Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Sampah Persyaratan kesehatan pengolahan sampah

k Salvaging Pemanfaatan sampah yang dapat dipakai kembali misalnya kertas bekas. Bahayanya adalah bahwa metode ini dapat menularkan penyakit.

2.2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Sampah

Kenyataan yang ada saat ini, sampah menjadi sulit dikelola oleh karena berbagai hal : 1. Pesatnya perkembangan teknologi, lebih cepat dari kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami masalah persampahan 2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan 3. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan dan konstruksi di segala bidang termasuk bidang persampahan 4. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, menimbulkan pencemaran air, udara dan tanah, sehingga juga memperbanyak populasi vector pembawa penyakit seperti lalat dan tikus 5. Kegagalan dalam daur ulang maupun pemanfaatan kembali barang bekas juga ketidakmampuan masyarakat dalam memelihara barangnya sehingga cepat rusak, Ataupun produk manufaktur yang sangat rendah mutunya, sehingga cepat menjadi sampah 6. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai Tempat Tembuangan Akhir TPA sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan sampah juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai sebagai tempat pembuangan sampah 8. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan 9. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena cuaca yang semakin panas. 10. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan 11. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan sampah dikelola oleh pemerintah 12. Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat sekarang kurang memperhatikan faktor non teknis dan non teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat dan bersih.

2.2.4.4 Persyaratan kesehatan pengolahan sampah

Berdasarkan SK Dirjen PPM dan PLP Depkes RI 1989, bahwa persyaratan kesehatan pengolahan sampah adalah sebagai berikut: 1. Penampungan atau pewadahan sampah a Setiap sampah yang dihasilkan harus ditampung pada tempat sampah b Sampah-sampah yang cepat busuk dan berbau sebelum ditampung ditempat sampah agar dimasukkan dalam kantong kedap air dan di ikat c Tempat-tempat sampah yang dipakai untuk menampung sampah besar harus: 1 Terbuat dari bahan yang kedap air, tak mudah dilubangi tikus dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2 Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa pengotoran tangan 3 Mudah diisi dan dikosongkan d Tempat sampah berupa bak beton permanen terutama di pemukiman tidak dianjurkan e Menampung sampah di tempat sampah, tidak boleh melebihi 3x24jam 3 hari f Tidak diperkenankan membiarkan sampah yang dapat menampung air menjadi tempat perindukan serangga dan binatang pengerat g Bila kepadatan tempat sampah melebihi 2 ekor per blok grill perlu dilakukan pemberantasan dan perbaikan pengelolaan sampahnya 2. Pengelolaan sampah setempat pola individual a Upaya untuk mengurangi volume, merubah bentuk atau memusnahkan sampah yang dilakukan pada sumber penghasil sampah, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1 Hanya dilakukan pada pemukiman yang kepadatannya kurang dari 50 jiwaHa 2 Bila dilakukan pembakaran, asap dan debu yang dihasilkan tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan masyarakat sekitarnya b Bila sampah yang dihasilkan ditimbun atau ditanam pada lubang galian tanah, jaraknya terhadap sumur atau sumber air bersih terdekat minimal 10 meter c Sampah-sampah yang berupa battery bekas dan bekas wadah bahan berbahaya dan beracun harus ditangani secara khusus UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Pengumpulan sampah a Tidak diperbolehkan mengumpulkan sampah di luar bangunan tempat pengumpulan sampah sementara b Tempat pengumpulan sampah sementara TPS harus kedap air, tertutup, dan selalu dalam keadaan tertutup bila tidak sedang diisi atau dikosongkan serta mudah dibersihkan c Penempatan tempat pengumpulan sampah sementara: 1 Tidak berupa sumber bau dan lalat dari rumah terdekat 2 Dihindarkan sampah masuk dalam saluran air 3 Tidak terletak pada tempat yang mudah terkena luapan air atau banjir d Pengosongan sampah di TPS harus dilakukan minimal 1 satu kali 1 satu hari e Bila TPS berupa stasiun pemindahan transfer station dimana dilakukan proses pemadatan sampah ditempat tersebut, maka: 1 Tidak merupakan sumber bau dan lalat dirumah terdekat 2 Dihindarkan sampah tidak masuk dalam saluran air 3 Tidak terletak pada daerah yang mudah terkena luapan air atau banjir f Harus diadakan pengamanan terhadap leachate g Bila tempat tersebut tingkat kepadatan lalatnya lebih dari 20 ekor per blok grill atau tikus terlihat pada siang hari. Harus dilakukan pengendaliannya h Bila TPS berupa area atau lokasi untuk pemindahan sampah transfer depo dari alat angkut kecil ke alat angkut yang lebih besar, maka: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1 Pengosongan sampah harus dilakukan segera mungkin dan tidak diperbolehkan menginap 2 Lokasi tersebut terjaga kebersihannya 4. Pengangkutan sampah a Alat pengangkut sampah harus mempunyai wadah yang mudah dibersihkan bagian dalamnya serta dilengkapi dengan penutup b Setiap keluar dari TPA sampah, semua kendaraan pengangkut sampah selalu dalam keadaan bersih c Petugas yang mengangkut sampah harus menggunakan perlengkapan kerja sebagai berikut: 1 Pakaian kerja khusus, sarung tangan yang terbuat dari bahan neopherene, masker, topi pengaman serta bootlars 5. Pengolahan sampah a Lokasi pengolahan sampah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 Tidak merupakan sumber bau, asap, debu, bising, lalat, dan binatang pengerat bagi pemukiman terdekat 2 Tidak menimbulkan pencemaran bagi sumber baku air minum 3 Tidak terletak pada daerah yang mudah terkena luapan air atau banjir b Tehnik pengolahan Bila pengolahan sampah adalah pembakaran secara tertutup insenarasi maka: 1 Emisi debu dan gas yang keluar dari cerobong insenerator harus memenuhi persyaratan baku mutu lingkungan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2 Dalam hal-hal tersebut dimana populasi lalat telah melampaui 20 ekor per blok grill atau keberadaannya cukup mengganggu, harus dilakukan pengendaliannya Bila pengelola sampah untuk didaur ulang atau dimanfaatkan kembali, maka: 1 Pengumpulan dan penumpukan sampah yang dapat didaur ulang tidak merupakan perindukan serangga dan binatang pengerat serta memperhatikan prinsip estetika 2 Dalam proses pemisahan, dihindarkan terjadinya kecelakaan 3 Hasil akhir pendaur ulangan sampah tidak membahayakan kesehatan masyarakat Bila pengolahan sampah untuk pembuatan pupuk kompos, maka: 1 Pengumpulan dan penumpukan sampah yang dijadikan bahan pupuk dan proses pematangan pupuk tidak merupakan tempat perindukan serangga dan binatang pengerat serta memperhatikan prinsip estetika 2 Air bekas pencucian alat dan leachate harus diamankan agar tidak menimbulkan masalah pencemaran 6. Pembuangan akhir sampah a Lokasi untuk tempat pembuangan akhir harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 Tidak merupakan sumber bau, asap, debu, bising, lalat, binatang pengerat bagi pemukiman terdekat minimal 3 km UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2 Tidak merupakan sumber pencemaran bagi sumber air baku untuk minum, dan jarak sedikitnya 200 meter atau lebih tergantung dari struktur geologi setempat serta jenis sampahnya 3 Tidak terletak pada daerah banjir 4 Tidak terletak pada lokasi yang permukaan air tanahnya tinggi 5 Tidak merupakan sumber bau, kecelakaan serta memperhatikan aspek estetika terhadap jalan besar atau umum 6 Jarak terhadap bandar udara tidak kurang dari 5 km b Pengolahan sampah di TPA 1 Agar dilakukan upaya agar lalat, nyamuk, tikus, kecoak tidak berkembang biak dan tidak menimbulkan bau 2 Memilki drainase yang baik dan lancer 3 Leachate harus diamankan sehingga tidak menimbulkan masalah pencernaan 4 TPA yang dipergunakan untuk membuang bahan beracun dan berbahaya, lokasinya harus diberi tanda khusus dan tercatat di kantor pemerintah daerah 5 Dalam hal-hal tertentu dimana posisi lalat melebihi 20 ekor per blok grill atau tikus terlihat pada siang hari atau ditemukan nyamuk aedes, harus dilakukan pemberantasan dan perbaikan cara-cara pengolahan sampah c Pada TPA sampah harus disediakan alat keselamatan kerja sebagai berikut: Masker, topi pengaman, sarung tangan terbuat dari bahan neopherene, sepatu UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kerja dan pakaian kerja khusus yang harus dipakai oleh petugas yang terlibat dalam pengolahan sampah d Pada setiap TPA sampah harus tersedia alat pemadam kebakaran baik berupa tabung pemadam kebakaran maupun hydran e Pada ruang kantor TPA harus tersedia perlengkapan P3K f Pada setiap TPA harus tersedia fasilitas untuk mencuci kendaraan pengangkutan sampah g TPA sampah setelah tidak dipergunakan lagi sebagai tempat pembuangan sampah: 1 Tidak boleh dipergunakan sebagai lokasi pemukiman 2 Tidak diperkenankan mengambil air dari tempat tersebut untuk keperluan sehari-hari

