Layanan Bimbingan dan Konseling

dalam satu kelas merupakan aspek penting yang dapat memengaruhi proses pembelajaran. Kedua, faktor iklim sosial- psikologi maksudnya adalah keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi secara internal dan eksternal. 46 Dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan segala pihak untuk berkontribusi dan saling melengkapi dalam menciptakan sistem pembelajaran yang bermutu.

b. Layanan Bimbingan dan Konseling

1 Pengertian Bimbingan Konseling Istilah Bimbingan dan Konseling, sebagaimana digunakan dalam literature professional di Indonesia, merupkan terjemahan dari kata Guidance dan Counceling dalam bahasa Inggris. Dalam kamus bahasa inggris Guidance dikaitkan dengan kata asal guide, yang berartikan sebagai berikut: menunjukkan jalan, memimpin, menuntun, memberikan petunjuk, mengatur, mengarahkan, memberikan nasihat. Sedangkan istilah Bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang selaras dengan arti-arti yang disebutkan diatas, akan muncul dua pengertian yang agak mendasar, yaitu a Memberikan informasi, bMengarahkan, menuntun kesuatu tujuan. 47 Melihat dari definisi diatas, bila di hubungkan dengan siswa disekolah maka dapat diketahui bimbingan merupakan pemberian layanan berupa informasi dan mengarahkan kepada siswa agar memahami diri serta dalam kegiatan belajar. Sedangkan pendapat ahli Menurut Frank W. Miller dalam bukunya Guidance, Principle dan Services yang dikutip oleh Sofyan S. Wills, mengemukakan definisi bimbingan adalah “proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman 46 Wina Sanjaya, op.cit., h. 197-201 47 W.S Winkel dan M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan Yogyakarta:Media Abadi, 2004, cet. Ketiga, h. 27 diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan bagi penyesuaian diri secara baik dan maksimum di sekolah, keluarga, dan masyarakat ”. 48 Berbeda dengan Miller, menurut Peters dan Shertzer mengemukakan pengertian bimbingan merupakan “proses bantuan terhadap individu agar ia memahami dirinya dan dunianya, sehingga dengan demikian ia dapat memanfaatkan potensi- potensiya”. 49 Dari pendapat ahli diatas, dapat diketahui proses pemahaman individu terhadap diri dan dunianya sehingga dengan pemahaman tersebut dapat mempermudah untuk mengemukakan dan menggunakan potensi dirinya untuk kemaslahatan diri dan lingkungan. Adapun tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar dapat: 1 Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, serta kehidupan pada masa yang akan datang. 2 Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin. 3 Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya. 4 Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dangan lingkugan pendidkan, masyarakat, dan ataupun lingkungan kerja. 50 Tujuan dari bimbingan tersebut memberikan dampak positif dalam perkembangan siswa tersebut, maka perlu prenecanaan, program dan kegiatan yang baik dari sekolah agar tujuan dari bimbingan berjalan dengan baik. 48 Sofyan S. Willis, Konseling Individu: Teori dan Praktik, Bandung: Alfabeta, 2013, cet. Ketujuh h. 13 49 Ibid., h. 14 50 Ahmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan Bandung: Refita Aditama, 2006 cet. Keempat, h. 8 Adapun fungsi dari bimbingan ada 7, yaitu sebagai: a Pemahaman, yaitu membantu peserta didik siswa agara memiliki pemahaman terhadap dirinya potensinya dan lingkungan pendidikan, pekerjaan, dan norma agama. b Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. c Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang menfasilitasi perkembangan siswa. d Perbaikan penyembuhan, yaitu upaya pemberian bantuan kepada siswa yang mengalamai maslah. e Penyaluran, fungsi bimbingan dalam membantu individu melilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. f Adaptasi, yaitu fungsi membatu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan individu siswa. g Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidika, peraturan sekolah atau norma agama. 51 Melihat dari fungsi bimbingan terlihat menitikberatkan pada Guru BK untuk dapat melakukan kegiatan, membantu dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa sebagai fasilitas 51 Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Koseling Bandung: Prgram Pascasarjana UPI dengan PT Remaja Rosdakarya, 2012 cet. Ketujuh, 16-17 dari sekolah untuk penunjang perkembanga siswa selain kegiatan belajar. Diatas telah dijelaskan aspek dari Bimbingan. Berikut akan dijelaskan mengenai pengertian, tujuan dari Konseling. Pendapat dari Robinson yang dikuti oleh Syamsu Yusuf dan Juntika N mengartikan konseling adalah “semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana yang seseorang yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungan. 52 Penjelasn ahli terebut bila dikaitkan dengan siswa disekolah maka interaksi guru BK dengan siswa untuk memecahkan masalah yang bertujuan memahami diri senidiri dan mampu berinteraksi di lingkungan masyarakat. Ada beberapa perbedaan definisi konseling para ahli yaitu mengenai membaginya dalam beberapa kategori. Diantaranya yaitu: “Moh. Djawad Dahlah mengklasifikasikan konseling berdasarkan fungsinya menjadi tiga kelompok yaitu suportif, redukatif, dan rekonstruktif. Konseling juga dibedakan berdasarkan metodenya yaitu metode direktif dan non direktif. Osipow, Walsh dan Tosi: mengelompokkan konseling berdasarkan penekanan masalah yang dipecahkan yaitu penyesuaian pribadi, pendidikan, dan karir. Shertzer dan Stone: mengelompokkan konseling didasarkan pada ranah perilaku yang merupakan kepedulian, yaitu yang berorientasi pada ranah kognitif dan ranah efektif. Patterson secara lebih rinci mengelompokkan pendekatan konseling menjadi lima kelompok yaitu: pendekatan rasional, teori belajar, psikoanalitik, perceptual- fenomenologis, dan eksistensial.” 