Penyandang Disabilitas .1 Pengertian Penyandang disabilitas

rehabilitasi mempunyai tujuan untuk melaksanakan pertolongan pada seseorang, baik secara individual maupun di dalam kelompok atau keluarga dan masyarakat agar mampu mengatasi masalah-masalahnya. Adanya berbagai kesenjangan dalam pelayanan sosial akses, maka pelayanan sosial mempunyai fungsi sebagai “akses” untuk menciptakan hubungan bimbingan yang sehat antara berbagai proogram, sehingga program-program tersebut dapat berfungsi dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang membtuhkanya. 2.3 Penyandang Disabilitas 2.3.1 Pengertian Penyandang disabilitas Disabiliatas atau kecacatan adalah suatu kondisi diamana adanya kelainan fisik dan mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan bagi seseorang untuk melakukan aktivitas secara selayaknya. Mengacu pada Undang-undang RI No. 23 Tahun 2002 pasal 1 tentang Perlindungan Anak, anak yang menyandang cacat adalah anak yang mengalami hambatan fisik dan mental sehingga menganngu pertumbuhan dan perkembangan secara wajar. Difabel atau disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan. Jadi disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks, yang mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat tempat dia tinggal. Universitas Sumatera Utara Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik danatau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya, yang terdiri dari: 1. penyandang cacat fisik 2. penyandang cacat mental 3. penyandang cacat fisik dan mental.

2.3.2 Ciri-ciri Penyandang Disabilitas

Adapun ciri-ciri penyandang disabilitas adalah : a Penyandang cacat fisik, yaitu individu yang mengalami kelainan kerusakan fungsi organ tubuh dan kehilangan organ sehingga mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, misalnya gangguan penglihatan, pendengaran, dan gerak. b Penyandang cacat mental, yaitu individu yang mengalami kelainan mental dan tingkah laku akibat bawaan atau penyakit. Individu tersebut tidak bisa mempelajari dan melakukan perbuatan yang umum dilakukan orang lain normal, sehingga menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. c Penyandang cacat fisik dan mentl, yaitu individu yang mengalami kelainan fisik dan mental sekaligus cacat ganda seperti gangguan pada fungsi tubuh, penglihatan, pendengaran, dan kemampuan berbicara serta mempunyai kelainan mental atau tingkah laku sehingga yang bersangkutan tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari selayaknya https:id.wikipedia.orgwikiDifabel diakses pada tanggal 8 desember 2015 pukul 16: 34. Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Klasifikasi Penyandang Disabilitas

Menurut UU No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, berbagai faktor penyebab serta permasalahan kecacatan, maka jenis-jenis kecacatan dapat di kelompokkan sebagai berikut : 1. Penyandang Cacat Fisik 1. Tuna Netra Berarti kurang penglihatan. Keluarbiasaan ini menuntut adanya pelayanan khusus sehingga potensi yang dimiliki oleh para tuna netra dapat berkembang secara optimal. 2. Tuna Rungu Wicara Tuna Rungu, ialah individu yang mengalami kerusakan alat atau organ pendengaran yang menyebabkan kehilangan kemampuan menerima atau menangkap bunyi serta suara. sedangkan Tuna Wicara, ialah individu yang mengalami kerusakan atau kehilangan kemampuan berbahasa, mengucapkan kata-kata, ketepatan dan kecepatan berbicara, serta produksi suara. 3. Tuna Daksa Secara harfiah berarti cacat fisik. Kelompok tuna daksa antara lain adalah individu yang menderita penyakit epilepsy ayan, kelainan tulang belakang, gangguan pada tulang dan otot,serta yang mengalami amputasi. b. Penyandang Cacat Mental 1. Tuna Laras Dikelompokkan dengan anak yang mengalami gangguan emosi. Gangguan yang muncul pada individu yang berupa gangguan perilaku seperti suka menyakiti diri sendiri, suka menyerang teman, dan lainnya. Universitas Sumatera Utara 2. Tuna Grahita Sering dikenal dengan cacat mental yaitu kemampuan mental yang berada di bawah normal. Tolak ukurnya adalah tingkat kecerdasan atau IQ. Tuna grahita dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Tuna Grahita Ringan Debil Tampang dan fisiknya normal, mempunyai IQ antara kisaran 50 sd 70. Mereka juga termasuk kelompok mampu didik, mereka masih bisa dididik diajarkan membaca, menulis dan berhitung, anak tunagrahita ringan biasanya bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV SD Umum. b. Tuna Grahita Sedang Embisil Tampang atau kondisi fisiknya sudah dapat terlihat, tetapi ada sebagian anak tuna grahita yang mempunyai fisik normal. Kelompok ini mempunyai IQ antara 30 sd 50. Mereka biasanya menyelesaikan pendidikan setingkat kelas II SD Umum. c. Tuna Grahita Berat Idiot Kelompok ini termasuk yang sangat rendah intelegensinya tidak mampu menerima pendidikan secara akademis. Anak tunagrahita berat termasuk kelompok mampu rawat, IQ mereka rata-rata 30 kebawah. Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain. c. Penyandang Cacat Fisik dan Mental Ganda Kelompok penyandang jenis ini adalah mereka yang menyandang lebih dari satu jenis keluarbiasaan, misalnya penyandang tuna netra dengan tuna rungu sekaligus, penyandang tuna daksa disertai dengan tuna grahita atau bahkan sekaligus.

