Sanitasi Tempat-Tempat Umum MallPlazaSupermall

derajat kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa penyakit Depkes, 2014.

2.3.1 Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah Fahmi, 2009. Sanitasi tempat-tempat umum menurut Mukono 2006, merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang medianya makanan, minuman, udara dan air, dengan demikian sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tempat-tempat umum harus mempunyai kriteria sebagai berikut : 1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum, artinya masyarakat umum boleh keluar masuk ruangan tempat umum dengan membayar atau tanpa membayar. 2. Harus ada gedung tempat peranan, artinya harus ada tempat tertentu dimana masyarakat melakukan aktivitas tertentu. Universitas Sumatera Utara 3. Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung tempat-tempat umum tersebut. 4. Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai dengan ramainya, harus mempunyai fasilitas tertentu yang mutlak diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di tempat-tempat umum. Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau tempat pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain Febriyanti, 2011. 2.4 Sanitasi Pasar Syarat-syarat sanitasi pasar yakni sebagai berikut: 1. Air bersih a. Air bersih selalu tersedia dalam jumlah yang cukup minimal 40 liter per pedagang, b. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416 Tahun 1990 Pasal 1 bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak, c. Jarak sumber air bersih dengan septick tank minimal 10 meter, Universitas Sumatera Utara d. Pengujian kualitas air bersih dilakukan 6 bulan sekali. 2. Kamar mandi dan toilet a. Harus tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, yang dilengkapi dengan tandasimbol yang jelas dengan proporsi sebagai berikut: Tabel 2.1 Proporsi Jumlah Toilet yang Harus Tersedia di Pasar No Jumlah Pedagang Jumlah Kamar Mandi Jumlah Toilet 1 1-25 1 1 2 26-50 2 2 3 51-100 3 3 Setiap penambahan 40-100 orang harus ditambah satu kamar mandi atau satu toilet Sumber : Kepmenkes No. 519 Tahun 2008 b. Tersedia bak dan air bersih dengan jumlah cukup dan bebas jentik, c. Toilet dengan leher angsa, dan peturasan, d. Tersedia tempat cuci tangan dan sabun, e. Tersedia tempat sampah yang tertutup, f. Tersedia septic tank dengan lubang peresapan yang memenuhi syarat kesehatan, g. Letak toilet minimal 10 meter dari tempat penjualan makanan dan bahan pangan, h. Ventilasi minimal 20 dari luas lantai, Universitas Sumatera Utara i. Lantai kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan, dengan kemiringan cukup 3. Pengolahan sampah a. Setiap kiosloronglos tersedia tempat sampah basah dan kering, b. Tempat sampah terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah berkarat, kuat tertutup dan mudah dibersihkan, c. Tersedia alat pengangkut sampah yang kuat dan mudah dibersihkan, d. Tersedia tempat pembuangan sampah sementara TPS yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan mudah dijangkau, e. TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang penular penyakit, f. TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 meter dari bangunan pasar g. Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam h. Ketetapan besaran timbulan sampah untuk pasar yakni 2,5 – 3.0 L per pedagang atau petugas hari ditiap los dan kiosnya 4. Drainase a. Tertutup dengan kisi-kisi, terbuat dari logam dan mudah dibersihkan, b. Limbah cair mengalir lancar dan harus memenuhi baku mutu, c. Tidak ada bangunan di atas saluran, d. Pengujian kualitas limbah cair berkala setiap 6 bulan sekali. 5. Tempat cuci tangan a. Lokasi mudah dijangkau, b. Dilengkapi sabun dan tersedia air mengalir, Universitas Sumatera Utara c. Limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup 6. Vektor penyakit a. Los makanan siap saji dan bahan pangan harus bebas dari lalat, kecoa, dan tikus, b. Angka kepadatan tikus nol, c. Angka kepadatan kecoa maksimal 2 ekor per plate di titik pengukuran, d. Angka kepadatan lalat maksimal 30 per gril net di tempat sampah dan drainase, e. Container Indeks CI jentik nyamuk Aedes aegypti tidak melebihi 5. Container Indeks adalah salah satu indeks kepadatan jentik DBD sebagai tolak ukur atau parameter untuk mengetahui populasi jentik nyamuk Aedes aegypti dengan rumus jumlah kontainer yang positif jentik dibagi jumlah kontainer yang diperiksa dikalikan seratus persen. 7. Kualitas makanan dan bahan pangan a. Tidak basi, Tidak mengandung bahan berbahaya,Tidak mengandung residu pestisida di atas ambang batas, b. Kualitas makanan siap saji sesuai dengan peraturan, c. Makanan dalam kemasan tertutup disimpan dalam suhu 4-10 ºC, d. Ikan, daging, dan olahannya disimpan dalam suhu 0 sd 4 ºC, e. Sayur dan buah disimpan dalam suhu 10 ºC, f. telor, susu dan olahannya disimpan dalam suhu 5-7ºC, g. Penyimpanan bahan makanan dengan jarak 15 cm dari lantai, 5 cm dari dinding, dan 60 cm dari langit-langit, Universitas Sumatera Utara h. Kebersihan peralatan makanan maksimal 100 kuman per cm2 permukaan dan E-coli nol. 8. Desinfeksi Pasar a. Dilakukan secara menyeluruh 1 hari dalam sebulan, b. Bahan desinfeksi tidak mencemari lingkungan.

2.5 Toilet

Dokumen yang terkait

Sanitasi dan Pemantauan Jentik Nyamuk pada Toilet Sekolah Dasar Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

1 56 118

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

Pengelolaan Sanitasi Toilet, Pemantauan Jentik Nyamuk Aedes spp dan Analisa Kandungan Jamur Candida albicans pada Air Bak Toilet Umum di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

0 1 17

Pengelolaan Sanitasi Toilet, Pemantauan Jentik Nyamuk Aedes spp dan Analisa Kandungan Jamur Candida albicans pada Air Bak Toilet Umum di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

1 2 2

Pengelolaan Sanitasi Toilet, Pemantauan Jentik Nyamuk Aedes spp dan Analisa Kandungan Jamur Candida albicans pada Air Bak Toilet Umum di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

0 0 7

Pengelolaan Sanitasi Toilet, Pemantauan Jentik Nyamuk Aedes spp dan Analisa Kandungan Jamur Candida albicans pada Air Bak Toilet Umum di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

1 10 33

Pengelolaan Sanitasi Toilet, Pemantauan Jentik Nyamuk Aedes spp dan Analisa Kandungan Jamur Candida albicans pada Air Bak Toilet Umum di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

0 0 4

Pengelolaan Sanitasi Toilet, Pemantauan Jentik Nyamuk Aedes spp dan Analisa Kandungan Jamur Candida albicans pada Air Bak Toilet Umum di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

0 0 29

IDENTIFIKASI CEMARAN JAMUR Candida albicans PADA AIR BAK TOILET DI RUANG BERSALIN (Studi di RSUD Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 64

ANALISIS KANDUNGAN JAMUR CANDIDA ALBICANS TERHADAP SANITASI TOILET UMUM DI PASAR KOTA BOJONEGORO Juwita Esthi Utami (Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Surabaya) Rusmiati (Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Surabaya) Fitri Rokh

1 2 7