3. Informan tambahan yaitu mereka yang dapat menguatkan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan tambahan dalam
penelitian ini adalah Nita Ermayati S.Psi selaku psikolog di UPTD Pelayanan Sosial
Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematangsiantar.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan library research yaitu pengumpulan data atau
informasi menyangkut masalah yang akan di teliti dengan memplajari dan menelaah buku serta tulisan yang ada pada kaitanya terhadap masalah
yang diteliti. 2.
Studi lapangan yaitu pengumpulan data atau informasi yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitiaan untuk
mencarai fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah:
a. Observasi, yaitu mengumpulkan data tentang gejala tertentu yang
yang dilakukan dengan mengamati, mendengar, dan mencatat kejadian yang menjadi sasaraan penelitian.
b. Wawancara, yaitu cara pengumpulan data diamana penelitian dan
responden hadir dalam waktu dan tempat yang sama dalam rangka memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam suatu
penelitian Siagian, 2011: 211.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini, wawancara yang dimaksud yaitu mengajukan pertanyaan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk menelengkapi data yang
diperlukan.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan menjabarkan hasil
penelitian sebagimana adanya. Data-data yang telah di tetapkan dari hasil penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara kemudian dikumpulkan lalu di olah dan
dianalisis dengan menggambarkan dan menjelaskan serta memberikann komentar dengan jelas sehingga data dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui jawaban
dari masalah yang diteliti Sarbaguna, 2008. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif,
artinya untuk analisis data tidak diperlukan model uji statistik dengan memakai rumus-rumus tertentu, melainkan lebih ditujukan sebagai tipe penelitian deskriptif.
Kutipan hasil wawancara dan observasi sejauh mungkin akan ditampilkan untuk mendukung analisis yang disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat ditarik
kesimpulan dari hasil penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah berdirinya Lembaga
Pada tahun 1958 oleh Perkebunan Siantar Estate memberikan sebidang tanah kepada Dinas Sosial Provinsi Sumatera UtaraDinas Sosial Daerah Tingakat II Kabupaten
Simalungun guna mendirikan Panti Sosial dengan tujuan dapat menampung para penyandang masalah social terutama para Lanjut Usia yang sudah pensiun dari
perkebunan Siantar Estate. Luas arealnya 20.000 M2. Lokasinya di Jalan Sisingamangaraja Kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Martoba Kodya
Pematang Siantar. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 7 Tahun 1987 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Tingkat I
Sumatera Utara status Panti Karya Bah Kapul berubah menjadi Panti JompoLanjut Usia.
Pada tahun 1987 berdiri Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat Tuna Rungu Wicara Panghobopon Bani Nalongah yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja
Nomor 68 Kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Martoba Kota Madya Pematang SIantar. Luas areal 36.500 M2. Panti ini merupakan salah satu UPTD Kantor
Wilayah Departemen Sosial Provinsi Sumatera Utara yang melayani Penyandang Cacat Tuna Rungu Wicara. Wilayah kerjanya meliputi Provinsi Sumatera Utara,
Aceh, Riau, Sumatera Barat, Jambi Sumbagut. Berdasarkan Perda Provinsi Sumatera Utara Nomor 3 Tahun 2001 Tanggal 31 Juli 2001 kedua panti tersebut di
atas digabung menjadi satu panti yaitu UPTD Harapan Teratai Bah Kapul ini merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara
yang mempunyai tugas dan fungsi memberikan pelayanan terhadap:
Universitas Sumatera Utara
a. Penyandang Cacat Tuna Rungu Wicara Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 4 tahun 1997 tentang Penyandang
Cacat.Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan atau mental-mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan
baginya untuk melakukan kegiatan secara layak. Penyandang Cacat Rungu Wicara adalah seseorang yang mempunyai kelainan pada alat pendengaran dan bicara
sehingga tidak dapat melakukan fungsinya secara wajar. b. Lanjut Usia Terlantar.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 33 Tahun 2010 tentang Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi UPTD pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial
Provinsi Sumatera Utara UPTD Harapan teratai Bah Kapul Pematang Siantar berubah nama menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD Pelayanan Sosial
Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematangsiantar.
4.2 Visi dan Misi UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia