BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam berupa rempah-rempah. Salah satu jenis rempah-rempah yang penggunaannya masih terbatas adalah
andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC.. Andaliman adalah tanaman rempah- rempah yang berasal dari pinggiran Danau Toba Maulina, 2000. Andaliman tumbuh
liar di pegunungan dengan ketinggian 1400 m dpl dengan temperatur 15
o
-18
o
C. Tumbuhan ini berasal dari Himalaya substropis, dan tersebar diberbagai belahan
dunia, antara lain di India Utara, Nepal, Pakistan Timur Myanmar dan Cina Wijaya, 1999.
Andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC. termasuk dalam famili Rutaceae, merupakan tanaman yang khas dijumpai di Sumatera Utara Siregar, 2002.
Buah dan biji andaliman sering digunakan sebagai bumbu masak terutama untuk masakan tradisional suku Batak Sabri, 2007.
Andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC memiliki aroma sitrus yang kuat, sehingga masyarakat di daerah Sumatera Utara menggunakan andaliman untuk
menghilangkan bau amis ikan atau daging mentah Wijaya et al., 2001, tetapi sebagian masyarakat juga dapat menggunakan andaliman sebagai tuba untuk
mempermudah dalam menangkap ikan Sabri, 2007.
Andaliman dapat digunakan sebagai insektisida untuk menghambat pertumbuhan serangga Sitophilus zeamais Andayani, 2000. Andaliman juga dapat
mempengaruhi perkembangan binatang pengerat, tumbuhan ini memiliki efek antiinflamasi yang dapat menghambat sintesis prostaglandin Robinson, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Ekstrak kasar buah andaliman ini juga memiliki aktivitas fisiologi aktif sebagai antioksidan dan antimikroba yang potensial Parhusip et al., 1999.
Penelitian yang telah dilakukan Sabri 2007, menyatakan bahwa ekstrak andaliman
dapat mempengaruhi perkembangan embrio dengan kejadian
meningkatnya kematian intrauterus seperti embrio resorb. Hal ini yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak N-Heksan buah
andaliman yang diberikan pada umur kebuntingan induk 0-10 hari terhadap perkembangan struktur kraniofacial fetus mencit. Pelarut yang digunakan adalah N-
heksan ini disebabkan oleh sifat N-heksan yang memiliki titik didih yang rendah sehingga dapat mengekstraksi minyak yang terdapat di dalam tumbuhan yang
digunakan sebagai minyak atsiri, beda polaritas antara solvent dan solute kecil, mudah menguap, tidak berbahaya, tidak beracun, tidak mudah terbakar dan murah.
1.2. Perumusan Masalah