sampah. Pada umumnya bentuk tempat sampah di basement pasar petisah adalah keranjang 57,58. Tempat sampah yang
disediakan oleh pihak pasar berbentuk keranjang dan tong plastik, sementara tempat sampah yang disediakan oleh pedagang berbentuk tong plastik dan kantong plastik.
Keadaan tempat sampah pedagang 54,55 terbuka dan tidak kedap air. Sedangkan tempat sampah yang tersedia pada umumnya tidak memenuhi syarat kesehatan seperti
tidak kedap air, dan tidak punya tutup. Menurut Suparlan 1988 tempat pengumpulan sampah sementara hendaknya
diberi tutup agar tidak mudah dijangkau dan dipakai untuk bersarangnya tikus dan serangga-serangga diantaranya lalat, kecoa, atau oleh binatang-binatang besar seperti
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
anjing dan kucing yang menyebabkan sampah berserakan dan sampah-sampah yang telah terkumpul tidak mudah diterbangkan angin, disamping itu dapat mengurangi
adanya bau.
5.3.2 Partisipasi pedagang tentang pembuangan sampah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jenis sampah yang paling banyak dibuang pedagang adalah sampah dapur. Pedagang yang mempunyai tempat
sampah sering membuang sampah ke tempat sampah, sedangkan pedagang yang tidak mempunyai tempat sampah mereka membuang sampahnya di depan kioslos
karena mereka menganggap sudah membayar retribusi kebersihan pasar dan ada petugas kebersihan pasar yang akan membersihkannya. Sikap pedagang jika melihat
ada yang membuang sampah di sembarang tempat 95,3 diam saja. Hal ini disebabkan karena apabila di tegur maka akan terjadi pertengkaran. Membuang
sampah sembarangan dapat menimbulkan masalah baru di lingkungan. Menurut Chandra 2007, pengelolaan sampah yang kurang baik akan
menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat atau tikus dan estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata. Usaha yang
paling baik yang dapat kita lakukan adalah membuang sampah pada tempatnya.
5.3.3 Partisipasi pedagang tentang pembayaran retribusi