Implementasi SMM ISO 9001:2008 Dalam Meningkatkan Layanan Akademik Di SMK Negeri 18 Jakarta

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Kholilur Rohman

NIM. 1112018200034

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

VI

Skripsi. Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Kata Kunci: SMM ISO 9001:2008 dan Layanan Akademik

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dalam meningkatan layanan akademik di SMK Negeri 18 Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dalam bentuk metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan cara: 1) Dokumentasi, 2) Wawancara, dan 3) Observasi. Wawancara dilakukan dengan Kepala Sekolah, Wakil Manajemen Mutu (WMM), Waka Kurikulum Kurikulum, Koordinator BK, wali kelas, dan peserta didik.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada layanan akademik di SMK Negeri 18 Jakarta berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dengan telah diterapkannya prinsip dari ISO, adanya SOP, berjalannya program dan sasaran yang sudah ditetapkan, dan adanya evaluasi berkelanjutan.

Data hasil penelitian ini, diharapkan bisa memberikan masukan kepada Kepala Sekolah untuk senantiasa menumbuhkan komitmen bersama kepada berbagai pihak di sekolah dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 khususnya dalam layanan akademik. Kepada bidang Kurikulum dan bidang Bimbingan Konseling untuk lebih bersinergi serta saling bekerjasama dalam memberikan kegiatan pembelajaran maupun kegiatan bimbingan konseling kepada peserta didik dalam upaya meningkatkan layanan akademik.


(8)

VII

Science, Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Keywords: QMS ISO 9001: 2008 and Academic Services

This study aimed to describe the implementation of Quality Management System ISO 9001: 2008 in improving Academic Services at SMK N 18 Jakarta. The method used in this study was qualitative approach in form of qualitative descriptive method. Data collection techniques in this skripsi was done by: 1) Documentation, 2) Interviews, 3) Observation. The researcher conducted interviews with school principal, Deputy of Quality Management (WMM), Deputy of Curriculum Coordinator BK, teachers, and students. This was to get the needed information.

The results showed that the Quality Management System ISO 9001: 2008 in academic services at SMK N 18 Jakarta goes well. This, demonstrated by the application of the principles of ISO, SOP, the program and objectives were already set, and their ongoing evaluation.

Based on this results, the researcher suggested to the school principal to always foster a shared commitment to the various parties at school in implementation of QMS ISO 9001: 2008 especially in the academic services. To the field of curriculum and BK for more synergy and work together to provide learning activities or guidance and counseling to students in order to improve academic service.


(9)

VIII

ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan nikmat, rahmat dan anugrah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Sebuah karya yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan umumnya bagi seluruh pembaca karya ini.

Shalawat dan salam semoga Allah selalu limpahkan kepada junjungan Muhammad saw yang telah membimbing umatnya untuk menuju kebahagaian dunia dan akhirat.

Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bimbingan serta bantuan baik materil dan moral kepada penulis. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syaruf Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan, FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Penguji Skripsi (1) dan Dr. Zahrudin, Lc., M.Pd Penguji Skripsi (2). Terimakasih telah meluangkan waktunya dalam menguji dan memberi nilai akademik terakhir saya.

3. Prof. Dr. Husni Rahim (Dosen Pembimbing Skripsi 1) dan Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil (Dosen Pembimbing Skripsi 2) dalam penulisan skripsi. Terimakasih telah meluangkan banyak waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh kesabaran dalam membantu, membimbing, dan mendukung penulis sehingga terselesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Mu’arif SAM M.Pd (Dosen Pembimbing Akademik) yang telah memberikan bimbingan akademik dan motivasi kepada penulis selama proses perkuliahan. 5. Seluruh dosen dan staf Jurusan Manajemen Pendidikan dan Fakultas Tarbiah


(10)

IX

7. Drs. Ramli selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 18 Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Ibu Dra. Hj. Rose Agustin (Wakil Manajemen Mutu), Dra. Hj Maulis Taroh, M.M (Koordinator BK), Dra. Hj Martutik, MM (Waka Kurikulum dan segenap guru-guru semoga Allah memberikan keberkahan dan kesehatan.

