Dalam Al-Qur’an terdapat ayat tentang angkuhsombong, sebagai berikut :
ًﻻﻮُﻃ َلﺎَﺒِْﳉا َﻎُﻠْـﺒَـﺗ ْﻦَﻟَو َضْرَْﻷا َقِﺮَْﲣ ْﻦَﻟ َﻚﱠﻧِإ ﺎًﺣَﺮَﻣ ِضْرَْﻷا ِﰲ ِﺶَْﲤ َﻻَو ٣٧ : ﻞﻳءۤﺍﺮﺳﺍ ۤﲏﺑ
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat
menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung” Q.S. Bani Israil: 37
Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa sebagai manusia yang berjalan dimuka bumi kita tidak boleh angkuh atau sombong.
2. Iri Hati Kata iri menurut bahasa etimologi artinya merasa kurang
senang melihat kelebihan orang lain, kurang senang melihat orang lain beruntung, cemburu dengan keberuntungan orang,
tidak rela apabila orang lain mendapat nikmat dan kebahagiaan.
60
3. Kikir Kikir dapat disebut juga dengan pelit atau dalam bahasa
Arab disebut bakhil atau bukhl, yaitu tidak memberikan hartanya pada saat harta itu perlu disumbangkan kepada orang
yang lebih membutuhkan. Dan akhir nanti harta orang kikir akan dikalungkan ke lehernya sebagai hukuman baginya.
61
4. Dusta Dusta adalah memberikan informasi yang tidak sesuai
dengan kenyataan, baik melalui lisan ataupun perbuatan. Dusta bohong termasuk bahaya yang timbul dari lidah. Berdusta
merupakan suatu kelakuan buruk yang memalukan dan merupakan suatu dosa besar yang merusak pribadi dan
masyarakat.
62
60
Yatimin Abdullah, op.cit h. 68
61
Sudirman Tebba, op.cit h. 198-200.
62
Imam Ghazali, Bahaya Lidah, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, cet II h. 5
5. Ghibah Buruk sangka atau ghibah adalah suatu anggapan tentang
orang yang boleh jadi benar atau salah dengan berdasarkan data-data yang jauh sekali dari kebenaran. Buruk sangka
dikatakan “perkataan dusta” karena dua hal: pertama, benarnya belum tentu, sedang salah lebih besar dan pasti. Seperti halnya
ghibah. Kedua, mencemarkan kehormatan seseorang yang ditimpa buruk sangka itu.
63
6. Dengkihasud Dengki menurut bahasa berarti menaruh perasaan marah
benci, tidak suka karena sesuatu yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain. Dengki ialah rasa benci dalam hati
terhadap kenikmatan orang lain dan disertai maksud agar nikmat itu hilang atau berpindah kepadanya. Dengki termasuk
penyakit hati dan merupakan sifat tercela, hukumnya haram karena dapat merugikan orang lain. Bahaya dengki sama
dengan sifat iri hati dan sifat tercela.
64
C. Sinetron
1. Pengertian Sinetron
Sinetron merupakan kepanjangan dari sinema elektronik yang berarti sebuah karya cipta seni budaya yang merupakan media komunikasi pandang
dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita video, melalui proses elektronik lalu ditayangkan melalui stasiun penyiaran
televisi sebagai media komunikasi massa. Sinetron memiliki ciri-ciri, diantaranya bersifat satu arah serta terbuka untuk publik secara luas dan tidak
terbatas.
65
Sinema elektronik atau lebih populer kita kenal dengan istilah sinetron yang disiarkan oleh stasiun televisi. Sinetron pada umumnya bercerita tentang
63
Ibid, h. 64-65
64
Yatimin Abdullah, op.cit, h. 62
65
Asep Muhyiddin, Metode Pengembangan Dakwah, Bandung: CV Pustaka Setia 2002, h. 204
kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai konflik berkepanjangan. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron diawali dengan perkenalan tokoh-
tokoh yang memiliki karakter masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga sampai pada
titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh penulis skenario.
66
2. Jenis-jenis Sinetron
Sebetulnya tidak ada jenis tertentu yang tampil utuh dalam sinetron televisi. Hampir semuanya merupakan pencampuran antara dua jenis yang
berbeda bahkan tak jarang lebih dari satu. Ada beberapa jenis sinetron yang cukup dominan yang dapat dilihat dalam layar pertelevisian di Indonesia.
a. Laga Klasik Pihak broadcast dan para pembuat sinetron menyebutnya, bahwa yang
dimaksud dengan laga klasik adalah sinetron laga dengan setting jaman kerajaan dahulu jawa, sunda dan lain-lain. Misalnya Tutur Tinular,
Pedang Naga Puspa, Misteri Gunung Merapi. b. Drama Rumah Tangga
Jenis ini berpola kehidupan rumah tangga yang diselingi dengan bumbu-bumbu pertengkaran dan konflik, temanya seputar warisan,
kekerasan suami terhadap istri, perselingkuhan, percintaan yang dramatis, dsb. Misalnya Tersanjung, tersayang dll.
