Pandangan masyarakat Nias tentang tanda-tanda lansia yang menjelang ajal

besaran dan secara sederhana sesuai dengan kemampuan keluarga atau masyarakat. 3. Memberikan makanan khusus kepada lansia dalam acara fangotome’o. Dalam memberikan memenuhi kebutuhan lansia didapatkan bahwa masyarakat Nias memberikan makanan khusus kepada lansia dalam budaya yang biasa dilakukan kepada lansia. Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa masyarakat Nias memberikan nasi, otak, hati, daging, telur, dan daging dari rahang babi. 4. Melakukan persiapan untuk mengadakan fangotome’o. Melakukan persiapan untuk mengadakan fangotome’o merupakan satu hal yang menandakan bahwa pelaksanaan suatu budaya kepada lansia adalah hasil dari kesepakatan bersama keluarga dan masyarakat Nias. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa masyarakat Nias memahami makna dan tujuan acara fangotome’o kepada orang tua. Bentuk persiapan acara budaya yang dilakukan adalah melakukan musyawarah untuk mengadakan fangotome’o. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa keluarga melakukan musyawarah untuk melakukan acara fangotome’o.

4.4.2 Pandangan masyarakat Nias tentang tanda-tanda lansia yang menjelang ajal

Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, peneliti menemukan bahwa ada beberapa pandangan masyarakat Nias tentang tanda-tanda lansia yang menjelang ajal yaitu 1 lansia mengalami kemunduran fisik lansia tidak teratur BAB dan BAK, dan lansia tidak memiliki nafsu makan, 2 lansia mengalami kemunduran psikis lansia memiliki permintaan yang tidak masuk akal, lansia Universitas Sumatera Utara mengalami gangguan tidur, lansia tidak teratur berbicara dan lansia menjadi pelupa, dan 3 mengenal tanda lansia menjelang ajal dengan asumsi lansia dikatakan menjelang ajal karena asumsianggapan masyarakat Nias. 1. Lansia mengalami kemunduran fisik Tanda-tanda lansia menjelang ajal yaitu masyarakat melihat adanya kemunduran fisik lansia. Lansia mengalami kemunduran fisik dengan menyatakan bahwa lansia tidak teratur dalam BAB dan BAK. Hal ini sejalan dengan pernyataan Bandiyah 2009 bahwa masalah-masalah fisik yang terjadi sehari-hari yang sering ditemukan pada lanjut usia adalah sukar menahan buang air seni dan menahan buang air besar. Sukar menahan BAB dan BAK inkontinensia merupakan salah satu keluhan utama pada orang lanjut usia. Inkontinensia adalah pengeluaran urine atau feses tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup, sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan atau sosial Kane, 1989, dalam Nugroho, 2008. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa lansia juga mengalami masalah dalam hal memenuhi kebutuhan makanan lansia yaitu lansia tidak memiliki nafsu makan. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang menyatakan bahwa nafsu makan lansia menurun Bandiyah, 2009. Lanjut usia telah mengalami kelemahan otot polos sehingga mengalami kesulitan menelan, produksi saliva yang menurun mengakibatkan atau mempengaruhi proses perubahan kompleks karbohidrat menjadi disakarida, dan kurangnya nafsu makan yang disebabkan banyak gigi sudah lepas Nugroho, 2008. Universitas Sumatera Utara 2. Lansia mengalami kemunduran psikis Masyarakat Nias memiliki pandangan bahwa masalah-masalah yang terjadi pada lansia adalah tanda lansia menjelang ajal. Masalah-masalah kesehatan yang dapat terjadi kepada lansia sangatlah banyak dan unik. Salah satu masalah kesehatan lansia adalah lansia mengalami kemunduran psikis Charles,2009. Dari hasil penelitian, partisipan menyatakan bahwa jika lansia mendekati ajal, maka lansia memiliki permintaan yang tidak masuk akal. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang mengatakan bahwa golongan usia lanjut cenderung mempunyai sifat dan sikap yang khas dalam hubungan dengan dunianya, dalam hubungan dengan masyarakat sehingga pada usia lanjut terdapat problema psikososial yang sering menjadi ciri khas fase usia lanjut Masdani,1986 dalam Murwani, 2011. Partisipan menyatakan bahwa tanda lansia yang menjelang ajal adalah mengalami gangguan tidur. Hal ini sejalan dengan Luce dan Segal dalam Bandiyah, 2009 yang mengatakan bahwa faktor usia merupakan faktor terpenting yang berpengaruh terhadap kualitas tidur. Jadi, keluhan terhadap kualitas tidur ada seiring dengan bertambahnya usia. Dari hasil penelitian, partisipan menyatakan bahwa tanda lansia menjelang ajal adalah tidak teratur dalam hal berbicara. Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa kekacauan mental adalah sifat kebingungan yang menyebabkan ketidaksanggupan lansia memahami dan merangkai kata atau peristiwa secara khusus Nurwita, 2011. Partisipan juga menyatakan bahwa lansia menjadi pelupa, menandakan lansia menjelang ajalnya. Menurut The National Old people’s Welfare council, Universitas Sumatera Utara salah satu penyakit atau gangguan umum pada lanjut usia adalah demensia atau menjadi pelupa. 3. Mengenal lansia menjelang ajal dengan asumsi Pandangan masyarakat Nias terhadap lansia tentang tanda-tanda menjelang ajal ditentukan oleh karena asumsi. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa masyarakat mengenal lansia menjelang ajal dengan acara melakukan asumsi sendiri. Hal ini bertentangan dengan pernyataan Nugroho 2008 yaitu tanda atau ciri klien lanjut usia menjelang ajal adalah denyut nadi tidak jelas teraba, tidak bernafas secara berangsur dalam beberapa menit, tidak menunjukkan segala refleks, dan kegiatan mulai lemah.

4.4.3 Memenuhi kebutuhan spiritual lansia