Pengaruh produksi minyak makan Uni Eropa terhadap ekspor CPO Indonesia

199 tahun 2000, Negara yang masuk ke dalam Uni Eropa adalah Negara yang masih berkembang seperti Estonia 2004, Latvia 2004, Lituania 2004, Polandia 2004, Malta 2004, Republik Ceko 2004, Slowakia 2004, Hongaria 2004, Siprus selatan 2004, Bulgaria 2007 dan Rumania 2007, tidak seperti Negara yang menjadi keanggotaan Uni Eropa sebelumnya seperti Swedia 1995, Finlandia 1995, Denmark 1973, Jerman 1952, Belanda 1952, Belgia 1952, Luksemburg 1952, Irlandia 1973, Britania Raya 1973, Perancis 1952, Portugal 1986, Spanyol 1986, Italia 1952, Austria 1995, Slovenia 2004, Yunani 1981 yang memiliki pendapatan perkapita tinggi.

9. Pengaruh produksi minyak makan Uni Eropa terhadap ekspor CPO Indonesia

Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh produksi minyak makan Uni Eropa terhadap ekspor CPO Indonesia signifikan secara positif sebesar 29,9. Hal ini sesuai dengan teori Pappas dan Mark Hirschey 1995 yang menyatakan bahwa dalam banyak hal faktor penentu bagi profitabilitas ekspor adalah permintaan akan produk yang akan diekspor. Dan teori ini pula mengemukakan pula terdapat dua model dasar dalam permintaan, yang pertama adalah permintaan langsung yang dikenal sebagai teori konsumen, dan yang kedua adalah permintaan turunan yaitu permintaan atas bahan baku sebagai input didalam pembuatan suatu barang atau jasa yang diminta untuk didistribusikan menjadi produk lainnya. Dalam hal ini produksi minyak makan Uni Eropa merupakan salah satu produk turunan dari CPO, sehingga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa. Kondisi ini akan mengakibatkan terjadinya apresiasi terhadap kedua hubungan. Universitas Sumatera Utara 200 Pertumbuhan penggunaan minyak sawit dipicu oleh peningkatan jumlah penduduk Uni Eropa dan berkembangnya trend pemakaian bahan dasar oleochemical pada industri makanan, shorthening dan farmasi kosmetik. Trend penggunaan komoditi berbasis minyak sawit di pasar Uni Eropa terus mengalami peningkatan mengalahkan industri berbasis komoditi vegetable oil yang lainnya. Sejak tahun 2004 pemakaian minyak sawit mencapai posisi tertinggi dalam pasar vegetable oil Uni Eropa maupun dunia, mengalahkan konsumsi minyak kedelai dan minyak bunga matahari Journal Industri Sawit, 2007. Negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia dilakukan pada beberapa Negara besar terkonsentrasi di kawasan Eropa dan Asia. Pangsa pasar minyak sawit Indonesia terbesar adalah Uni Eropa yang secara kontiniu melakukan impor dari tahun 1969. Kontiniutas Uni Eropa melakukan impor minyak sawit dari Indonesia diarenakan kebutuhan konsumsi minyak makan dan bahan bakar Biodiesel Infordev, 2005.

10. Pengaruh harga minyak mentah dunia terhadap ekspor CPO Indonesia