Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

Godman, 1947, Carter dan Schooler, 1949 menunjukkan bahwa anak- anak yang berasal dari keluarga miskin mempersepsikan mata uang logam lebih besar daripada ukuran yang sebenarnya. Gejalan ini tidak terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya. e. Ciri Kepribadian Ciri kepribadian akan mempengaruhi persepsi. Misalnya, A dan B pekerja di suatu kantor yang sama di bawah pengawasan satu orang atasan. A yang pemalu dan penakut, mempersepsikan atasannya sebagai tokoh yang menakutkan dan perlu di jauhi, sedangkan B yang mempunyai lebih kepercayaan diri, menganggap atasannya sebagai tokoh yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya. f. Gangguan Kejiwaan Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi. Berbeda dari ilusi halusinasi bersifat individual, jadi hanya dialami oleh penderita yang bersangkutan saja. Penderita skizofrenia misalnya dapat mendengar suara-suara atau melihat benda- benda yang tidak terdengar atau terlihat oleh orang lain atau ia bias melihat suatu benda jauh berbeda dari bentuk yang asli, misalnya ia melihat gundukan tanah sebagai harimau yang mau menerkamnya. 8 Sedangkan menurut Nina Mutmainah dan Muhammad Fauzi setiap orang memiliki persepsi yang berbeda saat mendapat stimuli yang sama. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor, antara lain : a. Faktor personal berupa kebutuhan atau motif yang berlainan untuk setiap orang. Sikap, nilai, perferensi dan keyakinan yang berlainan merupakan faktor personal yang mempengaruhi persepsi yang berbeda, Kapasitas seperti tingkat intelegensi, kemampuan berbahasa juga mempengaruhi persepsi. Pengalaman dan kebiasaan yang terbentuk sebagai hasil pendidikan dan budaya, merupakan faktor penting lain. 8 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, Bandung, CV Pustaka Setia: 1997 cet I, h. 43-44 b. Faktor yang berasal dari stimulus itu sendiri, mencakup karakter fisik ukuran, warna, dsb, pengorganisasian pesan, novelry, mode dan asal mula informasi tersebut. c. Pengaruh media dan lingkungan, misalnya media elektronika, media cetak akan menimbulkan persepsi yang berbeda. 9

3. Pengertian Siswa

Kata murid berasal dari kata ‘arada yuridu iradatan, muridan yang berarti orang yang menginginkan. 10 Selain kata murid, dijumpai pula kata al-tilmidz yang juga berasal dari bahasa Arab, namun tidak mempunyai akar kata dan berarti pelajar. Kata ini digunakan untuk menunjuk kepada murid yang belajar di madrasah. 11 Selain itu ada juga istilah thalib yang berasal dari kata thalaba yathlubu thalaban, thalibun yang berarti orang yang mencari sesuatu. Kata ini menggambarkan perilaku aktif, mandiri dan kreatif yang tidak banyak bergantung kepada guru. Biasanya kata thalib dipakai untuk mahasiswa. Dari beberapa pemaparan kata-kata tersebut semuanya mengacu kepada seseorang yang tengah menempuh pendidikan. Perbedaannya hanya terletak pada penggunaannya. Pada sekolah yang tingkatnya rendah seperti Sekolah Dasar digunakan istilah murid dan tilmidz, sedangkan pada sekolah yang tingkatnya lebih tinggi seperti SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi digunakan istilah thalib al-ilm. Dalam pandangan yang lebih modern, peserta didik tidak hanya dianggap sebagai obyek atau sasaran pendidikan, melainkan juga harus diperlakukan sebagai subjek pendidikan. 12 Dengan arti bahwa pada setiap proses pengajaranpendidikan mereka juga harus dilibatkan untuk memecahkan masalah. 13 Peserta didik dipandang sebagai anak yang aktif, bukan pasif yang hanya menanti guru untuk memenuhi otaknya dengan berbagai informasi. Peserta didik adalah anak yang dinamis yang secara alami ingin belajar, dan akan belajar apabila mereka tidak merasa putus asa dalam 9 Mutmainah dan Fauzi, op.cit h. 76 10 Fadillah Suralaga dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Jakarta, UIN Jakarta Press: 2005, cet I h. 111 11 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Gaya Media Pertama:2005, cet I, h. 49 12 Ibid, h. 131 13 Fadillah Suralaga, op.cit h. 112