Keadaan Penduduk Perkembangan Tenun Ulos di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan 1980-2006

22 dari Toga Siregar. 23 Secara turun-temurun, sub etnis Mandailing dan Angkola menganut sistem patrilineal yaitu menarik garis keturunan dari pihak ayah. Mempunyai sistem Mereka merupakan pelopor yang merintis berdirinya tempat- tempat pemukiman yang kemudian berkembang menjadi huta desa. Selanjutnya, mereka menetap dan berkembang di Sipirok dan kemudian berbaur dengan orang- orang yang datang kemudian ke wilayah Sipirok hingga membentuk satu kesatuan hidup dan kesatuan budaya yang diikat dengan satu sistem adat istiadat atau sistem nilai budaya yang khas. Selanjutnya, adat istiadat tersebut mereka gunakan secara terus menerus untuk mengatur cara-cara mereka berinteraksi dalam segala aspek kehidupan mereka. Kesatuan hidup itu sekaligus terikat pula dalam satu identitas bersama yang muncul dengan satu sebutan, yakni Sipirok, yang hingga kini kesatuan hidup tersebut tetap bereksistensi di Kabupaten Tapanuli Selatan.

2.3 Keadaan Penduduk

Penduduk asli wilayah Tapanuli Selatan memiliki dua jenis suku sesuai dengan daerahnya yaitu Batak Mandailing yang mendiami daerah Mandailing, yang berbatasan dengan Sumatera Barat dan suku Batak Angkola, yang mendiami daerah bagian utara Kabupaten Tapanuli Selatan seperti Sipirok. Kedua suku ini yaitu Batak Mandailing dan Angkola menempati sebagian besar dari keseluruhan wilayah Tapanuli Selatan sejak masa tradisional sampai pada saat sekarang ini. 23 Toga Siregar menurut O. Gorga Torsana Siregar dalam bukunya yang berjudul Toga Siregar 1974:6 adalah putra bungsu dari Siraja Lontung yang dilahirkan oleh istrinya Siboru Pareme pada satu tempat yang bernama Banua Raja. Letaknya di tepi Danau Toba. Universitas Sumatera Utara 23 kemasyarakatan yang disebut Dalihan Na Tolutiga tumpuan. Sistem kekerabatan ini terdiri dari tiga unsur fungsional yang masing-masing unsur tersebut mempunyai rasa ketergantungan antara satu dengan yang lainnya, yang berupa ikatan darah geneologis dan ikatan perkawinan. Ketiga kelompok tersebut adalah 1 mora, 2 kahanggi, dan 3 anak boru. Selain itu terdapat sistem sosial berdasarkan garis keturunan yang disebut marga. 24 Marga merupakan suatu bentuk kelompok kekerabatan kin group yang para anggotanya adalah keturunan dari seorang kakek bersama, oleh karena itu pada hakekatnya para anggota suatu marga satu sama lain terikat oleh pertalian atau hubungan darah blood-ties. 25 Setiap anggota masyarakat yang mempunyai marga, biasanya menempatkan nama marga di belakang namanya. Orang-orang Mandailing dan Angkola yang semarga disebut markahanggi. 26 Umumnya sub etnis Mandailing terdiri dari marga-marga seperti Nasution, Lubis, Pulungan, Rangkuti, Batubara, Daulay, Matodang, Parinduri, Hasibuan dan lain-lain. 27 24 Dalam masyarakat Batak penyebutan sistem klen marga ini berbeda – beda, pada masyarakat Toba, Mandailing-Angkola, dan Simalungun disebut dengan marga, pada masyarakat Karo dan Pakpak-Dairi disebut merga. 25 Z. Pangaduan Lubis dan Zulkifli B. Lubis, op. cit., hal. 133. 