mulai tahap praimplantasi hingga organogenesis, dan induk tidak dapat mendetoksifikasi dan mengeleminasi senyawa-senyawa yang terkandung dalam
andaliman dan akhirnya senyawa akan masuk ke dalam aliran pembuluh darah sehingga embrio yang sedang berada ditahap cleavage tidak mampu berkembang
mencapai tahap blastokista dengan sempurna dengan demikian embrio tidak dapat terimplan.
Siswando 1993 dalam Samsuria, 2009 juga menyatakan bahwa adanya gangguan pada periode awal menyebabkan resiko yang sangat besar pada proses
perkembangan selanjutnya. Gangguan yang selalu berulang pada tahap awal kehamilan sampai setengah periode kehamilan dapat menyebabkan terganggunya
proses pembelahan sel yang akhirnya akan terjadi kegagalan implantasi.
4.2. Data Berat Badan Induk Mencit, Jumlah Fetus Hidup, dan Berat Badan Fetus Hidup
Pengamatan terhadap berat badan induk mencit, jumlah fetus hidup dan berat badan fetus hidup pada perlakuan ekstrak N-heksan buah andaliman Zanthoxylum
acanthopodium DC. yang diberikan pada umur kebuntingan 0-10 hari dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Grafik Berat Badan Induk Mencit, Jumlah Fetus Hidup dan Berat Badan Fetus Hidup Perlakuan Ekstrak N-heksan Buah
Andaliman. BBI: Berat badan induk, JFH: Jumlah fetus hidup, BBF:
Berat badan fetus.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada Gambar 4.4. persentase berat badan induk pada kelompok perlakuan berfluktuatif dibanding dengan kelompok kontrol, dari hasil uji statistik
Lampiran B.1 menyatakan tidak berbeda nyata P0,05 antara kelompok perlakuan dibanding dengan kelompok kontrol.
2- 2,5 cm
A B C D E
Gambar 4.5. Berat Badan Fetus. A: Kontrol Blank, B: Kontrol Perlakuan CMC
1, C: Perlakuan 2 ekstrak N-heksan buah andaliman, D: Perlakuan 4 ekstrak N - heksan buah andaliman, E: Perlakuan 6
ekstrak N-heksan buah andaliman
Selanjutnya dari hasil pengamatan Gambar 4.4. menunjukkan terjadinya penurunan persentase jumlah fetus yang hidup pada kelompok perlakuan KP 15,24,
P1 12,86, P2 8,03, P3 7,58 dibanding dengan kelompok kontrol K0 14,67 Gambar 4.4.. Dari hasil uji statistik Lampiran B.2, menyatakan tidak berbeda nyata
P0,05 antara kelompok perlakuan dibanding dengan kelompok kontrol. Jumlah fetus hidup berkaitan dengan kejadian tingginya fetus mati dan embrio resorb.
Penurunan persentase jumlah fetus yang hidup kemungkinan disebabkan oleh pengaruh ekstrak N-heksan buah andaliman yang diberikan secara terus-menerus dari
hari ke 0 sampai hari ke 10 kebuntingan sehingga senyawa-senyawa yang terdapat pada andaliman seperti terpenoid Lampiran Hasil Uji Skrining memiliki sifat
antioksidan yang sangat baik bagi kesehatan. Tetapi, jika menembus plasenta dalam jangka waktu yang panjang dan sel-sel embrio tidak mampu mentolerir senyawa
tersebut sehingga dapat mempengaruhi perkembangan embrio yang menyebabkan embrio tersebut mati.
Seperti yang dinyatakan oleh Tampubolon 2000, kecilnya jumlah fetus hidup disebabkan oleh sel-sel embrio yang terganggu dengan perlakuan yang terlalu dini
sehingga sel-sel tersebut tidak dapat diperbaiki dan mengakibatkan sel kehilangan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan pluripotensi yang menyebabkan sel tidak dapat berkembang lebih lanjut. Demikian juga yang dinyatakan oleh Sadler 2006, jumlah fetus hidup yang sangat
kecil disebabkan oleh embrio mudah diserang atau diganggu pada tingkat dini, maka dalam perkembangannya mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga tidak
dapat hidup.
Pengamatan berat badan fetus pada Gambar 4.4. terlihat dengan jelas terjadi penurunan persentase berat badan fetus pada kelompok perlakuan KP 1,04, P1 0,39
dan P2 0,48 dibanding dengan kelompok kontrol K0 1,04 Gambar 4.4.. Hasil uji statistik Lampiran B.3 menunjukkan tidak berbeda nyata P0,05. Penurunan berat
badan fetus kemungkinan disebabkan oleh pemberian ekstrak N-heksan buah andaliman mulai dari tahap praimplantasi sehingga dapat mempengaruhi proses
proliferasi sel, pertumbuhan dan perkembangan pada masa organogenesis yang tercermin pada pertumbuhan berat badan fetus. Berdasarkan pernyataan Sabri 2007,
terjadinya penurunan berat badan fetus pada kelompok perlakuan merupakan suatu gambaran bahwa fetus mengalami malformasi berupa retardasi pertumbuhan.
Demikian juga dengan pernyataan Wilson et al., 1965 dalam Setyawati, 2009, berat badan merupakan suatu parameter yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
senyawa asing terhadap fetus dapat terlihat dengan penurunan berat fetus.
4.3. Data Kelainan Kraniofacial Fetus Mencit