Dampak pemenuhan kebutuhan budaya lansia menjelang ajal

Dari hasil penelitian, partisipan menyatakan bahwa mereka merawat lansia dengan cara keluarga membatasi orang tua atau lansia untuk bekerja. Dan partisipan juga menyatakan bahwa mereka merawat lansia dengan cara mengatur posisi tempat tidur lansia yang menjelang ajal.

4.4.5 Dampak pemenuhan kebutuhan budaya lansia menjelang ajal

Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, peneliti menemukan bahwa perawatan menjelang ajal pada pasien lansia menurut perspektif budaya Nias berdampak pada lansia. Dampak pemenuhan kebutuhan budaya lansia menjelang ajal adalah 1 dampak untuk kesehatan lansia lansia menjadi sembuh dari penyakit dan panjang umur setelah dilakukan fangotome’o, 2 dampak terhadap kesiapan lansia menghadapi kematian lansia merasakan kebahagiaan, bangga, tidak merasa khawatir dan takut menghadapi kematian, 3 lansia mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya kepada anaknya lansia mendoakan anak-anaknya dengan memberkati mereka, lansia membagikan harta warisannya kepada anak-anaknya, dan lansia menasihatkan anak-anaknya, dan 4 anak mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya kepada orang tualansia melakukan acara budaya kepada orang tua sebagai tanda ucapan terima kasih. 1. Dampak untuk kesehatan lansia Pemenuhan kebutuhan budaya lansia berdampak besar bagi kesehatan lansia. Dari hasil penelitian, partisipan menjelaskan bahwa lansia menjadi sembuh dari penyakit dan panjang umur setelah dilakukan fangotome’o. Masyarakat Nias meyakini bahwa setelah dilakukan ritual fangotome’o maka lansia bisa saja mengalami kesembuhan. Hal sejalan dengan pernyataan Sunaryo 2014 bahwa Universitas Sumatera Utara budaya adalah sesuatu yang bersifat kompleks yang mengandung keyakinan dan kebiasaan sebagai anggota masyarakat. 2. Dampak terhadap kesiapan lansia mengahadapi kematiannya Pemenuhan kebutuhan budaya lansia memiliki dampak bagi lansia untuk mengahdapi kematiannya. Dari hasil penelitian, partisipan menjelaskan bahwa lansia merasakan kebahagiaankesenangan, bangga, tidak merasa khawatir, dan takut menghadapi kematian. Hal ini sejalan dengan pernyataan Nugroho 2008 bahwa lansia sangat membutuhkan kebutuhan emosi menghadapi kematiannya sehingga lansia merasakan ketenangan dalam menghadapi sakaratul maut. 3. Lansia mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya kepada anak- anaknya Pemenuhan kebutuhan budaya lansia membuat lansia kehilangan beban karena lansia telah mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya kepada anak- anaknya. Dari hasil penelitian, partisipan menjelaskan bahwa lansia menjadi tidak terbeban ketika lansia mendoakan anak-anaknya dengan memberkati mereka. Partisipan menjelaskan bahwa lansia menjadi tidak terbeban ketika lansia membagikan harta warisannya kepada anak-anaknya dan menasihatkan anak- anaknya sebelum kematiannya. Universitas Sumatera Utara 4. Anak mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya kepada orang tua sebagai tanda ucapan terima kasih Pemenuhan kebutuhan budaya lansia membuat anak atau keluarga kehilangan beban karena sebagai anak telah mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya kepada orang tuanya. Dari hasil penelitian, partisipan menjelaskan bahwa melakukan acara budaya kepada orang tua sebagai tanda ucapan terima kasih. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap enam partisipan, maka penelitian ini menemukan ada 5 tema terkait dengan perawatan menjelang ajal pada pasien lansia menurut perspektif budaya Nias di Desa Ombolata Kecamatan Alasa Kabupaten Nias Utara, yaitu 1 memenuhi kebutuhan lansia menurut budaya Nias, 2 pandangan masyarakat Nias tentang tanda-tanda lansia menjelang ajal, 3 memenuhi kebutuhan spiritual lansia, 4 memberikan perawatan dan pengobatan kepada lansia yang menjelang ajal, 5 dampak pemenuhan kebutuhan budaya lansia menjelang ajal. Penelitian ini menggambarkan bagaimana perawatan menjelang ajal pada pasien lansia berdasarkan sudut pandang masyarakat Nias. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa faktor budaya individu, terkhusus lansia perlu diperhatikan dalam pemberian asuhan keperawatan. Lansia sangat memerlukan pemenuhan kebutuhan emosional yaitu pelaksanaan setiap budaya yang dianutnya.

5.2 Saran

2.1 Pelayanan Keperawatan Pelayanan keperawatan, perawat gerontik diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan kepada lansia dengan tetap memperhatikan faktor budaya individu. Universitas Sumatera Utara