8. Ayahanda tercinta Bapak Musyafa’, ibunda tersayang Istifaiyah, S.Pd yang selalu memberikan kasih saying dan senantiasa mendukung secara moril maupun materil, yang selalu mendoakan putranya di sela-sela sudutnya ketika sholat dan mendoakan disetiap waktu, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Robbighfirli wa li waalidayya warhamhuma kamaa robbayani shoghiro. Aaamin.

9. Kakak pertama Siti Miftahur Rahma, S.S.I, kakak kedua Shohibul Fadhilah S.Pd.i dan adikku yang bungsu Muhammad Mish Baahul Muniir, yang selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan penelitian, agar pula menjadi orang yang sukses serta bermanfaat untuk orang banyak.

10. Keluarga besar Lembaga Tahfizh dan Ta’lim Al-Qur’an (LTTQ) Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diantaranya Sulastri Rahayu S.Pd,

Ahmad As’ad, Maisaroh S.E.Sy, Sherley Zulianawati, Iis Mawati S.Pd, Ina

Nurhasanah, Nurul Hikmah, Ifah Affiah Amin Kitabi, Faiz Nashrullah Alhakim, Aldy Syarifullah, Yuli Herawati, An Ukhrija Yaumi dan temen-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimaksih yang selalu memberikan motivasi dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

11.Kepada Siti Alawiyah S.Pd, dan Fitriana S.Pd yang sudah menemani penelitian di SMK N 18 Jakarta. Kepada Siti Aisyah, S.Pd, Akbar, Vidi Septiyani , Abdul Basit, Sholahudin, Denti Ria Rianti, Abdillah yang menjadi


(11)

X

Manajemen Pendakian Gunung) yang selalu indah untuk dikenang, selalu berbaik hati dan saling support satu sama lain.

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara

langsung maupun tidak langsung, yang turut memberikan dukungan dan do’a

dalam proses penulis laporan skripsi ini.

Jazakumullah Khoiron Katsiro. Hanya Allah swt yang dapat membalas jasa dan kebaikan Antum sekalian, semoga mendapat ganjaran kebaikan yang berlipat dari Allah swt. Aamin.

Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Desember 2016

Hormat saya,

Kholilur Rohman


(12)

XI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined.

UJI REFERENSI ... Error! Bookmark not defined.

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... I KATA PENGANTAR ... VIII DAFTAR ISI ... XI DAFTAR LAMPIRAN ... XIV BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... Error! Bookmark not defined.

B. Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

D. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN TEORI

A. SMM ISO 9001:2008 ... Error! Bookmark not defined.

1. Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO ... Error! Bookmark not defined.

2. Prinsip SMM ISO 9001:2008 ... Error! Bookmark not defined.

3. Persyaratan SMM ISO 9001:2008 ... Error! Bookmark not defined.

4. Manfaat Penerapan SMM ISO 9001:2008Error! Bookmark not defined.

5. Metode Layanan Pembinaan Konsultan Manajemen SMM ISO 9001:2008 ... Error! Bookmark not defined.

6. Hambatan Dalam Implementasi SMM ISO 9001:2008Error! Bookmark not defined.

B. Layanan Akademik ... Error! Bookmark not defined.


(13)

XII

C. Penelitian yang Relafan ... Error! Bookmark not defined.

D. Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu ... Error! Bookmark not defined.

B. Metodologi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

D. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

F. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Profil SMK Negeri 18 Jakarta ... Error! Bookmark not defined.

2. Visi dan Misi SMK Negeri 18 Jakarta Error! Bookmark not defined.

3. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK N 18 Jakarta ... Error! Bookmark not defined.

4. Keadaan Siswa... Error! Bookmark not defined.

5. Sarana dan Prasarana SMK Negeri 18 Jakarta . Error! Bookmark not defined.

6. Akreditasi dan Sertifikat ISO 9001:2008 ... Error! Bookmark not defined.

B. Deskripsi Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ... Error! Bookmark not defined.

2. Pembahasan Layanan Akademik SMK Negeri 18 Jakarta ... Error! Bookmark not defined.

C. Analisa Data dalam Layanan Akademik . Error! Bookmark not defined.

1. Layanan Kurikulum Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2. Layanan Bimbingan Konseling ... Error! Bookmark not defined.


