Memberikan makanan khusus kepada lansia dalam acara fangotome’o. Melakukan persiapan untuk mengadakan fangotome’o.

secara besar-besaran, dan ada yang sederhana saja, yang sering keluarga kita lakukan hanyalah yang sederhana saja, tapi bagi orang yang mampu, bagi turunan bangsawan, bagi tokoh-tokoh adat, biasanya mereka melakukan ini secara besar- besaran bahkan mengundang tokoh-tokoh karena mereka mampu atau b erkeadaan secara materi”. Partisipan 3

4.3.1.3 Memberikan makanan khusus kepada lansia dalam acara fangotome’o.

Partisipan dalam penelitian ini juga mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan budaya lansia menjelang ajal maka diberikan makanan khusus kepada lansia pada saat fangotome’o. Memberikan makanan khusus ini yaitu dengan memberikan nasi, otak, hati, daging, telur dan daging dari rahang babi. a. Memberikan makanan khusus ini yaitu dengan memberikan nasi, otak, hati, daging, telur dan daging dari rahang babi. Partisipan menjelaskan pemberian makanan khusus kepada lansia pada saat acara fangotome’o. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan: “Iya harus itu yang dikasih, itu sudah menjadi budaya atau kebiasaan atau dibilang sudah menjadi warisan nenek moyang kita dulu, gak pernah dikasih yang lain-lain, tidak, harus nasi dan telur dan daging babi, itu. ” Partisipan 1 “Nah kalau udah itu, baru dilaksanakan acara fangotome’o, artinya pertama-tama dulu, anaknya yang tertua, yang laki-laki, jadi f angotome’o itu kalau orang tua sepasang ada, maka diambil nasi sedikit, dibentuk, dikasi dipiring, nah diambil nasi itu sedikit, langsung diambil otakuto, bahasa daerah Nias dan ate babi bahasa daerah Nias: Hati babi sedikit-sedikit diapa, dikasi, disu ap, disuapin orang tua itu.” Partisipan 2 Universitas Sumatera Utara “Iya, memang sudah tradisi itu kalau fangotome’o itu nasi, daging, hati, otak,,” Partisipan 4 “haaaa.... otak yang atas,, otaknya yang diberikan,, hati,, tapi sikit-sikit,, kalau terlalu besar tidak mau dia makan itu, sikit- sikit aja,, karena banyak nanti kenyang dia itu.” partisipan 5 “Iaaaaa,, diambil nasi sedikit, dan potong daging babi itu ada telur yang sudah dimasak, dan ada daging atau rahang babi diambil dan di potong kecil-kecil dan disuapi orang tua tersebut.” partisipan 6

4.3.1.4 Melakukan persiapan untuk mengadakan fangotome’o.

Partisipan dalam penelitian ini juga mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan budaya lansia menjelang ajal maka terlebih dahulu melakukan Musyawarah untuk mengadakan fangotome’o. Melakukan musyawarah dengan menyampaikan makna dan tujuan acara fangotome’o kepada saudara dan orang tua, dan mengundang saudara untuk hadir pada acara fangotome’o. a. Memahami makna dan tujuan acara fangotome’o. Partisipan menyatakan bahwa sebelum diadakan fangotome’o kepada lansia maka haruslah memahami makna dan tujuan acara fangotome’o. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan: “... anak-anak ini semua mengerti apa tujuan dari pada pelaksanaan fotome’o kepada seluruh anak-anaknya.” “Jadi diberkatilah mereka itu semua, setelah selesai itu, baru nanti, ada beberapa kata-kata arahan mereka, sehingga cucu, anak dan saudaranya semua mengerti apa tujuan dari pada pelaksanaan fotome’o ini.” partisipan 1 Universitas Sumatera Utara “... yaitu istilahnya itu fangotomeo, anak-anak, semua anak- anak dari orang tua berkumpul dan meminta berkat dari orang tua, berkat yang mana? Ooo,,, istilah “howu-howu” dan orang tua juga sebagai kewajibannya memberkati anak-anaknya dan juga semua warisannya atau semua harta dari orang tua tersebut, membagi-bagikan kepada anak- anaknya.” partisipan 2 “Dalam hal ini orang tua sangat berpesan jangan kalian bertengkar, jangan kalian pecah pikiran, jangan menyakiti, jangan dengki, jangan berdusta pada saudara, satukan pemikiran karena kekuatan yang paling kuat adalah bersatu karena segala kesulitan bisa dihadapi dengan bersatu. Satukan pemikiran untuk menuju yang terbaik.” partisipan 3 “Pendeta membawa renungan singkat tentang nasehat kepada lansia dan anak- anaknya pada saat fangotome’o.” partisipan 4 “Manfaatnya bahwa semua anak-anak laki laki menerima pembagian warisan dari orang tua itu manfaat bagi anak- anak.” “Setelah itu ya berdoa kepada Tuhan supaya anak-anaknya itu diberkati itu Tuhan, dan menyatakan bahwa semua anak-anak saya telah memberikan makanan yang cukup, berkati mereka, dan setelah siap doanya langsung dibagik an harta bendanya.” partisipan 6 b. Melakukan musyawarah untuk mengadakan acara fangotome’o. Partisipan menyatakan bahwa sebelum diadakan fangotome’o kepada lansia maka haruslah melakukan musyawarah untuk mengadakan acara fangotome’o. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan: “Sebelum pelaksanaan fotome’o itu, banyak beberapa hal yang disampaikan oleh orang tua atau lansia itu, satu dulu memberitahu kepada seluruh saudara orang tua itu, sudah selesai itu, diberitahu kepada seluruh anak-anaknya apa rencana yang perlu dilaksanakan.” partisipan 1 Universitas Sumatera Utara “Kalau ada anaknya yang tertua berarti itu sebagai koordinator, dia mengumpulkan adek-adeknya semua, dibicarakan begini,begini, begini. Nah, kalau udah dibicarakan, semua mufakat itu, hmm makanya dibicarakan sama orang tua, begini pak, ma, begini ooo.. maksud kami, kami ingin melaksanakan kewajiban kami kepada orang tua.” partisipan 2 “Karena kan,, pertama kita lihat umurnya, udah tua, udah gak kerja lagi,, makanya anak- anaknya berembuk untuk di fotome’o orang tuanya.” partisipan 4 “Kebiasaan kalau sudah lanjut usia orang tua, berpikir keluarga atau anak-anaknya, berpikir mengambil musyawarah, malah kita tau orang tua kita ini meninggal, jadi kita harus meminta berkat dengan melalui Fotome.” partisipan 5

4.3.2 Pandangan masyarakat Nias tentang tanda-tanda lansia menjelang ajal.