53 Jadi dapat disimpulkan konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu klien agar ia mampu 52 Ibid., h. 7 53 Ibid., h. 8-9 tumbuh kearah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. Adapun tujuan dari konseling menurut Shertzer dan Stone menyimpulkan, bahwa yang menjadi tujuan konseling adalah: a Mengadakan perubahan perilaku pada diri klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan. b Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif. c Penyelesaian masalah d Mencapai keefektifan pribadi. e Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya. 54 Tujuan dari konseling terlihat sangatlah bagus apabila di terapkan dilingkungan sekolah karana sangat membantu siswa yang masih mengalami masa-masa perkembangan, sehingga mambantu perkembangan diri sendiri dan terhadap lingkungan. 2 Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Dan Konseling Untuk mengembangkan potensi siswa dan membantu pemecahan masalah yang dihadapinya, perlu ada kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang terorganisir, terprogram, dan terarah. Disamping itu dituntut keahlian dari guru pembimbing, dan tersedianya dana serta sarana yang memadai. Perhatian utama sekolah yang biasanya kepada siswa yang bermasalah, kini dipusatkan kepada siswa yang normal, tidak bermasalah, jumlahnya terbanyak dan potensial untuk dikembangkan. Dengan dikeluarnya Permendikbud No 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Layanan bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional yang diselenggarakan pada satuan pendidikan 54 Ahmad Juntika Nurihsan , op. cit, h. 12 mencakup komponen program, bidang layanan, struktur dan program layanan, kegiatan dan alokasi waktu layanan. Komponen program meliputi layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsive dukungan sistem, sedangkan bidang layanan terdiri atas bidang layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir. a Komponen layanan dan bidang layanan bimbingan dan konseling memiliki 4 empat program yang mencakup: 1 Layanan dasar. Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseling melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok. 2 Layanan peminatan dan perencanaan individual. Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat danatau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, danatau pendalaman mata pelajaran danatau muatan kejuruan. 3 Layanan responsif. Adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera. Strategi layanan responsif diantaranya konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus referral. 4 Layanan dukungan sistem. Merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan pengembangan kemampuan profesional konselor atau guru BK secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan BK. b Sedangkan bidang layanan bimbingan dan konseling mencakup: 1 Bidang layanan pribadi. Suatu proses pemberian bantuan dari guru BK kepada peserta didik untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya. 2 Bidang layanan belajar. Proses pemberian bantuan guru BK kepada peserta didik dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal. 3 Bidang layanan sosial. Suatu proses pemberian bantuan dari BK kepada peserta didik untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya. 4 Bidang layanan karir. Proses pemberian guru BK kepada peserta didik untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya. 55 55 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan Konseling pada Pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah Dapat di pahami layanan bimbingan dan konseling menjadi layanan yang mesti ada di dalam lembaga pendidikan atau sekolah, karena layanan tersebut untum membantu siswa dalam memahami diri, kegiatan belajar dan mambantu perencaaan lanjutan siswa. Sehingga dapat disimpulkan layanan BK sangat diperlukan disekolah untuk membantu membentuk kepribadian dan rencana diri siswa. 3 Beberapa Kekeliruan Dalam Memaknai Bimbingan Dan Konseling Bimbingan dan konseling sering dipahami atau dimaknai secara tidak tepat oleh sebagaian orang bahkan oleh praktisi bimbingan dan konseling itu sendiri. Dengan perkataan lain, sering muncul persepsi negative tentang bimbingan dan konseling dari sebagaian kepala sekolah, pengawas, dan guru-guru, siswa, bahkan dari guru bimbingan itu sendiri. Menurut Prayitno dan Erman Amti dalam Tohirin, kesalahan dalam memahami bimbingan dan konseing antara lain: a BK disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan. b Guru pembimbing atau konselor disekolah dan madrasah dianggap sebagai polisi sekolah. c BK dianggap semata-mata sebagai proses pemberi nasihat. d Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah yang bersifa incidental. e BK dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja. f BK melayanai orang sakit dan atau kurang normal. g BK bekerja sendiri. h Konselor harus aktif dan pihak lain pasif. i Pekerjaan BK dapat dilakukan oleh siapa saja. j Pelayanan BK berpusat pada keluhan pertama saja. k Menyamakan pekerjaan BK dengan pekerjaaan dokter atau psikiater. l Menganggap hasil pekerjaan BK harus segera dilihat. m Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien. n Pelayanan BK dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah yang ringan saja. o Memusatkan usaha BK hanya pada pengguna instrument BK. 56 Dapat disimpulkan pandangan bimbingan dan konseling selama ini banyak terjadi kekeliruan atau beranggapan negative. Padahal maksud dan tujuan bimbingan dan konseling sangat bagus, keberadaan BK disekolahan sebagai wadah membantu siswa bukan sebagai polisi sekolah yang ditakuti.

C. Penelitian yang Relafan