kemampuan pluripotensi yang menyebabkan sel tidak dapat berkembang lebih lanjut. Demikian juga yang dinyatakan oleh Sadler 2006, jumlah fetus hidup yang sangat
kecil disebabkan oleh embrio mudah diserang atau diganggu pada tingkat dini, maka dalam perkembangannya mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga tidak
dapat hidup.
Pengamatan berat badan fetus pada Gambar 4.4. terlihat dengan jelas terjadi penurunan persentase berat badan fetus pada kelompok perlakuan KP 1,04, P1 0,39
dan P2 0,48 dibanding dengan kelompok kontrol K0 1,04 Gambar 4.4.. Hasil uji statistik Lampiran B.3 menunjukkan tidak berbeda nyata P0,05. Penurunan berat
badan fetus kemungkinan disebabkan oleh pemberian ekstrak N-heksan buah andaliman mulai dari tahap praimplantasi sehingga dapat mempengaruhi proses
proliferasi sel, pertumbuhan dan perkembangan pada masa organogenesis yang tercermin pada pertumbuhan berat badan fetus. Berdasarkan pernyataan Sabri 2007,
terjadinya penurunan berat badan fetus pada kelompok perlakuan merupakan suatu gambaran bahwa fetus mengalami malformasi berupa retardasi pertumbuhan.
Demikian juga dengan pernyataan Wilson et al., 1965 dalam Setyawati, 2009, berat badan merupakan suatu parameter yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
senyawa asing terhadap fetus dapat terlihat dengan penurunan berat fetus.
4.3. Data Kelainan Kraniofacial Fetus Mencit
Pengamatan terhadap kelainan kraniofacial fetus mencit pada perlakuan ekstrak N- heksan buah andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC. yang diberikan pada umur
kebuntingan 0-10 hari meliputi cleft palate, mikrophthalmia, acorea, dan hidrocephalus dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6. Grafik Kelainan Kepala Fetus Mencit Perlakuan Ekstrak N-
heksan Buah Andaliman. CP: Cleft palate, M: Mikrophthalmia,
A: Acorea, H: Hidrocephalus Berdasarkan pengamatan Gambar 4.6. dapat diketahui ekstrak N-heksan buah
andaliman tidak menyebabkan kelainan cleft palate. Hasil uji statistik juga menyatakan tidak berbeda nyata atau konstan dan homogen antara kelompok perlakuan dibanding
dengan kelompok kontrol.
100 µm
Gambar 4.7. Anatomi dan Histologi Struktur Kraniofacial pada Cleft palate.
HK: Histologi kraniofacial, AK: Anatomi kraniofacial, C: Cleft, N: Normal. Perbesaran 4x10. Pewarnaan Hematoxilin-Eosin.
Selanjutnya hasil pengamatan dari Gambar 4.6. dapat dilihat persentase mikrophthalmia meningkat pada kelompok perlakuan KP 0,39, P1 1,02, P2 1,31,
P3 1,48, kejadiannya sejalan dengan meningkatnya konsentrasi, kejadian ini tidak terlihat pada kelompok kontrol K0 0. Hasil uji statistik Lampiran C.2, menyatakan
N N
AK
P P
HK
Universitas Sumatera Utara
berbeda nyata P0,05 antara kelompok perlakuan dibanding dengan kelompok kontrol. Pada penelitian ini dapat terlihat bahwa kemungkinan kelainan
mikrophthalmia disebabkan oleh pemberian ekstrak N-heksan buah andaliman dari hari ke 0 sampai hari ke 10 kebuntingan, yang mana pada saat hari ke 10 merupakan
puncak dari terbentuknya mata, sehingga dapat mengganggu pembentukan dan proliferasi sel-sel mata yang menyebabkan mata tidak terbentuk secara sempurna.
Menurut Taylor 1986, mikrophthalmia merupakan suatu kelainan yang mana
salah satu bagian lensa mata mengecil baik yang sebelah kanan ataupun sebelah kiri. Sadler 2006, juga menyatakan bahwa mikrophthalmia ini merupakan suatu keadaan
yang mana seluruh bagian mata sangat kecil dan memiliki volume bola mata yang berkurang sampai dua pertiga dari normal.
M
M
M N
100 µm
M
100 µm
Gambar 4.8.
Anatomi dan Histologi Kraniofacial pada Mikrophthalmia. HK:
Histologi kraniofacial, AK: Anatomi kraniofacial, K0: Kontrol Blank, P1: Perlakuan ekstrak N-heksan 2, N: Normal, M: Mikrophthalmia.
Perbesaran 4x10. Pewarnaan Hematoxilin-Eosin.
Hasil penelitian acorea dapat dilihat pada Gambar 4.6. dimana kejadian kelainan hanya ditemukan pada kelompok perlakuan P2 0,21 dan P3 0,19 bila
dibandingkan dengan kelompok lainnya. Berdasarkan kejadian acorea, pada kelompok
H A
A
H K0
P1
K0 P1
Universitas Sumatera Utara
perlakuan P2 dan P3 kemungkinan merupakan konsentrasi yang tertinggi sehingga dapat mempengaruhi terbentuknya lensa yang mana induk tidak mampu mentolerir
dan mendetoksifikasi senyawa kimia aktif yang terdapat pada ekstrak N-heksan buah andaliman. Hasil uji statistik Lampiran C.3 juga menunjukkan tidak berbeda nyata
P0,05. Menurut Taylor 1986, kelainan acorea adalah kelainan mata yang disebabkan oleh salah satu bagian mata yang tidak mempunyai lensa mata.