(14)

XIII LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Isi dan Kegunaan ISO ... 11

Tabel 2.2 Alur Proses Setting SMM ISO 9001:2008 ... 20

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ... 48

Tabel 3.2 Daftar Ceklist Studi Dokumentasi ... 50

Tabel.3.3 Kisi-kisi Pedoman Observasi ... 51

Tabel 4.1 Data Jumlah Guru ... 54

Tabel 4.2 Data Jumlah Siswa ... 55

Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana ... 56

Tabel 4.4 Akreditasi Kompetensi Keahlian ... 57

Tabel 4.5 Data Prestasi ... 58

Tabel 4.6 Prosedur Peningkatan Kehadiran Guru ... 62

Tabel 4.7 Prosedur Memepertahankan Prosentase Kelulusan ... 63

Tabel 4.8 Prosedur Peningkatan Nilai Rata-Rata Uji Kompetensi ... 64

Tabel 4.9 Program Kerja Waka Kurikulum Tahun Pelajaran 2015-2016 ... 65

Tabel 4.10 Prosedur Instruksi Kerja Desain Kurikulum ... 67

Tabel 4.11 Prosedur Pemantauan dan Pengukuran Proses KBM ... 71

Tabel 4.12 Prosedur Peningkatan Kehadiran Siswa ... 74

Tabel 4.13 Prosedur Mempertahankan Kehadiran Siswa ... 75

Tabel 4.14 Program Kerja Bimbingan Konseling Tahun Pelajaran 2015-2016 ... 76

Tabel 4.15 Prosedur Penanganan Siswa Bermasalah ... 79

Tabel 4.16 Prosedur Siswa Terlambat Di Sekolah ... 80

Tabel 4.17 Prosedur Siswa Tidak Hadir Tanpa Keterangan ... 81


(15)

(16)

XV

Lampiran 3 Transkip dan Hasil Wawancara Kepala Madrasah

Lampiran 4 Transkip dan Hasil Wawancara Wakil Manajemen Mutu Lampiran 5 Transkip dan Hasil Wawancara Waka Kurikulum

Lampiran 6 Transkip dan Hasil Wawancara Koor Bimbingan Konseling Lampiran 7 Transkip dan Hasil Wawancara Wali Kelas

Lampiran 8 Transkip dan Hasil Wawancara Siswa Lampiran 9 Data Guru SMK Negeri 18 Jakarta

Lampiran 10 Sasaran dan Rencana Mutu Bidang Kurikulum Lampiran 11 Instruksi Kerja Bidang Kurikulum

Lampiran 12 Program Kerja Bidang Kurikulum 2015-2016 Lampiran 13 Keterlaksanaan Sasaran Mutu Bidang Kurikulum Lampiran 14 Sasaran dan Rencana Mutu Bidang BK

Lampiran 15 Instruksi Kerja Bidang BK

Lampiran 16 Program Kerja Bidang BK 2015-2016 Lampiran 17 Keterlaksanaan Sasaran Mutu BK Lampiran 18 Daftar Referensi

Lampiran 19 Surat Permohonan Pembimbing Lampiran 20 Surat Permohonan Izin Penelitian


(17)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan negara karena sasarannya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai kunci utama dalam meningkatkan dan mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tinggi. Maka dari itu perlunya upaya yang sistematik dan terencana untuk menciptakan sebuah pendidikan yang bermutu.

UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan jelas menyatakan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah dalam rangka mewujudkan amanat dalam Pembukaan UUD, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuannya adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, warga negara demokratis, serta tanggung jawab.1

Untuk memujudkan tujuan pendidikan tersebut dibutuhkan sistem pendidikan yang bermutu. Pendidikan bermutu lahir dari sistem perencanaan yang baik dengan materi dan sistem kelola yang baik, dan disampaikan oleh guru yang baik dengan komponen pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, harus melibatkan seluruh stakeholder seperti tenaga pendidik dan kependidikan, peserta didik, masyarakat serta pemerintah agar terjalin dan terbentuk sistem yang baik untuk menjadikan pendidikan yang bermutu. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas BAB III pasal 4 ayat 6 yang berbunyi: Pendidikan diselenggarakan dengan memperdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan”.2

Dalam era modern ini, segala bentuk layanan kegiatan yang berhubungan untuk menjamin kepuasan pelanggan adalah sebuah keharusan

1

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 2


(18)

