Familia : Saccharomycetaceae
Genus : Candida
Spesies : Candida albicans
2.7.1 Karakteristik dan Morfologi
Semua jenis candida merupakan sel ragi yang berbentuk oval 3-5µm dengan blastokonidia dan pseudohifa pseudohyphae. Candida albicans dapat
membentuk germ tubes dan klamidokonidia teminal. Pada pemerikasaan histopatologi, semua spesies Candida tidak memberikan hasil yang baik dengan
perwarnaan GMS dan Gridley. Pada kultur, umumnya semua Candida spp membentuk koloni halus yang berwarna putih susu dan terbentuk seperti kubah
Kumala, 2006. Candida albicans dapat ditemukan baik dalam bentuk ragi maupun dalam
bentuk hifa semu, tergantung kondisi lingkungannya. Bila dibiak pada suhu 37ºC, Candida albicansI akan membentuk sel ragi, sedangkan bila dibiak pada suhu
30ºC, Candida albicans akan memebntuk hifa semu. Sel-sel jamur Candida albicans berbentuk bulat, lonjong, atau bulat
lonjong dengan ukuran 2- 5μ x 3-6μ sampai 2-5,5μ x 5-28,5μ. Berkembang biak
dengan memperbanyak diri dengan spora yang tumbuh dari tunas, disebut blastospora. Candida albicans dapat mudah tumbuh di dalam media Sabauroud
dengan membentuk koloni ragi dengan sifat-sifat yang khas, yakni: menonjol dari permukaan medium, permukaan koloni halus, licin, berwarna putih kekuning-
kuningan, dan berbau ragi Siregar, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Candida albicans dibiakan pada media Sabaroud Glukosa Agar selama 2-4 hari pada suhu 37° C atau suhu ruang akan tampak koloni berbentuk bulat, warna
krem, diameter 1-2 mm, konsistensi “smooth”, mengkilat, bau seperti ragi. Besar koloni tergantung pada umur biakan, tepi koloni terlihat hifa semu sebagai
benang-benang halus yang masuk ke dalam media, pada media cair biasanya tumbuh pada dasar tabung Dumilah., 1992.
2.7.2 Epidemiologi
Berbagai Candida spp. terdapat sebagai kolonisasi terutama disaluran cerna tubuh manusia dan hewan berdarah panas. Candida spp. juga sebagai
komensal di vagina, uretra, kulit, dan kuku. Di samping itu jamur kandida terdapat di alam di seluruh dunia. Candida albicans merupakan jamur yang dominan
menyebabkan infeksi pada saluran kemih, genital, kulit, dan mulut. Selain itu Candida albicans dan Candida parapsilosis sering menyebabkan infeksi didarah
pada anak-anak Kumala, 2006. Umumnya Candida albicans hidup secara komensal antara lain dalam
rongga mulut, saluran pencernaa, dan alat genital. Infeksi terjadi bila terdapat ketidakseimbangan antara mikroorganisme penyebab Candida albicans dan daya
tahan tubuh seseorang, baik karena virulensi dan jumlah jamur yang meningkat
ataupun karena daya tahan tubuh seseorang yang menurun. 2.7.3 Penyakit yang Disebabkan Candida albicans
Penyakit yang ditimbulkan oleh jamur Candida albicans yaitu kandidiasis. Kandidiasis adalah mikosis yang menyerang kulit atau jaringan yang lebih dalam
lagi Entjang, 2003. Candida albicans dapat menyebabkan kandidiasis mukosa
Universitas Sumatera Utara
superfisial dan kandidiasis kulit yang menyebar secara hematogen ke berbagai organ seperti hepar, lien, ginjal, jantung dan otak dengan kematian sekitar 50.
Candida albicans akan menyerang organ tubuh Kumala, 2006 seperti : a.
Kandidiasis kulit, sering mengenai sela-sela jari kaki atau tangan dengan faktor predisposisi kaki atau tangan yang selalu basah atau lembab. Gejala yang timbul
terutama rasa gatal dan kulit maserasi. Pada bayi yang popoknya selalu basah karena kurang perawatan akan timbul diaper rash yaitu lesi kemerahan pada
bokong. Pada orang dewasa, infeksi kandida sering pada daerah inguinal dan lipatan payudara. Lesi berupa kemerahan disertai rasa gatal, biasanya sering
pada penderita diabetes melitus dan orang gemuk.
b. Kandidiasis mukosa, dikenal sebagai oral thrush yang terbatas pada sekitar
orofaring. Terdapat pseudomembran di lidah yang bila disentuhdikerok mudah berdarah. Pada wanita sering menimbulkan kandidiasis vaginitis yang disertai
fluor albus keputihan.
c. Kandidiasis pada kuku, sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya
berhubungan dengan air, dalam bentuk lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak bernanah, kuku menjdai tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk, kadang-
kadang berwarna kecoklatan, tidak rapuh, tetap berkilat dan tidak terdapat sisa jaringan dibawah kuku seperti pada tinea unguium. Rasa nyeri, bengkak
kemerahan pada lipat kuku, yang menyerupai paronikia piogenik dapat mengakibatkan penebalan dan alur transversal pada kuku dana akhirnya kuku
tanggal.
Universitas Sumatera Utara
d. Kandidiasis pada saluran kemih, sering tanpa gejala. Penyebaran secara
hematogen sampai ke organ ginjal dapat mengakibatkan abses ginjal, nekrosis pipilari ginjal dan timbul fungus ball pada ureter atau di pelvis ginjal.
Pemeriksaan urin untuk membantu diagnosisnya.
e. Kandidiasis peritonitis, sering pada penderita peritonial dialisis kronis dan pada
penderita setelah operasi saluran cerna.
f. Hematogen kandidiasis fungemia, gejalanya bisa akut atau kronis, disertai
demam, peningkatan kadar alkali fosfatase darah dan terjadi lesi yang multipel
pada hepar dan lien.
g. Kandidiasis susunan saraf pusat, terjadi melalui penyebaran secara hematogen,
atau akibat tindakan bedah saraf. Gejalanya seperti meningitis bakterial.
h. Kandidiasis jantung, akibat penyebaran hematogen menyebabkan kelainan pada
katup jantung buatan, katup yang cacat, miokard, ruang perikardial. Gejala klinis mirip dengan gejala endokarditis bakterialis, terdapat demam, murmur dan
sering terjadi emboli.
i. Kandidiasis mata, terjadi akibat penyebaran hematogen. Timbul gejala
korioretinitis dan endoptalmitis. Sehingga pada penderita kandidemia harus
memeriksakan matanya secara teratur.
j. Kandidiasis tulang dan sendi, merupakan sequelae dari kandidemia. Seringkali
timbul beberapa bulan setelah berhasilnya pengobatan kandidemia. Keadaan tersebut dapat terjadi karena seolah-olah kandidemia yang bersifat sementara,
tetapi jamur kandida tersebut sudah masuk ke dalam skeletal dan merupakan
fokus yang akan menimbulkan penyakit di kemudian hari.
Universitas Sumatera Utara
Meskipun kandidiasis hematogen merupakan infeksi endogen dari saluran cerna, tetapi dapat juga disebabkan kontaminasi dari kateter. Jamur masuk ke
dalam kuman kateter dan membentuk biofilm yang dapat menyebar ke dalam sirkulasi darah sebagai sumber endogen.
2.8 Tes Sabouraud Dekstrose