A
N
N A
A
N
100 µm
A
100 µm
Gambar 4.9. Anatomi dan Histologi Kraniofacial pada Acorea. HK: Histologi
kraniofacial, AK: Anatomi kraniofacial N: Normal, A: Acorea, K0: Kontrol blank, P2: Perlakuan ekstrak N-heksan 4. Perbesaran 4x10.
Pewarnaan Hematoxilin-Eosin.
Seperti penelitian Bancin 2012, menyatakan bahwa terjadinya acorea kemungkinan disebabkan karena pemberian ekstrak segar buah andaliman yang
mengandung senyawa kimia aktif dapat mengganggu pembentukan lensa mata yang berasal dari kantong lensa yang berkembang membentuk lensa dari periode
organogenesis mata sehingga lensa mata gagal terbentuk. Berdasarkan pernyataan Gilbert 1988 dalam Sabri et al.,2006, terjadinya kelainan acorea juga diduga karena
pemberian suatu zat yang dapat mengganggu pembentukan lensa mata yang berasal dari kantung lensa yang sedang berkembang membentuk lensa pada periode
organogenesis yang menyebabkan lensa mata gagal terbentuk.
H H
A A
K0
K0 P2
P2
Universitas Sumatera Utara
Dari Gambar 4.6. dapat dilihat kelainan hidrocephalus terdapat pada kelompok perlakuan P1 9,11, P2 6,82, P3 10,74 dan pada kelompok kontrol perlakuan CMC
1 KP 2,46, kelompok kontrol blank K0 2,27. Berdasarkan uji statistik Lampiran C.4 menunjukkan bahwa antara kelompok kontrol perlakuan CMC 1 dibanding
dengan kelompok kontrol blank K0 tidak berbeda nyata P0.05 tetapi antara kelompok perlakuan dibanding dengan kelompok kontrol berbeda nyata P0.05
kejadian peningkatan hidrocephalus tampak jelas terjadi pada kelompok perlakuan P3, hal ini diduga bahwa konsentrasi pada kelompok perlakuan P3 merupakan konsentrasi
yang paling optimal yang menyebabkan kelainan hidrocephalus. Tingginya kejadian kelainan pada kelompok perlakuan kemungkinan disebabkan oleh ekstrak N-heksan
buah andaliman. Dimana ekstrak N-heksan buah andaliman mengandung berbagai jenis senyawa kimia seperti terpenoid dan steroid Lampiran Hasil Uji Skrining. Zat
aktif yang terdapat di dalam ekstrak N-heksan buah andaliman ini tidak dapat dieleminasi induk karena induk tidak mampu mendetoksifikasi ekstrak tersebut
sehingga akan masuk ke dalam pembuluh darah dan selanjutnya akan mengganggu proses pembentukan organogenesis otak sehingga menyebabkan pembentukan otak
pada fetus tidak dapat berkembang dengan sempurna. Menurut pernyataan Rugh 1968, pembentukan otak terjadi pada umur
kebuntingan 7-14 hari dan masa kritis terletak pada hari ke 10 kebuntingan. Terjadinya hidrocephalus disebabkan oleh adanya penimbunan cairan otak dalam ventrikel
cereblum. Selanjutnya Taylor 1986, menyatakan bahwa hidrocephalus ada 2 macam yaitu hidrocephalus internal dan hidrocephalus eksternal, hidrocephalus internal
ditandai oleh adanya pengumpulan cairan otak secara tidak normal di dalam ventrikel otak. Hidrocephalus eksternal ditandai dengan penimbunan cairan otak dipermukaan
otak dan durameter. Sadler 2006, juga menyatakan bahwa hidrocephalus ditandai dengan adanya
akumulasi abnormal cairan serebrospinal di dalam sistem ventrikel. Sebagian besar hidrocephalus disebabkan oleh obstruksi akuaduktus sylvius yang dapat menghambat
cairan serebrospinal ventrikel lateral dan ventrikel ketiga mengalir ke dalam ventrikel ke empat kemudian keruangan subaraknoid, merupakan tempat cairan tersebut
Universitas Sumatera Utara
diserap. Sehingga mengakibatkan cairan menumpuk di ventrikel lateral dan menekan otak dan tulang tengkorak, karena sutura cranium belum menyatu, ruang diantara
tulang tersebut melebar sehingga kepala membesar dan tulang menjadi tipis yang disebabkan oleh terganggunya terbentuknya kalsium dan fosfor yang merupakan
senyawa penyusun tulang sehingga tulang tidak dapat berkembang dengan sempurna.
VL VL
H
VIII
VIII
N H
50 µm
K0 VL
H VL
VIII VIII N
100 µm
H
100 µm
Gambar 4.10. Anatomi dan Histologi Kraniofacial pada Hidrocephalus. HK:
Histologi kraniofacial, AK: Anatomi kraniofacial, N: Normal, H: Hidrocephalus, VL: Ventrikel Lateral, VIII: Ventrikel 3, AK: Anatomi
kraniofacial, HK: Histologi kraniofacial, K0: Kontrol Blank, P2: Perlakuan 4 ekstrak N-heksan buah andaliman, P3: Perlakuan 6
ekstrak N- heksan buah andaliman. Perbesaran 4x10. Pewarnaan Hematoxilin-Eosin.
K P3
P3 H
K H
K
A K
K A
K
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan