Bantuan Alat Tenun Bukan Mesin

69 data statistik mengenai pengaruh pertenunan terhadap tingkat kesejahteraan keluarga di Sipirok belum dapat didata diprediksi. Akan tetapi melihat banyaknya wanita Sipirok yang diberdayakan menjadi penenun terus menerus bertambah setiap tahunnya.

5.2. Bantuan Alat Tenun Bukan Mesin

Perkembangan tenun di Sipirok jelas tampak dimulai pada tahun 1980 ketika pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan membagikan Alat Tenun Bukan Mesin kepada penenun sebanyak 20 unit yang terbagi dalam beberapa wilayah desa di Sipirok untuk meningkatkan usaha bertenun ini. Hal ini sudah penulis jelaskan secara detail diatas. Kemudian, pemberian Alat Tenun Bukan Mesin kepada penenun dilakukan kembali pada tahun 1996 dan 2002, yang disebar ke penenun diberbagai desa di Kecamatan Sipirok, akan tetapi tidak diketahui secara pasti total Alat Tenun Bukan Mesin yang dibagikan dan wilayah penyebarannya. 42 42 Wawancara dengan penenun, Ompung Majid dan Boru Pane tanggal 27 Mei 2016. Beberapa dari Alat Tenun Bukan Mesin bantuan pemerintah ini hingga kini masih produktif. Ditambah dengan jumlah Alat Tenun Bukan Mesin milik pribadi para pengusaha atau toke yang kerap kali menjadi “bapak angkat” para penenun di Sipirok. Pembelian Alat Tenun Bukan Mesin ini oleh para toke merupakan laba dari penjualan kain tenunan sebelumnya. Universitas Sumatera Utara 70 Sesungguhnya, pada tahun 1991 terdapat PT. Indosat yang juga melibatkan diri dalam kegiatan pertenunan di Sipirok. PT. Indosat pada masanya dikenal sebagai “bapak angkat” bagi penenun di Sipirok. Keterlibatan PT. Indosat dalam perkembangan pertenunan di Sipirok merupakan realisasi dari program Marsipature Huta Na Be Martabe yang mengandung arti Saling Memperbaiki Kampung Masing- Masing. Program pembangunan ini merupakan gagasan salah satu Gubernur Sumatera Utara saat itu, Raja Inal Siregar. PT. Indosat membangun dua unit balai pertenunan permanen di desa Bunga Bondar dan Padang Bujur. Peralatan yang digunakan di balai pertenunan PT. Indosat ini adalah Alat Tenun Bukan Mesin, dengan total 15 unit ATBM. Kegiatan pertenunan mitra usaha PT. Indosaat membuat produk yang lebih beraneka ragam. Antara lain produk tenunan yang digunakan sebagai hiasan dinding, alas meja, tikar alas sembahyang, dan lain-lain. 43 Dalam membuat produk tenunan, para penenun disini sudah mengikuti pola atau desain tertentu sesuai dengan yang dipesankan oleh PT. Indosat yang berpusat di Medan. Motif ragam hias masih menirukan motif ragam hias kain adat, akan tetapi beberapa motif sudah dimodifikasi sedemikian rupa menjadi motif atau ragam hias baru. 44 43 Ahmad Husin Ritonga,dkk., op.cit., hal. 114. 44 Ibid., hal. 116-117. Awal tahun 2000-an tanpa diketahui alasan yang pasti balai pertenunan ini menghentikan proses produksinya hingga hanya meninggalkan bangunan yang tak terawat lagi. Universitas Sumatera Utara 71

5.3 Pelatihan Tenaga Kerja