2

bagi suatu lembaga pendidikan baik pemerintahan maupun swasta. Begitu juga pada layanan akademik di sekolah, dimana pelaksanaannya harus melakukan penjaminan terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk peningkatan kepuasan pelanggan. Salah satu upaya untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan di sekolah adalah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) International Organization for Standardization (ISO) 9001:2008. Penerapan SMM ISO 9001:2008 diharapkan dapat mengembangkan secara berkelanjutan (continual improvement) terhadap layanan di sekolah yang memiliki prosedur kerja yang operasional dan terukur, memiliki acuan buku yang disepakati oleh semua warga sekolah, dan memiliki pengendalian pengarsipan, sehingga sekolah dipastikan memiliki kinerja yang terukur dan terencana dengan jelas. Organisasi ISO ini merupakan lembaga badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan mutu yang berkaitan dengan barang dan jasa serta menerbitkan standar-standar pada tingkat Internasional yang berkedudukan di Genewa, Swiss. ISO sendiri terdiri dari beberapa jenis salah satunya ISO 9001:2008.

Seri ISO 9001:2008 merupakan standar internasional untuk Sistem Manajemen Mutu (SMM), yang mencakup persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu. SMM ini bertujuan menjamin organisasi akan memberikan produk (brang/jasa) yang dihasilkan dari suatu proses sistem manajemen mutu yang memenuhi standar internasional.

Untuk memperoleh sertifikat ISO, sekolah harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dari pihak ISO karena adanya sertifikat akan memberikan manfaat keyakinan dan kepastian pelayanan kepada pelanggan sesuai standar pelayanan minimal, meningkatkan kepuasan, dan kepercayaan serta loyalitas kepada pelanggan.

Penerapan SMM ISO 9001:2008 memberikan dampak positif dalam lembaga pendidikan. Menurut Purwadi dalam bukunya ISO 9001:2008 Document Development Compliance Manual menjelaskan bahwa; 1)


(19)

3

Memberikan sistem yang konsisten dalam menjalankan manajemen perencanaan dan proses pada setiap sub unit kerja di sekolah. 2) Memberikan sistem pengendalian pada dokumen dan pencegahan terhadap proses-proses manajemen yang tidak sesuai. 3) Memberikan sistem untuk meningkatkan secara berkelanjutan di sekolah tersebut”.3

Hal tersebut membuktikan bahwa penerapan SMM ISO 9001:2008 dapat memberikan dampak positif bagi lembaga pendidikan dan kinerja organisasi dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan secara terus menerus serta menjamin kelancaran kegiatan dan memastikan siklus kegiatan yang ada di sekolah berjalan dengan baik.

Penerapan SMM ISO 9001:2008 disekolah dikatakan penting karena memfokuskan pada peningkatan layanan pendidikan dari semua sektor yang ada di sekolah, diantaranya WMM (wakil manajemen mutu), kurikulum, BP/BK, sarana prasarana, humas, dan kesiswaan. Agar penerapan ISO tersebut berjalan lancar di sekolah perlu adanya pengendalian pengarsipan, memiliki prosedur kerja yang operasional dan terukur, memiliki acuan baku yang disepakati oleh semua warga sekolah, sehingga sekolah tersebut dipastikan memiliki kinerja yang terukur dengan jelas bahwa apapun yang dikerjakan pasti jelas hasilnya.

Pemberian layanan tersebut tidak lain semata-mata untuk layanan akademik pada siswa, karena siswalah yang terkena langsung dampak dari sistem yang diterapkan oleh sekolah dan sekolah perlu memfasilitasi siswa dengan berbagai layanan dan kegiatan yang menunjang perkembangan akademik siswa.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis memfokuskan pada layanan akademik pada aspek bidang kurikulum dan bidang Bimbingan Konseling (BK). Karena layanan akademik merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan peserta didik dalam kegiatan belajar, meliputi

3

Purwadi, ISO 9001:2008 Document Development Compliance Manual, (Media Guru : 2012 ), h. 35


(20)

4

kegiatan pembelajaran dikelas, mengerjakan tugas terstruktur dari guru dan belajar secara mandiri.4

Bidang kurikulum merupakan “ruh” dari layanan akademik karena

sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Andai kurikulum tidak dipersiapkan dan pelaksana kurikulum (guru) tidak searah jalan yang ditentukan maka dapat dipastikan pencapain tujuan pendidikan tidak berjalan dengan lancar saat proses kegatan belajar mengajar dan berdampak pada siswa dalam menyerap materi yang diajarkan apalagi tidak menjadikan mandiri siswa dalam kegaitan belajar.

Sedangkan bidang bimbingan konseling merupakan layanan penunjang dari kegiatan belajar siswa agar memiliki kesiapan, keterampilan, dan kebiasaan belajar efektif sehingga memiliki kemandirian akademik yang kokoh.5 Layanan BK tersebut diberikan untuk memberikan motivasi siswa dalam proses belajar sehingga membantu mengembangkan potensi seoptimal mungkin.

Berdasarkan hal tersebut, layanan akademik perlu disiapkan dan ditingkatkan sistemnya dalam memberikan layanan terbaik untuk siswa agar proses kegaiatan berlajar berjalan dangan baik. Maka diperlukan perencanaan, program, sasaran dan intruksi kerja yang jelas agar pelaksanaannya berjalan dengan baik dan terarah.

Ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu mengenai layanan

akademik yang dilakukan oleh Suaibatul Aslamiyah bahwa: ”tingkat

kepuasan layanan akademik MAN 9 Jakarta Timur yang meliputi layanan bimbingan dan konseling, layanan kurikulum pembelajaran, dan layanan penunjang berada pada rata-rata cukup memuaskan. Hasil rata-rata tersebut berdasarkan kegiatan guru dikelas yang berkaitan dengan penjelasan materi, cara guru mengajar, dan metode yang digunakan guru pada saat memberikan

4

Ruang Lingkup Profe si Keguruan Layanan Bimbingan Akademik, diakses melalui http://jsy11.blogspot.co.id/2013/05/ yang diakses pada Tanggal 8 Agustus 2016

5 Panduan layanan akademik siswa, Pembina SMK, diakses melalui


(21)

5

materi di sekolah”.6

Selain itu contoh lainnya adalah penelitian terdahulu

yanag dilakukan oleh Eka Chandra bahwa: ” Dengan adanya upaya yang

dilakukan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta dalam rangka meningkatkan mutu layanan akdemik maka akan terbentuk kepuasan mahasiswa sebagai penilaian terhadap layanan akademik yang diberikan mahasiswa dan juga akan merasa dihargai serta diberikan perhatian,

bimbingan dan arahan terhadap kegiatan akademik yang mereka lakukan”.7

Dari hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa cara kerja sistem layanan akademik dapat menjadikan kepuasan dan hasil yang baik pada siswa. Layanan akademik yang diberikan lembaga pendidikan atau sekolah dalam bentuk penyajian, tindakan, dan informasi serta akan lebih terasa pelaksanaannya apabila diuraikan dalam bentuk langkah-langkah prosedur berupa Standart Operational Procedure (SOP) yang baik dan sistematik. Layanan ini untuk meningkatkan kepercayaan yang diberikan kepada pengguna jasa seperti siswa, wali murid dan mayarakat, sekaligus meningkatkan kinerja pihak penyelenggara dalam melaksanakan kegiatannya, yang pada akhirnya dapat memberikan kepercayaan dan kepuasan kepada pengguna jasa pada layanan yang ada disekolah tersebut.

Salah satu sekolah yang menerapkan SMM ISO 9001;2008 adalah SMK Negeri 18 Jakarta. Sekolah tersebut secara resmi menerapkan sejak Juni 2009 dengan nomor sertifikat QS 7040 dikeluarkan oleh World Quality Assurance (WQA).8 Berarti sudah menerapkan ISO 9001:2008 selama 7 tahun atau hingga sekarang.

Selama penerapan SMM ISO tersebut mengalami perbaikan disetiap aspek dan sudah berjalan dengan baik, namun masih terdapat beberapa masalah diataranya 1) Belum optimalnya pencapaian sasaran mutu SMM ISO

6

Subiatul Aslamiyah, “Analisis Tingkat Kepuasan Siswa Terhadap Layanan Akademik di

MAN 9 Jakarta Timur”, Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013

7

Eka Chandra, “ Tingkat kepuasan mahsiswa terhadap layanan akademik Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbyiah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakart 2005.

8


(22)

6

9001:2008 disekolah. 2) Kurang tertibnya administasi layanan KBM pada siswa. 3) Belum maksimalnya pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 dalam pelayanan akademik. 4) Sebagian siswa tidak menggunakan kesempatan layaanan remedial yang diberikan oleh guru.9

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melalkukan penelitian skripsi dengan judul “Implementasi SMM ISO 9001:2008 Dalam Meningkatkan Layanan Akademik Di SMK Negeri 18 Jakarta”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Belum optimalnya pencapaian sasaran mutu SMM ISO 9001:2008 disekolah.

2. Kurang tertibnya administasi layanan KBM pada siswa.

3. Belum maksimalnya pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 dalam pelayanan akademik.

4. Sebagian siswa tidak menggunakan kesempatan layaanan remedial yang diberikan oleh guru.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, tidak semua masalah diteliti karena keterbatasan waktu dan tenaga penulisan, serta penelitian dapat dilaksanakan dengan terarah, tidak meluas, dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan, maka penulis membatasi masalah pada pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 dan layanan akademik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah yang

diangkat dalam penelitian ini adalah “Bagaimana implementasi SMM ISO 9001:2008 dalam meningkatkan layanan akademik di SMK Negeri 18

Jakarta”.

9


(23)

7 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi SMM ISO 9001:2008 dalam meningkatkan layanan akademik di SMK Negeri 18 Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

Manfaaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan untuk menarik minat penelitian lain agar meneliti tentang implementasi SMM ISO 9001:2008 dalam meningkatkan layanan akademik

2. Sebagai bahan kajian bagi peneliti lain dalam kajian penelitian mengenai implementasi SMM ISO 9001:2008 dalam meningkatkan layanan akademik


(24)

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. SMM ISO 9001:2008

1. Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO

Sebelum membahas International for Standardization (ISO), akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian mutu. Menurut Standar ISO 8402 Quality Management and Quality Assurance Vocabulary, mutu adalah keseluruhan gambaran dan karakteristik suatu produk atau jasa yang berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dinyatakan secara langsung/ tersurat maupun secara tidak langsung / tersirat.10

Definisi mutu menurut ISO, jika digunakan pada pendidikan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa seluruh aspek yang terdapat di sekolah mampu memberikan fasilitas dan sistem dalam kegiatan belajar sehingga siswa merasakan dampak layanan tersebut baik baik berupa fisik maupun jasa.

Adapun menurut beberapa pakar yang mendefinisikan mengenai pengertian mutu. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Goetsch dan Davis, menyebutkan mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

b) Joseph M. Juran, mendefinisikan mutu sebagai kecocokan untuk pemakainya atau sesuai dengan kegunaan.

c) Philip B. Crosby berpendapat bahwa mutu adalah kesesuaian individual terhadap persyaratan atau tuntutan.

d) K. Ishikawa bahwa “quality is custumer satisfaction”. Dengan kata demikian pengertian mutu tidak dapat dilepas dari kepuasan pelanggan.11

Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa mutu adalah keadaan yang sesuai dan melebihi harapan pelanggan hingga

10

Khaerul Umam, Manajemen Perkantoran: Refrensi Untuk Para Akademisi dan Praktisi, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 281

11

Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 3, h. 304-305


(25)

pelanggan memperoleh kepuasan. Apabila dikaitkan dalam sekolah maka pelayanan dan sistem yang ada disekolah memberi efek kepuasan pada siswa sebagai dampak langsung dan wali murid sebagai penerima jasa tersebut.

Mutu pendidikan bersifat relatife karena tidak semua orang memiliki ukuran yang sama persis. Namun apabila mengacu pada pengertian mutu diatas secara umum dapat dinyatakan bahwa pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang seluruh komponennya memiliki persyaratan dan ketentuan yang diinginkan pelanggan dan menimbulkan kepuasan. Mutu pendidikan adalah baik, jika pendidikan tersebut dapat menyajikan jasa yang sesuai dengan kebutuhan para pelangan.

Mutu pendidikan akan berjalan dengan apabila di barengani dengan manajemen yang baik. Adapun manajemen mutu adalah

“kerangka kerja” bagi organisasi dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin organisasi untuk terciptanya konsistensi demi tercapainya kepuasan pelanggan. Secara singkat SMM merupakan sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi agar mampu memenuhi harapan pelangan.12

Melihat definisi diatas manajemen mutu dilakukan mulai dari input, proses, output, dan outcame yang dilakukan secara berkelanjutan bahwa upaya mewujudkan mutu agar tercipta konsistensi menjalankannya dan terciptanya kepuasan pada pelanggan.

