138
Ekspor merupakan bentuk paling sederhana dalam sistem perdagangan internasional dan merupakan suatu strategi dalam memasarkan produksi ke luar negeri.
Faktor-faktor seperti pendapatan negara yang dituju dan populasi penduduk merupakan dasar pertimbangan dalam pengembangan ekspor Kotler dan Amstrong 1996,
diterjemahkan oleh Sindoro 1997. Menurut Nicholson 1998 ketika pendapatan total meningkat, dengan asumsi
faktor lain tidak berubah ceteris paribus, maka kuantitas barang yang dibeli untuk setiap orang juga akan berubah, namun peningkatan tersebut tergantung dari jenis barangnya,
apabila barang dimaksud adalah barang normal maka peningkatannya akan cenderung lambat.
Produk-produk yang betul-betul kompetitif, penawaran dan permintaan domestik akan tergantung pada harga barang, sedangkan permintaan dan penawaran asing ekspor
akan bergantung pada harga dalam mata uang asing Krugman dan Obstfeld 2000 yang diterjemahkan oleh Basri 2004, dijelaskan pula bahwa perdagangan akan terjadi di suatu
pasar apabila terdapat perbedaan harga pada waktu sebelum perdagangan, jika kedua negara menghasilkan produk yang sama. Selain berbagai faktor tersebut diatas, hubungan
perdagangan antar negara yang mempengaruhi aktivitas ekspor impor adalah nilai tukar mata uang masing-masing negara.
2.1.4. Faktor Nilai Tukar
Penurunan nilai tukar akan berakibat pada naiknya kemampuan untuk membeli suatu barang yang lebih besar. Sedangkan apabila nilai tukar menguat akan berakibat pada
Universitas Sumatera Utara
139
kemampuaan akan menurun untuk memperoleh barang tersebut. Kurs valuta asing merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan apakah barang-barang di negara
lain “lebih murah” atau “lebih mahal” dari barang-barang yang diproduksi di dalam
negeri. 2.1.5.
Faktor Produksi
Lincolin Arsyad 2000 mengatakan bahwa, sifat fungsi produksi merupakan faktor penentu factor penentu struktur pasar yang paling fundamental. Industri-industri
yang fungsi produksinya menunjukkan keadaan increasing return to scale yang outputnya relative besar dibandingkan dibandingkan dengan permintaan totalnya jumlah
produsennya yang lebih sedikit sehingga tingkat persaingannya lebih ringan daripada di dalam industri-industri yang fungsi produksinya bersifat konstan atau decreasing return to
scale yang masuk ke pasar dengan tingkat output yang relative kecil dibandingkan dengan permintaan total.
2.1.6. Faktor Harga
Harga barang merupakan aspek pokok dalam pembahasan teori ekonomi dan pembentukan harga dari suatu barang terjadi di pasar melalui suatu mekanisme. Apabila
pada suatu tingkat tertinggi kuantitas barang yang diminta melebihi kuantitas barang yang ditawarkan maka harga akan niak, sebaliknya bila kuantitas barang yang ditawarkan pada
harga tersebut lebih banyak daripada kuantitas permintaan, maka harga cenderung turun. Tingginya harga mencerminkan kelangkaan dari barang tersebut. Sampai pada tingkat
Universitas Sumatera Utara
140
harga tertinggi konsumen cenderung menggantikan barang tersebut dengan barang lain yang mempunyai hubungan dekat dan relative lebih murah Budiono, 2001.
2.1.7. Faktor Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu
negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran
dan tingkat pembangunan sebuah negara, semakin besar pendapatan perkapitanya,
semakin makmur negara tersebut.
2.2. Peneliti Terdahulu