2.3.4 Faktor Penyebab Disabilitas

Faktor-faktor penyebab disabilitas antara lain yaitu : Universitas Sumatera Utara A. Penyandang Cacat Fisik 1. Tuna Netra a. Masa Prenatal : 1. Akibat penyakit campak Jerman. Jika menyerang ibu yang sedang hamil 1-3 bulan, besar kemungkinan bayinya lahir dalam keadaan tuna netra. 2. Akibat penyakit Syphilis, bayi yang ada dalam kandungan kemungkinan terlahir dengan keadaan tuna netra. 3. Akibat kecelakaan, keracunan obat2anzat kimia, sinar laser, minuman keras yg mengakibatkan kerusakan janin khususnya pada bagian mata. 4. Infeksi virus Rubella, toxoplasmosis. 5. Malnutrisi berat pada tahap embrional minggu ke 3 sampai ke 8. b. Masa Natal : 1. Kerusakan mata atau syaraf mata pada saat proses kelahiran. Terjadi karena proses kelahiran yang sulit, sehingga bayi harus keluar dengan bantuan alat vakum. 2. Ibu menderita penyakit Gonorrchoe, sehingga kuman gonococcus GO menular pada bayi saat kelahiran. 3. Retrolenta Fibroplasia yang disebabkan karena bayi lahir sebelum waktunya, sehingga diberikan konsentrasi oksigen yang tinggi dalam inkubator. c. Masa Perkembangan : 1. Kekurangan vitamin A. 2. DM, menyebabkan kelainan retina. 3. Darah tinggi ; pandangan rangkapkabur. 4. Stroke ; kerusakan syaraf mata. 5. Radang kantung air mata, radang kelenjar kelopak mata, hemangiona, retinoblastoma, efek obatzat kimiawi. Universitas Sumatera Utara 2. Tuna Rungu a. Masa Prenatal : 1. Salah satu dari orang tua penderita merupakan pembawa sifat abnormal. 2. Ibu yang sedang mengandung mengalami sakit pada masa 3 bulan pertama kehamilan, yaitu pada masa pembentukan ruang telinga. 3. Keracunan obat-obatan. b. Masa Natal : 1. Kesulitan pada saat melahirkan, sehingga harus dibantu oleh beberapa alat. 2. Kelahiran prematur. c. Masa Perkembangan : 1. Ketulian karena terjadinya infeksi, difteri, dan morbili. 2. Karena kecelakaan yang mengakibatkan rusaknya alat pendengaran bagian dalam. 3. Tuna Daksa a. Masa Prenatal : 1. Anoxia prenatal, disebabkan pemisahan bayi dari placenta, penyakit anemia, kondisi jantung yang gawat, shock, percobaan abosrtus. 2. Gangguan metabolisme pada ibu. 3. Kromosom, gen yang tidak sempurna. 4. Pembelahan sel telur, sperma yang kualitasnya buruk. b. Masa Natal : 1. Kesulitan saat persalinan karena letak bayi sungsang, atau pinggul ibu terlalu kecil. 2. Pendarahan pada otak saat kelahiran. 3. Kelahiran prematur. Universitas Sumatera Utara 4. Gangguan pada placenta yang dapat mengurangi oksigen sehingga mengakibatkan terjadinya anorexia. c. Masa Perkembangan : 1. Faktor penyakit ; meningitis, radang otak, diptheri, partusis. 2. Faktor kecelakaan. 3. Pertumbuhan tubuhtulang yang tidak sempurna. B. Penyandang Cacat Mental : 1. Tuna Laras a. Masa Prenatal : 1. Disfungsi kelenjar endokrin dapat mempengaruhi gangguan tingkah laku. 2. Berupa kelainan atau kecacatan baik tubuh maupun sensoris yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang. b. Masa Natal : - c. Masa Perkembangan : 1. Setiap memasuki perkembangan baru, individu dihadapkan pada berbagai tantangan atau krisis emosi. 2. Tuna Grahita a. Masa Prenatal : 1. Infeksi Rubella cacar Jerman, Rubella telah menggantikan sifilis sebagai penyebab utama tunagrahita yang disebabkan oleh infeksi maternal. 2. Penyakit inklusi sitomegalik, anak-anak dengan tunagrahita dari penyakit ini seringkali memiliki klasifikasi serebral, mikrosefali, atau hidrosefalus. 3. Sifilis, sifilis pada wanita hamil dahulu merupakan penyebab utama berbagai perubahan neuropatologis pada keturunannya, termasuk tuna grahita. Universitas Sumatera Utara 4. Toxoplasmosis, dapat ditransmisikan dari ibu kepada janinnya. 5. Herpes simpleks, dapat ditransmisikan transplasental, walaupun cara yang paling sering adalah selama kelahiran. 6. Sindroma AIDS, banyak janin dari ibu dengan AIDS tidak pernah cukup bulan karena terjadi lahir mati dan abortus spontan. 7. Gejala putus zat pada bayi adalah iritabilitas, hipertonia, tremor, muntah, tangisan dengan nada tinggi, dan kelainan pola tidur. b. Masa Natal : 1. Disebabkan oleh kejadian yang terjadi saat kelahiran adalah luka-luka pada saat kelahiran, sesak nafas asphyxia, dan lahir prematur. c. Masa Perkembangan : 1. Penyakit-penyakit akibat infeksi misalnya; meningitis peradangan pada selaput otak dan problema nutrisi kekurangan gizi, misalnya kekurangan protein yang diderita bayi dan awal masa kanak-kanak, cedera kepala yang disebabkan karena kendaraan bermotor yang dapat menyebabkan kecacatan mental. C. Penyandang Cacat Fisik dan Mental Ganda : 1. Tuna Ganda a. Masa Prenatal : 1. Ketidaknormalan kromosom komplikasi-komplikasi pada anak dalam kandungan ketidakcocokan Rh infeksi pada ibu yang kekurangan gizi pada saat sedang mengadung, serta terlalu banyak menkonsumsi obat dan alkohol. b. Masa Natal : 1. Kelahiran prematur dan kekurangan oksigen 2. Terdapat luka pada otak saat kelahiran. Universitas Sumatera Utara c. Masa Perkembangan : 1. Kepala mengalami kecelakaan kendaraan ,jatuh ,dan mendapat pukulan atau siksaan. 2. Anak tidak dirawat dangan baik, keracunan makanan atau penyakit tertentu yang sama, sehingga dapat berpengaruh tehadap otak meningitis atau encephalities. http:erlinaheria.blogspot.co.id201210penyandang-disabilitas.html diakses pada tanggal 9 desember 2015 pukul 20: 07

2.4 Penyandang Disabilitas Tuna Rungu Wicara

Dokumen yang terkait

Strategi Pekerja Sosial dalam Pelayanan Anak Tuna Rungu Wicara (Studi Kasus di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar)

3 95 103

Pola Interaksi Sosial Tuna Rungu Wicara ( Studi Deskriptif Di UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara Dan Lansia Pematangsiantar )

26 167 91

Efektivitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar

8 67 136

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 8 151

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 15

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 2

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 8

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 1 30

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 2

Efektivitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar

0 0 14