Bahan Baku Modal Perkembangan Tenun Ulos di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan 1980-2006

57 ataupun Pengusaha kain tenun ini membeli Alat Tenun Bukan Mesin ini secara pribadi melalui untung yang diperoleh dari hasil penjualan kain tenun sebelumnya.

4.2. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam kerajinan tenun ATBM adalah benang polyster yaitu benang jahit biasa yang berwarna-warni dan telah tergulung pada gulungan berupa pipa plastik atau kertas. Satu gulung benang biasanya panjangnya mencapai sekitar 20 meter. Benang ini adalah benang yang sudah siap pakai untuk digunakan pengrajin. Benang tekstil polyster yang umum digunakan merupakan benang bernomor rendah yaitu sekitar Ne 1 20-30. 38 1. Pengelosan, yaitu proses pembersihan benang yang umumnya masih kotor sekaligus meratakan diameter atau gulungan benang yang tidak sama. Kain yang dibuat dengan cara ditenun, memiliki dua arah serat benang yang saling berlawanan, yaitu benang lungsin benang yang disusun lurus secara vertikal dan benang pakan benang yang disusun lurus secara horizontal. Dua set benang ini saling menyeberang atau menyilang satu sama lainnya sehingga membentuk garis kotak-kotak. Pada proses persiapan pertenunan, dilakukan beberapa perlakuan terhadap benang tunggal yang akan dijadikan benang lungsin, yaitu: 2. Penghanian, yaitu penggulungan atau pengaturan benang-benang lungsin pada boom dengan sistem penggulungan sejajar. 38 Ibid., hal. 8. Universitas Sumatera Utara 58 3. Penganjian, yang bertujuan untuk meningkatkan daya tenun benang yang akan digunakan sebagai benang lungsin. Penganjian ini menjadikan benang lebih licin, daya tahan benang terhadap gesekan bertambah dan benang menjadi lebih kompak. 4. Pencucukan, yaitu proses memasukkan benang lungsin dari boom lungsin ke dalam lubang mata gun dan lubang lungsin. Pencucukan dilakukan sebelum penggulungan benang pada boom lungsin dipasang untuk diatur sedemikian rupa. 5. Pemaletan, yaitu penggulungan benang dalam bentuk benang pakan.

4.3 Modal

Dalam perkembangan kegiatan usaha pertenunan di Sipirok, modal dapat diperoleh dari berbagai sumber. Perolehan modal awalnya berasal dari modal milik sendiri, dan ditambah dengan modal yang diperoleh melalui pinjaman dari saudara. Selanjutnya, sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha pertenunan di Sipirok maka perolehan modal pun kian bertambah, yaitu 1. Modal sendiri ditambah pinjaman dari toke Sistem ini merupakan sistem yang sangat sering terjadi antara penenun dengan toke. Ketika toke memesan kain tenun pada penenun, maka akan disertai dengan bantuan pinjaman modal finansial yang dikenal dengan istilah uang muka. Modal tersebut digunakan oleh penenun terutama digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup seharai-hari. Walaupun berbentuk pinjaman, namun dalam Universitas Sumatera Utara 59 pengembaliannya tidak disertai dengan bunga uang. Pinjaman uang tersebut akan diperhitungkan ketika pengerjaan kain tenun selesai. Penenun akan memperoleh upah dari pembuatan kain tenun setelah dikurangi dengan jumlah pinjaman yang telah dilakukan sebelumnya. Transaksi pinjam meminjam uang ini juga dapat terjadi apabila penenun membutuhkan uang untuk keperluan yang mendesak diluar dari kebutuhan menenun. Pinjaman tersebut dilakukan karena adanya hubungan saling percaya antara keduanya. Pinjaman oleh toke tidak mensyaratkan berbagai ketentuan seperti jaminan, bunga, dan tidak membutuhkan waktu yang lama, dan pengembalian dapat dilakukan dengan tunai atau pun secara berangsur. Oleh karenanya, para toke seringkali dianggap sebagai “bapak angkat” bagi para penenun di Sipirok. Hal ini dapat dijadikan sebagai instrumen untuk memelihara loyalitas dan keterikatan para penenun tersebut kepada toke. 2. Modal sendiri ditambah pinjaman dari perusahaan atau pemerintah Modal ini diberikan langsung kepada penenun yang tergabung dalam suatu kelompok dengan ketentuan pengembaliannya dilakukan secara berangsur, dan dana tersebut akan dilakukan dengan sistem bergilir. Sejak tahun 1985 hingga tahun 1990 Bidang Pendidikan Masyarakat Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tapanuli Selatan memberikan bantuan modal dan pembinaaan terhadap para Universitas Sumatera Utara 60 penenun. Bantuan diberikan melalui program Paket Kejar Usaha dengan bantuan dana sebesar Rp. 200.000,- untuk tiap kelompok yang terdiri dari 5 orang. 39

4.4. Tenaga Kerja