Peneliti Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

140 harga tertinggi konsumen cenderung menggantikan barang tersebut dengan barang lain yang mempunyai hubungan dekat dan relative lebih murah Budiono, 2001.

2.1.7. Faktor Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara, semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.

2.2. Peneliti Terdahulu

Munadi 2007 meneliti tentang permintaan ekspor minyak kelapa sawit indonesia ke India dengan menggunakan model ECM dimana variabel terdiri dari harga CPO dunia, harga minyak kedelai dan nilai tukar RpUSD. Hasil analisis regresi terhadap persamaan permintaan ekspor dengan menggunakan pendekatan ECM mengindikasikan permintaan ekspor minyak kelapa sawit dari Indonesia ke India tidak terdapat hubungan dalam jangka panjang yang diindikasikan dengan pengaruh yang tidak nyata dari Faktor error correction model ECM. Dalam jangka pendek permintaan ekspor kelapa sawit oleh India sangat dipengaruhi oleh rasio antara harga minyak kedelai dan harga minyak kelapa sawit dunia dengan elastis sebesar 2,74, Indeks produksi dengan elastisitas sebesar 2,69 dan koefisien penyesuaian yang direfleksikan dengan permintaan ekspor ke India tahun lalu Universitas Sumatera Utara 141 sebesar 0,89. Penurunan pajak ekspor akan diikuti oleh meningkatnya jumlah minyak sawit yang diekspor. Penurunan pajak ekspor sebesar 10 akan meningkatkan harga minyak sawit dalam negeri sebesar 14.83. Zainal 2008 meneliti tentang analisis eksport crude palm oil CPO Indonesia. Variabel yang digunakan adalah harga CPO dunia, harga CPO domestik, harga minyak kelapa dan nilai tukar rupiah. Metode analisis yang digunakan adalah metode 2SLS Two Stage Least Square. Berdasarkan hasil analisis membuktikan bahwa harga CPO domestik, harga CPO dunia, nilai tukar dan harga minyak kelapa secara simultan berpengaruh nyata terhadap ekspor minyak sawit CPO Indonesia, sedangkan nilai tukar rupiah secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor minyak sawit CPO Indonesia. M. Idris 2009 meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan minyak goreng curah di kota Medan. Variabel yang digunakan harga minyak goreng curah, pendapatan rumah tangga dan jumlah anggota rumah tangga. Data yang digunakan adalah data primer yaitu dengan penyebaran kuisiooner. Metode analisis yang digunakan Multiple Regression dengan metode Ordinary Least Square OLS. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi permintaan minyak goreng curah di kota Medan yaitu jumlah anggota rumah tangga dan pendapatan rumah tangga, sedangkan harga minyak goreng curah tidak signifikan terhadap permintaan minyak goreng curah di kota Medan. Universitas Sumatera Utara 142 Anis Wulantoro 2009 meneliti tentang kebijakan dan pertumbuhan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Negara Belanda. Variabel yang digunakan adalah nilai tukar rupiah terhadap USD, harga ekspor minyak sawit Indonesia, harga pesaing Malaysia, produksi minyak sawit. Metode analisis yang digunakan adalah pengujian koefisien regresi yaitu autokorelasi dan multikolinearitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap USD tidak signifikan terhadap ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Negara Belanda. Dan harga ekspor minyak sawit Indonesia, harga pesaing Malaysia, produksi minyak sawit signifikan terhadap ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Negara Belanda. Gayus 2010 meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan minyak kelapa sawit serta tingkat keunggulan komparatif di Indonesia. Meneliti dianalisis dengan menggunakan analisis regresi untuk memperkirakan faktor-faktor yang berpengaruh, analisis RCA dan A R untuk mengetahui keunggulan komparatif serta analisis ISP untuk mengetahui posisi minyak kelapa sawit di pasar internasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata volume ekspor tertinggi adalah ke negara Belanda. Permintaan ekspor minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh jumlah penduduk negara pengimpor, volume produksi minyak kelapa sawit Indonesia, harga minyak kelapa sawit dunia dan harga minyak kelapa sawit domestik. Sedangkan variabel GDP dan nilai tukar mata uang asing US tidak mempengaruhi permintaan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Analisis terhadap keunggulan komparatif produk, diketahui bahwa pangsa pasar minyak kelapa sawit lebih besar daripada pangsa pasar minyak kelapa sawit lain di Universitas Sumatera Utara 143 pasar internasional, serta percepatan pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding pengekspor dari negara lain.

2.3. Kerangka Konseptual