Kesimpulanya, dengan demikian dapat dikatakan bahwa program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Program
akan menunjang implementasi, karena dalam program tersebut telah dimuat dalam berbagai aspek antara lain :
1. Adanya tujuan yang ingin dicapai.
2. Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang harus diambil dalam mencapai
tujuan itu. 3.
Adanya aturan-aturan yang harus di pegang dan prosedur yang harus di lalui. 4.
Adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan. 5.
Adanya strategi dalam pelaksanaan.
2.2 Pelayanan 2.2.1 Pengertian Pelayanan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pelayanan adalah sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Selain itu, pengertian pelayanan menurut Kotler
dalam Laksana 2008 pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Sementara itu, menurut Lovelock, Petterson Walker dalam Tjiptono 2005
mengemukakan perspektif pelayanan sebagai sebuah sistem, dimana setiap bisnis jasa dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas dua komponen utama : 1
operasi jasa; dan 2 penyimpanan jasa. Berdasarkan pengertian pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan suatu bentuk,sistem, prosedur
atau metode tertentu diberikan kepada orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk-bentuk pelayanan sosial sesuai dengan fungsi-fungsinya adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan akses, mencakup pelayanan informasi, rujukan pemerintah,
nasehat dan partisipasi. Tujuanya membantu orang agar dapat mencapai atau menggunakan layanan yang tersedia.
2. Pelayanan terapi, mencakup pertolongan dan terapi, atau rehabilitasi,
termasuk di dalamnya perlindungan dan perawatan. Misalnya, pelayanan yang diberikan oleh badan-badan yang menyediakan konseling,
pelayanan kesejahteraan anak, pelayanan kesejahteraan sosial mendidik dan sekolah, perawatan bagi orang-orang jompo dan lanjut lansia.
3. Pelayanan sosialiasi dan pengembangan, misalnya taman penitipan bayi
dan anak, keluarga berencana, pendidikan keluarga, pelayanan rekreasi bagi pemuda dan masyarakat yang dipusatkan atau community centre
Nurdin, 1989.
2.2.2 Sistem Pelayanan Sosial
Sistem pelayanan sosial merupakan suatu usaha yang dilakukan kelompok atau seseorang atau birokrasi untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada
klien dalam mencapai tujuan tertentu. Romanshyn, 1971 dalam Fahrudin, 2012: 51, memberikan arti pelayanan sosial sebagai usaha-usaha untuk mengembalikan,
mempertahankan, dan meningkattkan keberfungsian sosial individu-individu dan keluarga melalui 1 sumber-sumber sosial pendukung, dan 2 proses-proses yang
meningkatkan kemampuan individu-individu dan keluarga-keluarga untuk mengatasi stress dan tuntutan-tuntutan kehidupan sosial yang normal.
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan sosial juga terdapat di dalam usaha kesejahteraan sosial, dimana pelayanan sosial juga termasuk dari salah satunya, perlu dibedakan dua macam
pengertian pelayanan sosial, yaitu : 1.
Pelayanan sosial dalam arti luas adalah pelayanan sosial yang mencakup fungsi pengembangan termasuk pelayanan sosial dalam bidang pendidikan,
kesehatan, perumahan, tenaga kerja dan sebagainya. 2.
Pelayanan sosial dalam arti sempit atau disebut juga pelayanan kesejahteraan sosial mencakup program pertolonngan dan perlindungan kepada golongan
yang tidak beruntung seperti pelayanan sosial bagi anak terlantar, keluarga miskin, cacat, tuna sosial dan sebagainya Muhidin, 1992: 41. Pelayanan
sosial bukan hanya sebagai usaha memulihkan, memelihara, dan meningkatkan kemampuan berfungsi sosial individu dan keluarga, melainkan
juga usaha untuk menjamin berfungsinya kolektifitas seperti kelompok- kelompok sosial, organisasi serta masyarakat.
2.2.3 Fungsi Sistem Pelayanan Sosial
Fungsi pelayanan sosial dapat dikategorikan dalam berbagai cara tergantung dari tujuan klasifikasi. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB mengemukakan fungsi
pelayanan sosial sebagai berikut: 1.
Peningkatan kondisi kehidupan masyarakat. 2.
Pengembangan sumber-sumber manusiawi. 3.
Orientasi masyarakat terhadap perubahan-perubahan sosial dan penyesuaian sosial.
4. Mobilisasi dan pencipta sumber-sumber masyarakat untuk tujuan
pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
5. Penyediaan dan penyelengaraan struktur kelembagaan untuk tujuan agar
pelayanan-pelayanan yang terorganisasi dapat berfungsi Muhidin, 1992: 43 Sementara Ricart M. Titmus dalam Muhidin, 1992: 43, mengemukakan fungsi
pelayanan soial di tinjau dari perspektif masyarakat sebagai berikut : 1.
Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptkan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan individu, kelompok dan masyarakat untu masa
sekarang dan masa yang akan datang. 2.
Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan sebagai suatu investasi yang di perlukan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial suatu
program tenaga kerja. 3.
Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptkan untuk melindungi masyarakat.
4. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan sebagai
program kompensasi bagi orang-orang yang tidak mendapat pelayanan sosial misalnya kompensasi kecelakaan industri dan lainya.
Sedangkan Alfred J. Khan dalam Muhidin, 1992: 43 menyatakan bahwa fungsi utama pelayanan sosial adalah :
1. Pelayanan sosial untuk sosialisasi pengembangan.
2. Pelayanan sosial untuk penyembuhan, perlindungan, dan rehabilitasi.
3. Pelayanan akses.
Pelayanan sosial untuk sosialisasi dan pengembangan dimaksudkan untuk mengadakan prubahan-perubahan dalam diri anak dan pemuda melalui program-
program pemeliharaan, pendidikan non formal, dan pengembangan. Tujuanya untuk menanamkan nilai-nilai masyarakat dalam usaha pengembangan kepribadian
anak dan pemuda. Pelayanan sosial untuk penyembuhan, perlindungan, dan
Universitas Sumatera Utara
rehabilitasi mempunyai tujuan untuk melaksanakan pertolongan pada seseorang, baik secara individual maupun di dalam kelompok atau keluarga dan masyarakat agar
mampu mengatasi masalah-masalahnya. Adanya berbagai kesenjangan dalam pelayanan sosial akses, maka pelayanan sosial
mempunyai fungsi sebagai “akses” untuk menciptakan hubungan bimbingan yang sehat antara berbagai proogram, sehingga program-program tersebut dapat berfungsi
dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang membtuhkanya.
2.3 Penyandang Disabilitas 2.3.1 Pengertian Penyandang disabilitas