Tujuan Pendidikan Akhlak Nilai Pendidikan Akhlak

tertanam dalam jiwa baik atau jahatnya. 48 Berikut adalah macam- macam akhlak mahmudah : 1. Jujur Jujur adalah mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Jujur adalah salah satu sebab husnul khatimah. Kejujuran itu mencakup kejujuran ucapan dan perbuatan. 49 2. Sabar Menurut bahasa, sabar artinya al-Habsu wal Kaffu menahan dan mencegah. 50 Dalam istilah syariat sabar berarti menahan diri untuk melakukan dan meninggalkan larangan Allah SWT. Pribahasa mengatakan bahwa kesabaran itu pahit laksana jadam, namun akibatnya lebih manis dari pada madu. Ungkapan tersebut menunjukkan hikmah dari berbuat sabar. 3. Ikhlas Pengertian ikhlas secara syar’i sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu Qayyim adalah memfokuskan tujuan dan maksud dari amalannya hanya kepada Allah, melaksanakan ketaatan hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu. 51 4. Berani Sifat berani termasuk dalam fadhilah akhlaqul karimah. Syaja’ah berani bukanlah semata-mata berani berkelahi di medan laga. Melainkan sesuatu sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat menurut semestinya. Orang yang dapat menguasai jiwanya pada masa-masa kritis ketika bahaya di ambang pintu, itulah orang yang berani. 52 5. Adil Adil ialah ketika seseorang mengambil haknya dengan cara yang benar atau memberikan hak orang lain tanpa mengurangi 48 Ibid, h. 41 49 Syekh Muhammad Shalih Al-Munajjid, Jagalah Hati Raih Ketenangan, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2006, cet. I, h. 214 50 Ibid, h. 214 51 Ibid, h. 4 52 Burhanuddin Salam, Etika Individual, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h. 184. haknya serta memberikan sesuatu porsinya. Adil berhubungan dengan perseorangan, adil berhubungan dengan kemasyarakatan, dan adil berhubungan dengan pemerintah. 53 Bila seseorang mengambil haknya dengan cara yang benar atau memberikan hak orang lain tanpa mengurangi haknya, itulah yang dinamakan tindakan adil. Adil yang berhubungan dengan kemasyarakatan dan adil yang berhubungan dengan pemerintahan dengan kemasyarakatan dan adil yang berhubungan dengan pemerintah misalnya tindakan hakim menghukum orang-orang yang jahat atau orang-orang yang bersengketa sepanjang neraca keadilan. 54 Dalam ayat Al- Qur’an disebutkan tentang bagaimana manusia harus berlaku adil, sebagai berikut : ِءﺂَﺸْﺤَﻔْﻟا ِﻦَﻋ ﻰ ٰﻬْـﻨَـﻳَو ٰﰉْﺮُﻘْﻟا يِذ ِءﺎَﺘﻳِإَو ِنﺎَﺴ ْﺣِْﻹاَو ِلْﺪَﻌْﻟﺎِﺑ ُﺮُﻣْﺄَﻳ َﻪﱠﻠﻟا ﱠنِإ ٩۰: ﻞﺤ ّﻨﻟﺍ َنوُﺮﱠﻛَﺬَﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ ْﻢُﻜُﻈِﻌَﻳ ِﻲْﻐَـﺒْﻟاَو ِﺮَﻜْﻨُﻤْﻟاَو “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. Q.S. An-Nahl : 90 6. Amanah Amanah adalah segala sesuatu yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia untuk dilaksanakan yang tercakup di dalamnya. Dengan memiliki sikap amanah akan terjalin sikap saling percaya, jujur dan transparan dalam seluruh aktifitas kehidupan. 55 Amanah juga memberikan arti pesan yang dititipkan dapat disampaikan kepada orang yang berhak. Amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia wajib untuk ditunaikan, seperti sholat, zakat, puasa, berbuat baik 53 Barmawi Umary, Materi Akhlak, Solo: Ramadhani, 1993, h. 47 54 Yatimin Abdullah, op.cit, h. 43 55 Muhammad Al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, Semarang: Wicaksana, 1992, h.116 kepada sesama dan lainnya. Amanah bukan hanya dalam hal materi atau hal yang berkaitan dengan kebendaan saja, melainkan berkaitan dengan segala hal, seperti memenuhi tuntutan Allah SWT adalah amanah, bergaul dengan manusia dengan cara yang terbaik adalah amanah, demikian seterusnya . Amanah ini berkaitan erat dengan yang namanya tanggung jawab. Orang yang menjaga amanah biasanya disebut sebagai orang yang mampu bertanggung jawab. Dan sebaliknya, orang yang tidak menjaga amanah disebut orang yang tidak bertanggung jawab. b. Akhlak Madzmumah Ahklaqul madzmumah ialah perangai atau tingkah laku pada tutur kata yang tercermin pada diri manusia, cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain. 56 Ahklaqul madzmumah atau ahklak buruk, yaitu suatu sifat yang tercela dan dilarang oleh norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Apabila seseorang melaksanakannya niscaya mendapat dosa dari Allah karena perbuatan tersebut adalah perbuatan yang tercela di hadapan Allah. 57 Berikut adalah macam-macam nya : 1. Angkuh Sombong Angkuh adalah sikap jiwa yang menganggap diri lebih baik daripada orang lain atau merendahkan orang lain. 58 Angkuh merupakan pribadi seorang, menjadi sifat yang melekat pada diri orang lain tersebut. Sombong yaitu menganggap dirinya lebih dari yang lain sehingga ia berusaha menutupi dan tidak mau mengakui kekurangan dirinya, selalu merasa lebih besar, lebih kaya, lebih pintar, lebih dihormati, dan sebagainya. 59 56 Ibid, h. 56 57 Ibid, h. 57 58 Sudirman Tebba, Sehat Lahir Batin: Handbook bagi Pendamba kesehatan Holistik, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2005, cet. I, h. 180 59 Yatimin Abdullah, op.cit h. 66 Dalam Al-Qur’an terdapat ayat tentang angkuhsombong, sebagai berikut : ًﻻﻮُﻃ َلﺎَﺒِْﳉا َﻎُﻠْـﺒَـﺗ ْﻦَﻟَو َضْرَْﻷا َقِﺮَْﲣ ْﻦَﻟ َﻚﱠﻧِإ ﺎًﺣَﺮَﻣ ِضْرَْﻷا ِﰲ ِﺶَْﲤ َﻻَو ٣٧ : ﻞﻳءۤﺍﺮﺳﺍ ۤﲏﺑ “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung” Q.S. Bani Israil: 37 Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa sebagai manusia yang berjalan dimuka bumi kita tidak boleh angkuh atau sombong. 2. Iri Hati Kata iri menurut bahasa etimologi artinya merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain, kurang senang melihat orang lain beruntung, cemburu dengan keberuntungan orang, tidak rela apabila orang lain mendapat nikmat dan kebahagiaan. 60 3. Kikir Kikir dapat disebut juga dengan pelit atau dalam bahasa Arab disebut bakhil atau bukhl, yaitu tidak memberikan hartanya pada saat harta itu perlu disumbangkan kepada orang yang lebih membutuhkan. Dan akhir nanti harta orang kikir akan dikalungkan ke lehernya sebagai hukuman baginya. 61 4. Dusta Dusta adalah memberikan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan, baik melalui lisan ataupun perbuatan. Dusta bohong termasuk bahaya yang timbul dari lidah. Berdusta merupakan suatu kelakuan buruk yang memalukan dan merupakan suatu dosa besar yang merusak pribadi dan masyarakat. 62 60 Yatimin Abdullah, op.cit h. 68 61 Sudirman Tebba, op.cit h. 198-200. 62 Imam Ghazali, Bahaya Lidah, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, cet II h. 5