3. Lansia mengerjakan
tugas dan tanggung jawabnya
kepada anaknya.
4. Anak
mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya kepada
orang tualansia. a.
Lansia mendoakan
anak-anaknya dengan memberkati mereka.
b. Lansia membagikan harta warisannya
kepada anak-anaknya. c.
Lansia menasihatkan anak-anaknya. a.
Melakukan acara budaya kepada orang tua sebagai tanda ucapan terima kasih.
4.4. Pembahasan
Dalam pembahasan ini akan diuraikan teori-teori ataupun evidence based yang terkait dengan perawatan menjelang ajal pada pasien lansia menurut
perspektif budaya Nias. Dalam bagian ini akan dibahas mengenai 5 tema yang telah ditemukan tentang perawatan menjelang ajal pada pasien lansia menurut
perspektif yaitu 1 memenuhi kebutuhan lansia menurut budaya Nias, 2 pandangan masyarakat Nias tentang tanda-tanda lansia menjelang ajal, 3
memenuhi kebutuhan spiritual lansia, 4 memberikan perawatan dan pengobatan kepada lansia yang menjelang ajal, dan 5 dampak pemenuhan kebutuhan lansia
menjelang ajal.
4.4.1 Memenuhi kebutuhan lansia menurut budaya Nias
Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, peneliti menemukan bahwa dalam memenuhi kebutuhan lansia menurut budaya Nias didapati bahwa
ada beberapa hal yang 1 melakukan kegiatan fangotome’o kepada lansia yang
menjelang ajal meyakini bahwa fangotome’o adalah warisan leluhur yang harus
dikerjakan kepada lansia yang menjelang ajal, 2 melakukan acara fangotome’o
dengan 2 versi bentuk acara secara besar-besaran dan sederhana, 3 memberikan makanan khusus kepada lansia dalam acara
fangotome’o
Universitas Sumatera Utara
memberikan nasi, otak, hati, daging, telur, dan daging dari rahang babi , dan 4 melakukan persiapan untuk mengadakan
fangotome’o memahami makna dan tujuan acara
fangotome’o kepada orang tua dan melakukan musyawarah untuk mengadakan acara
fangotome’o. 1.
Melakukan kegiatan fangotome’o kepada lansia menurut budaya Nias. Pemenuhan kebutuhan lansia terkait budayanya merupakan salah satu hal
yang harus diberikan kepada lansia oleh keluarga dan masyarakat. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa masyarakat Nias meyakini bahwa
fangotome’o adalah warisan leluhur yang harus dikerjakan kepada lansia yang menjelang ajal.
Masyarakat Nias melakukan suatu ritual budaya yaitu acara fangotome’o kepada
lansia menjelang ajal sebagai hal yang harus dikerjakan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Nugroho 2008 bahwa pemenuhan kebutuhan klien lansia menjelang
ajal, yakni pemenuhan kebutuhan emosi dengan cara memenuhi kebutuhan kebudayaan yang dimiliki oleh lansia.
Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu. Perbedaaan
budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan
keperawatan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan Sunaryo, 2014.
2. Melakukan acara fangotome’o dengan 2 versi
Bentuk-bentuk konsep budaya individu berbeda-beda dalam suatu masyarakat atau komunitas tertentu. Partisipan dalam penelitian ini menyatakan
bahwa konsep budaya yang diberikan kepada lansia dapat dilakukan secara besar-
Universitas Sumatera Utara
besaran dan secara sederhana sesuai dengan kemampuan keluarga atau masyarakat.
3. Memberikan makanan khusus kepada lansia dalam acara fangotome’o.
Dalam memberikan memenuhi kebutuhan lansia didapatkan bahwa masyarakat Nias memberikan makanan khusus kepada lansia dalam budaya yang
biasa dilakukan kepada lansia. Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa masyarakat Nias memberikan nasi, otak, hati, daging, telur, dan daging dari
rahang babi. 4. Melakukan persiapan untuk mengadakan
fangotome’o. Melakukan persiapan untuk mengadakan
fangotome’o merupakan satu hal yang menandakan bahwa pelaksanaan suatu budaya kepada lansia adalah hasil
dari kesepakatan bersama keluarga dan masyarakat Nias. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa masyarakat Nias memahami makna dan tujuan acara
fangotome’o kepada orang tua. Bentuk persiapan acara budaya yang dilakukan adalah melakukan
musyawarah untuk mengadakan fangotome’o. Dari hasil penelitian diperoleh
bahwa keluarga melakukan musyawarah untuk melakukan acara fangotome’o.
4.4.2 Pandangan masyarakat Nias tentang tanda-tanda lansia yang menjelang ajal