2.2.4.5 Pengomposan

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Pengelolaan Sampah dan Partisipasi Pedagang Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di Pasar Terapung Kec. Tembilahan Kota Kab. Indragiri Hilir Riau Tahun 2015

27 181 111

Sistem Pengelolaan Sampah dan Partisipasi Pedagang untuk Menciptakan Lingkungan Bersih di Pasar Dwikora Kota Pematangsiantar Tahun 2017

0 0 15

Sistem Pengelolaan Sampah dan Partisipasi Pedagang untuk Menciptakan Lingkungan Bersih di Pasar Dwikora Kota Pematangsiantar Tahun 2017

0 0 2

Sistem Pengelolaan Sampah dan Partisipasi Pedagang untuk Menciptakan Lingkungan Bersih di Pasar Dwikora Kota Pematangsiantar Tahun 2017

0 0 8

Sistem Pengelolaan Sampah dan Partisipasi Pedagang untuk Menciptakan Lingkungan Bersih di Pasar Dwikora Kota Pematangsiantar Tahun 2017

0 0 41

Sistem Pengelolaan Sampah dan Partisipasi Pedagang untuk Menciptakan Lingkungan Bersih di Pasar Dwikora Kota Pematangsiantar Tahun 2017 Chapter III VI

1 5 49

Sistem Pengelolaan Sampah dan Partisipasi Pedagang untuk Menciptakan Lingkungan Bersih di Pasar Dwikora Kota Pematangsiantar Tahun 2017

0 8 3

Sistem Pengelolaan Sampah dan Partisipasi Pedagang untuk Menciptakan Lingkungan Bersih di Pasar Dwikora Kota Pematangsiantar Tahun 2017

0 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sampah - Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Dan Partisipasi Pedagang Untuk Menciptakan Lingkungan Bersih Di Basement Pasar Petisah Kota Medan Tahun 2012

0 0 37

Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Dan Partisipasi Pedagang Untuk Menciptakan Lingkungan Bersih Di Basement Pasar Petisah Kota Medan Tahun 2012

1 2 14