c. Komedi Komedi merupakan salah satu jenis sinetron yang paling digemari oleh
penonton. Komedi menyajikan cerita lucu. Semua konflik diserahkan untuk menimbulkan kesan lucu. Misalnya Tuyul dan Mbak Yul.
d. Religius Sinetron jenis ini berorientasi pada tema-tema keagamaan dan tidak
melulu berpihak pada agama mayoritas saja konflik-konflik dalam plot banyak disisipi pemikiran-pemikiran keagamaan, demikian pula
66
Fred Wibowo, Tekhnik Produksi Program Televisi,Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007, h. 226
dengan tokoh-tokohnya. Misalnya seperti sinetron yang peneliti teliti Para Pencari Tuhan.
e. Drama Remaja Pada saat ini drama remaja adalah jenis sinetron yang sedang populer
di kancah pertelevisian Indonesia. Didominasi tokoh-tokoh remaja mulai dari percintaan, persahabatan, konflik di sekolah, dan lain-lain.
Seperti Anak Jalanan, Cintaku bersemi di putih abu-abu dll. f. Misteri Horor
Jenis ini menampilkan cerita dan pengadegan dengan tujuan menimbulkan rasa takut melalui hal-hal yang menyeramkan, misalnya
sinetron Di Sini Ada Setan dan Jail.
D. Hasil Penelitian Yang Relevan
Sebelumnya sudah ada beberapa penelitian yang meneliti tentang dengan tema sinetron religi Para Pencari Tuhan, ada juga yang meneliti tentang persepsi siswa
dan nilai-nilai pendidikan akhlak, berikut adalah beberapa penelitian tersebut : 1. ”Pesan Dakwah di Media Elektronik Analisis Isi Terhadap Sinetron Religi
Para Pencari Tuhan Jilid III Di SCTV”. Skripsi ini disusun oleh Neneng Mulyaningsih mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010. Persamaan dengan penelitian Neneng Mulyaningsih adalah terletak
pada sinetron yang diteliti yaitu Para Pencari Tuhan. Sedangkan perbedaanya terletak pada aspek kajian, yaitu mengkaji aspek pesan
dakwah sedangkan dalam penelitian ini penulis mengkaji nilai-nilai pendidikan akhlak.
2. “Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Studi Kasus di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan”. Skripsi ini disusun
oleh Rahmah mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menjadikan skirpsi beliau sebagai penelitian yang relevan dikarenakan mempunyai persamaan yaitu sama-sama menilai persepsi
siswa.
3. “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Sinema Religi Para Pencari Tuhan”. Skripsi ini disusun oleh Faiz Mubarok mahasiswa jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Dari penelitian analisis isi terdapat nilai-nilai
akhlak dalam sinema religi Para Pencari Tuhan. Penulis menjadikan skripsi tersebut sebagai penelitian yang relevan karena selain sama-sama
meneliti sinema religi Para Pencari Tuhan juga menjadi rujukan bahwasannya terdapat nilai-nilai akhlak dalam sinema religi Para Pencari
Tuhan.
E. Kerangka Berpikir
Persepsi merupakan aktifitas mengindera, mengorganisasi, dan
mengintepretasikan serta menilai stimulus yang ada dalam lingkungan. Dalam hal ini stimulus yang sama belum tentu membuat seseorang mempunyai persepsi yang
sama terhadap suatu hal. Berdasarkan pengertian persepsi di atas dapat diketahui bahwa persepsi terkait erat dengan panca indera karena persepsi terjadi setelah
objek yang bersangkutan melihat, mendengar atau merasakan sesuatu dan kemudiann mengorganisasi serta menginterpretasikan sehingga terjadi lah
persepsi. Proses yang sama juga terjadi pada persepsi siswa terhadap stimulus yang mereka dapat di lingkungan belajarnya, dimana hasil dari persepsi ini bisa
menjadi salah satu sumber belajar dari mereka. Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak dapat dilakukan tidak hanya di
sekolah tetapi di luar lingkungan sekolah. Banyak media yang bisa dipergunakan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak pada siswa salah satunya adalah
dengan tayangan sinetron religi. Dimana siswa dapat mempersepsikan nilai-nilai yang coba disampaikan melalui sinetron religi yang hasil dari persepsinya dapat
menjadi bahan acuan siswa untuk berperilaku yang baik dan luhur kepada Allah SWT, Rasulullah, masyarakat, dan alam.
Sebuah sinetron sejatinya bukan hanya sekedar tontonan melainkan harus bisa menjadi tuntunan bagi orang yang melihanya jika ini dilakukan maka sinetron bisa
bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Di dalam sinetron terdapat adegan-adegan yang menggambarkan
lingkungan kemasyarakatan serta tokoh yang hidup di suatu masa atau tempat. Secara sosiologis, manusia dan peristiwa dalam sinetron merupakan suatu
pantulan realitas yang ditampilkan pihak produksi dari suatu keadaan tertentu. Gambaran-gambaran kehidupan tersebutlah yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi penonton. Salah satu sinetron yang cukup menjaga
keeksistensiannya di kancah pertelevisian nasional adalah sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 9 yang di produksi oleh PT. Gisella Citra Sinema.