b. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali 2005 menyatakan uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regrei terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yang homoskesdatisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan
melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data dengan SPSS. Menurut Ghozali 2005 pengambilan keputusan adalah dengan melihat pola
tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah
terjadi heterokedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah
terjadi gejala heterokedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Scatterplot
Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2012
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik – titik menyebar secara acak
dengan tidak ada pola tertentu yang tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan terjadi homokedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
perode t-1 sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan uji Durbin-Watson. Menurut Sunyoto
2009 pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah: 1 Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2 Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3 Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.9 Hasil Uji Durbin
– Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
d im e ns io n0
1 1.000
a
1.000 1.000
.0001182 1.687
a. Predictors: Constant, X5, X2, X3, X1, X4 b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah peneliti, 2012
Tabel 4.9 menunjukkan hasil autokorelasi variabel penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kesalahan
pengganggu antar periode. Hal ini dilihat dari nilai Durbin-Watson D-W sebesar 1,687. Angka tersebut berada diantara -2 dan +2, artinya bahwa angka DW lebih
besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 -2 1,687 +2. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.
4. Analisis regresi
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini sudah memenuhi model
yang Best Linear Estimator BLUE dan layak untuk pengajuan hipotesis dengan menggunakan analisis berganda.Adapun hasil analisis regresi sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Koefisien Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -2.425E-5
.000 -.400
.692 X1
.717 .000
.161 5173.654
.000 X2
.847 .000
.186 5289.949
.000 X3
3.107 .000
.387 17849.063
.000 X4
.420 .000
.471 10110.039
.000 X5
.998 .000
.488 21404.282
.000 a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan Tabel 4.10 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier sederhana yaitu:
Y = -2,42 + 0,717 � + 0,847 � + 3,107 � + 0,420 � + 0,998 � + e
Pada undstandardized coefficients, diperoleh α, β
1
, β
2
, β
3
, β
4
, β
5
sebagai berikut :
a. Nilai B Constatnt
α = -2,42 Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas
yaitu perbandingan working capital to total assets, retained earnings to total assets, Earning before interest and tax to total assets, market velue of equity
to total liability, sales to total assets, maka perubahan nilai kesehatan yang dilihat dari nilai Y tetap sebesar -2,42.
b. Nilai
� = 0,717 = hasil perbandingan working capital to total assets Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan perbandingan
working capital to total assets sebesar 1 satuan, maka perubahan
Universitas Sumatera Utara
perbandingan working capital to total assets � yang dilihat dari nilai Y
akan berkurang sebesar 0,717 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. c.
Nilai � = 0,847
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan perbandingan retained earnings to total assets sebesar 1 satuan, maka perubahan retained
earnings to total assets � yang dilihat dari nilai Y akan berkurang 0,847
dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. d.
Nilai � = 3,107
Koefisien ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan earnings before interest and tax to total asset sebesar 1 satuan, maka perubahan earnings before
interest and tax to total asset � yang dilihat dari nilai Y akan berkurang
3,107 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. e.
Nilai � = 0,420
Koefisien ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan perbandingan book value of equity to total liability sebesar 1 satuan, maka perubahan book value of
equity to total liability � yang dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar
0,420 dengan asumsi variabel lain yang dianggap tetap. f.
Nilai � = 0,998
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan perbandingan sales terhadap total assets sebesar 1 satuan, maka perubahan perbandingan sales
terhadap total assets � yang dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar
0,998 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Pengujian Hipotesis