2. Commitment merupakan suatu tingkatan dimana pekerja mengikat dengan
organisasi dengan menunjukkan tindakan Organizational Citizenship. 3.
Satisfaction kepuasan merupakan refleksi pemenuhan kontrak psikologis dan memenuhi harapan ditempat bekerja.
4. Insentif merupakan pemimpin perlu membuat perencanaan pemberian
insentif dalam bentuk baik berupa gaji, bonus, tunjangan dan jaminan. Berdasarkan penjelasan diatas, karyawan akan termotivasi dalam berkerja
dipengaruhi oleh hubungan baik antar sesama karyawan dengan apa yang dikerjakannya. Point-point yang telah disebutkan tersebut sebagai pendorong atau
perangsang untuk karyawan dalam melaksanakan tugas yang diberikan.
2.3 Self Efficacy
2.3.1 Pengertian Self Efficacy
Self Efficacy merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri atau self-knowledge yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Hal ini disebabkan Self efficacy yang dimiliki ikut mempengaruhi individu dalam menentukan tindakan yang kan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan termasuk
di dalamnya perkiraan berbagai kejadian yang akan dihadapi. Bandura adalah tokoh yang memperkenalkan istilah self efficacy. Menurut Bandura Ghufron dan
Risnawati, 2010:73 “self efficacy adalah keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk
mencapai hal tertentu”. Sementara itu, Baron dan Byrne Ghufron dan Risnawati, 2010:73 mendefenisikan self efficacy sebagai evaluasi seseorang mengenai
kemampuan atau kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi hambatan. Bandura dan Wood menjelaskan
bahwa self efficacy mengacu pada keyakinan atau kemampuan individu untuk
Universitas Sumatera Utara
menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif, dan tindakan yang diperlukan untuk memenuhui tuntutan situasi. Meskipun Bandura menganggap self efficacy
terjadi pada suatu fenomena situasi khusus, para peneliti yang lain telah membedakan self efficacy khusus dari self efficacy secara umum atau generalized
self efficacy. self efficacy secara umum menggambarkan suatu penilaian diri seberapa baik seseorang dapat melakukan suatu perbuatan pada situasi yang
beraneka ragam. Bandura Ghufron dan Risnawati, 2010:75 mengatakan bahwa efikasi diri
pada dasarnya adalah hasil dari proses kegiatan kognitif berupa keputusan, keyakinan, atau penghargaan tentang sejauh mana individu memperkirakan
kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan tertentu yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut beliau, self efficacy
tidak berkaitan dengan kecakapan yang dimiliki, tetapi berkaitan dengan keyakinan individu mengenai hal yang dapat dilakukan dengan kecakapan yang ia
miliki seberapapun besarnya. self efficacy menekankan pada komponen keyakinan diri yang dimiliki seseorang dalam menhadapi situasi yang akan datang yang
mengandung kekaburan, tidak dapat diramalkan, dan sering penuh dengan tekanan. Seseorang dengan self efficacy tinggi percaya bahwa mereka mampu
melakukan sesuatu untuk mengubah kejadian-kejadian di sekitarnya, sedangkan seseorang dengan self efficacy rendah menganggap dirinya pada dasarnya tidak
mampu mengerjakan segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
2.3.2 Perkembangan Self Efficacy pada Individu
Manusia pada umumnya sejak kecil sudah dapat mempelajari hal-hal yang terjadi di sekelilingnya, melalui panca indera yang dimiliki. Hal itu terjadi melalui
pengalaman sosial. Efikasi diri merupakan unsur kepribadian yang berkembang
Universitas Sumatera Utara
melalui pengamatan-pengamatan individu terhadap akibat-akibat tindakannya dalam situasi tertentu. Presepsi seseorang mengenai dirinya dibentuk selama
hidupnya. Adapun tahap perkembangan self efficacy dalam diri individu terdiri dari 6 tahap. Sullivan, hamdi, 2016:94
1. Infancy Bayi.
Mulai dari kelahiran Hingga belajar berbicara 0 hingga 18 bulan. Keinginan utama si bayi adalah memperoleh makanan.
2. Childhood Kanak-kanak.
Pada periode ini si anak belajar berbicara dan mulai membentuk hubungan dengan teman sebaya 18 bulan-4 tahun. Anak mulai belajar menghindari
tindakan-tindakan yang menurut mereka menjadi kemasan atau hukuman. 3.
The Juvenile Era Masa Remaja. Anak mulai membutuhkan hubungan dengan teman sebaya yang lebih dekat
4-810 tahun. Anak juga belajar bekerja sama dan bersaing dengan yang lain 4.
Pre- Adolesence Pra-Dewasa. Belajar untuk mencintai orang lain 810-12 tahun. Ini merupakan periode
yang sangat singkat, berlangsung hingga awal pubertas. 5.
Early Adolesence Dewasa Awal. Integritas kebutuhan akan intiminasi dan kepuasan seksual 12-16 tahun.
memandang dunia seperti apa yang dia inginkan bukan sebagaimana adanya. 6.
Late Adolesence Dewasa Akhir. Mulai serius belajar demi karir di masa yang akan datang, mulai memilih-
milih pasangan yang lebih serius.
Universitas Sumatera Utara
7. Maturity
Menggambarkan kematangan seseorang. Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik prilaku dewasa, tetapi tetap diperlukan
sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa secara hukum.
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy
Setiap individu memiliki self efficacy yang berbeda, tinggi rendahnya tingkat self efficacy yang terdapat dalam diri individu dipengaruhui oleh banyak
faktor. Menurut Bandura Ghufron dan Risnawati, 2010:78 self efficacy dapat ditumbuhkan dan dipelajari melalui empat sumber informasi utama. Berikut ini
empat adalah empat sumber informasi tersebut : 1.
Pengalaman Keberhasilan Mastery Eksperience Sumber ini memberikan pengaruh besar pada self efficacy dari individu
karena didasarkan pada pengalaman pengamatan pribadi individu secara nyata yang berupa keberhasilan dan kegagalan. Pengalaman keberhasilan
akan menaikkan self efficacy individu, sedangkan pengalaman kegagalan akan menurunkannya.
2. Pengalaman orang lain Vicarious experience
Pengamatan terhadap keberhasilan orang lain dengan kemampuan yang sebanding dalam mengerjakan suatu tugas yang akan meningkatkan self
efficacy diri individu dalam mengerjakan tugas yang sama. 3.
Persuasi Verbel Verbal Persuasion Pada persuasi verbal, individu akan diarahkan dengan saran, nasihat, dan
bimbingan sehingga dapat meningkatkan keyakinannya tentang kemampuan- kemampuan yang dimiliki yang dapat membantu mencapai
Universitas Sumatera Utara
tujuan yang diinginkan. Individu yang diyakinkan secara verbal cenderung akan berusaha lebih keras untuk mencapai suatu keberhasilan.
4. Kondisi Psikologis Physiological State
Individu akan mendasarkan invormasi mengenai kondisi psikologis mereka untuk menilai kemampuannya. Ketegangan fisik dalam situasi
yang menekan dipandang individu sebagai suatu tanda ketidakmampuan karena hal itu dapat melemahkan performansi kerja individu.
2.3.4 Indikator Self Efficacy
Menurut bandura Ghufron dan Risnawati, 2010:80 indikator self efficacy yaitu:
1. Dimensi Tingkat Level
Dimensi ini berkaitan dengan derajat kesulitan tugas ketika individu merasa mampu untuk melakukannya. Dimensi ini memiliki implikasi terhadap
pemilihan tingkah laku yang akan dicoba atau dihindari. 2.
Dimensi Kekuatan Strength Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dan keyakinan atau
pengharapan individu mengenai kemampuannya. 3.
Dimensi Generalisasi Generality Dimensi ini berkaitan dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu
merasa yakin akan kemampuannya. Individu dapat merasa yakin atas kemampuan dirinya.
2.4 Kerangka Konseptual