26 Kelompok yang masih satu marga saudara yang masih dekat berabang adik biasanya karena hubungan darah yang masih dekat hubungannya. 27 Pandapotan Nasution, Adat Budaya Mandailing dalam Tantangan Zaman, Medan: Forkala Provinsi Sumatera Utara, 2005, hal. 6. Adapun sub etnis Angkola umumnya terdiri dari marga-marga seperti Siregar, Harahap, Hutasoit, Rambe, Ritonga, Pohan, dan lain-lain. Marga-marga tersebut baik Angkola dan Mandailing sebagian bukan merupakan masyarakat asli yang mendiami daerah tersebut, ada juga beberapa marga yang merupakan pedatang dan mendiami daerah tersebut. Hal ini Universitas Sumatera Utara 24 menjadikan wilayah Tapanuli Selatan ditempati oleh penduduk yang heterogen. Masyarakatnya membaur satu sama lain, menjalin interaksi yang saling berkesinambungan, hingga daerah Tapanuli Selatan sangat identik dengan suku Batak Angkola Mandailing, yang dalam kenyataannya keduanya memang berbeda. Secara umum, penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan menurut data statistik berjumlah 745.961 jiwa di tahun 1980, 954.332 jiwa di tahun 1990, 734.188 jiwa ditahun 2000. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam tabel berikut: Universitas Sumatera Utara 25 Tabel II. 2 RATA-RATA PERTUMBUHAN PENDUDUK DARI TAHUN 1980 DAN 1990 No. Kecamatan Jlh. Penduduk pada SP. 1980 Jlh. Penduduk pada SP. 1990 Laju Pertumbuhan Penduduk 1 Natal 27.424 40.180 3,89 2 Batang Natal 30.444 40.345 2,86 3 Kotanopan 53.687 62.872 1,59 4 Muarasipongi 9.386 9.970 0,61 5 Panyabungan 82.517 99.142 1,85 6 Siabu 50.884 56.237 1,01 7 Batang Toru 33.699 41.436 2,09 8 Batang Angkola 59.462 67.970 1,35 9 Sosopan 14.017 18.574 2,89 10 Sosa 21.471 41.887 6,91 11 Barumun 41.509 52.536 2,38 12 Barumun Tengah 30.860 44.536 3,68 13 Padang Bolak 67.263 87.606 2,68 14 P. Sidimpuan Timur 51.864 - 15 P. Sidimpuan Barat 160.328 57.498 - 16 P. Sidimpuan Selatan 46.221 - 17 P. Sidimpuan Utara 50.498 - 18 Saipar Dolok Hole 17.068 19.834 1,51 19 Sipirok 33.171 37.834 1,35 20 Dolok 21.771 27.721 2,45 Jumlah 754.961 954.245 2,37 Catatan : Tidak termasuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap tunawisma, awak kapal, penghuni perahu rumah apung, dan masyarakat terpencil. : Pada waktu Sensus Penduduk Tahun 1980 masih termasuk Kecamatan Padang Sidimpuan dan belum terjadi pemekaran. Sumber : Kabupaten Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 1990. Universitas Sumatera Utara 26 Tabel II. 3 Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2000 No Kecamatan Jlh. Penduduk pada SP. 2000 1 Batang Angkola 71.596 2 Sosopan 8.421 3 Barumun 59.416 4 Sosa 50.723 5 Barumun Tengah 54.898 6 Batang Onang 11.550 7 Padangsidimpuan Timur 61.794 8 Siais 24.206 9 Padangsidimpuan Barat 553.274 10 Batag Toru 445.470 11 Sipirok 30.706 12 Arse 8.121 13 Padang Bolak Julu 9.479 14 Padang Bolak 69.209 15 Halongonan 21.741 16 Saipar Dolok Hole 21.684 17 Dolok 20.296 18 Dolok Sigompulon 12.850 19 Padangsidimpuan Selatan 47.973 20 Padangsidimpuan Utara 50.961 Jumlah 734.188 Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2000. Universitas Sumatera Utara 27

2.4 Kehidupan Ekonomi Masyarakat Sipirok