Masyarakat Sipirok Perkembangan Tenun Ulos di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan 1980-2006

20 Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kecamatan Sipirok, Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kecamatan Padang Bolak dan Kecamatan Dolok. 20 1. Sebelah Utara dengan Kecamatan Saipar Dolok Hole. Wilayah tempat kediaman masyarakat Angkola-Sipirok berdampingan dengan wilayah Padang Bolak Padang Lawas dan wilayah Mandailing. Secara administratif wilayah Kecamatan Sipirok berbatasan dengan: 2. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Padangsidimpuan Timur dan Kecamatan Padangsidimpuan Barat. 3. Sebelah Barat dengan Kabupaten Tapanuli Utara. 4. Sebelah Timur dengan Kecamatan Padang Bolak.. Luas wilayah Kecamatan Sipirok adalah 720, 85 km 2 atau 3,80 dari luas Kabupaten Tapanuli Selatan yang terdiri dari 127 desa dan 5 kelurahan. Sipirok menjadi ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan, sesuai dengan Undang-Undang nomor 37 tahun 2007.

2.2 Masyarakat Sipirok

Sipirok sebagai sebuah nama mengandung dua makna konseptual, yaitu konsep teritorial dan konsep sosio kultural. Sebagai konsep teritorial, Sipirok menunjukkan suatu kawasan tertentu dengan batas-batas yang jelas. Dan sebagai konsep sosio kultural, Sipirok menunjukkan satu kelompok masyarakat dan 20 Parlaungan Ritonga, Makna Simbolik dalam Upacar Adat Mengupa Masyarakat Angkola Sipirok di Tapanuli Selatan, Medan: USU PRESS, 1997, hal. 4. Universitas Sumatera Utara 21 kebudayaannya yang khas. Selain itu, kata Sipirok juga digunakan sebagai nama bagi ibukota Kecamatan Sipirok. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat berkelanjutan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. 21 Proses terbentuknya masyarakat Sipirok tergambar dalam ungkapan lokal yang mengatakan Sipirok Pardomuan yang berarti “Sipirok Perpaduan”. Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat Sipirok merupakan gabungan atau perpaduan dari sejumlah orang-orang yang berlainan marga yang datang dari berbagai tempat menuju kawasan Sipirok dan Saipar Dolok Hole. Ada yang datang dari kawasan Muara dan Pangaribuan di Tapanuli Utara, ada pula yang datang dari kawasan Mandailing dan Angkola di Tapanuli Selatan. Kedatangan mereka tidak terjadi secara serentak. Masyarakat Sipirok merupakan salah satu dari sekian banyak masyarakat etnis suku bangsa yang sejak zaman dahulu kala mendiami satu wilayah tertentu di Sumatera Utara. Wilayah tempat kediaman Orang Sipirok itu dahulu mempunyai batas-batas yang ditetapkan menurut tradisi, dan terdiri dari dua kawasan yang masing-masing dinamakan Luat Sipirok dan Luat Saipar Dolok Hole. 22 21 Koentaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Penerbit Aksara Baru: Jakarta, 1980. hal. 160. 22 Z. Pangaduan Lubis dan Zulkifli B. Lubis, op.cit., hal. 3 dan 11. Menurut beberapa literatur dan keterangan lisan, orang- orang bermarga Siregar yang menjadi cikal bakal pertumbuhan masyarakat Sipirok, berasal dari satu tempat bernama Muara di Tapanuli Utara, dan merupakan keturunan Universitas Sumatera Utara 22 dari Toga Siregar. 23 Secara turun-temurun, sub etnis Mandailing dan Angkola menganut sistem patrilineal yaitu menarik garis keturunan dari pihak ayah. Mempunyai sistem Mereka merupakan pelopor yang merintis berdirinya tempat- tempat pemukiman yang kemudian berkembang menjadi huta desa. Selanjutnya, mereka menetap dan berkembang di Sipirok dan kemudian berbaur dengan orang- orang yang datang kemudian ke wilayah Sipirok hingga membentuk satu kesatuan hidup dan kesatuan budaya yang diikat dengan satu sistem adat istiadat atau sistem nilai budaya yang khas. Selanjutnya, adat istiadat tersebut mereka gunakan secara terus menerus untuk mengatur cara-cara mereka berinteraksi dalam segala aspek kehidupan mereka. Kesatuan hidup itu sekaligus terikat pula dalam satu identitas bersama yang muncul dengan satu sebutan, yakni Sipirok, yang hingga kini kesatuan hidup tersebut tetap bereksistensi di Kabupaten Tapanuli Selatan.

2.3 Keadaan Penduduk