Sedangakan cakupan sistem manajemen mutu meliputi sebagai berikut:

1) Mengatur semua kegiatan perusahaan. Mulai dari hal teknis, administrasi, sampai sumber daya manusia yang mengatur mutu produk atau jasa yang dihasilkan.

2) Memberikan kepuasan kepada pelanggan. 3) Menerapkan konsep penghematan biaya.

12

Kementrian Agama Direktoral Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umroh, 100 Tanya Jawab Tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 Penyelenggaraan Ibadah Haji,


(26)

4) Memberikan petunjuk tentang koordinasi antara manusia, mesin, dan informasi untuk mencapai tujuan standar.

5) Memberitahukan kepada supplier tentang cara mencapai mutu yang baik.

6) Memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa produk yang dibelinya telah melalui proses sistem manajemen mutu yang terkendali.13

Sehingga dapat disimpulkan sistem manajemen mutu adalah suatu aktivitas yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi dalam mencapai sasaran yang diharapkan berkenaan mutu dan memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui jaminan mutu.

ISO diartikan sebagai “The International Organization for

Standarization” adalah badan federasi dunia yang berkenaan dengan standar.14 ISO tersebut merupakan suatu pedoman dan persyaratan yang digunakan suatu organisasi untuk menghasilkan produk yang bermutu dan sesuai dengan keinginan pelanggan.

ISO bukanlah sebuah singkatan seperti yang selalu disebutkan oleh banyak orang. ISO adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani yang

berarti “sama” seperti istilah “Isoterm” yang berarti “suhu yang sama”,

“Isometric”yang berarti “dimensi yang sama”, dan “Isobar” yang berarti

“tekanan yang sama”.15

Kata yang dijadikan standar agar mudah diikuti dan mempermudah dalam penggunaan data. Artinya menyamakan standar-standar umum secara internasional agar lebih mudah digunakan dan dipahami.

Pada saat ini ISO yang telah diakui lebih dari 175 negara dan berdiri pada tahun 1947 di Jenewa, Swiss. Pengguna ISO diseluruh dunia dan menjadi top 10 Countries yang mengimplikasikan ISO 9001:2008

certificate adalah China, Itali, Japan, Spain, India, Jermany, USA, UK,

13

Heri Jumardi dan Budi Djatmiko, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001

(Bandung:STEMBI-Bandung Business School, 2011), cet. 2, h. 6 14

Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan ( Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), h. 308

15

Rudi Suardi, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000 Penerapannya untuk Mencapai TQM (Jakarta: Penerbit PPM, 2001) h. 21-22.


(27)

France, Netherlands.16 Hal ini menandakan implementasi ISO 9001:2008 sudah diterapkan dibanyak negera yang menjadikan standar mutunya. Standar ISO tersebut memiliki beberapa seri sesuai isi dan kegunaannya.

Kelompok standar ISO 9000 versi tahun 2008 tidak berbeda dengan versi sebelumnya (versi tahun 2000) dimana terdiri dari empat seri yaitu ISO 9000:2005, ISO 9001:2008, ISO 9004:2009, dan ISO 19011:2002. Adapun isi dan kegunaan dari keempat seri tersebut adalah sebagai berikut: 17

Tabel 2.1

Isi dan Kegunaan ISO 9001:2005, ISO 9001:2008, ISO 9004:2009, ISO 19011:2002

NO Versi ISO Isi dan Kegunaan

1. ISO 9000:2005

Quality Management System Fundamentals and Vocabulary

Menguraikan dasar-dasar sistem manajemen mutu dan memerincikan istilah-istilah yang digunakan dalam sistem manajemen mutu

2. ISO 9001:2008

Quality Manajemen System Requirements

Merinci persyaratan bagi sistem manajemen mutu bila suatu organisasi bermaksud memperagakan kemampuan untuk menyediakan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku dan bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan dan pihak berkepentingan

3. ISO 9001:2009

Managing for

Sustained Success of Ard organizing - A

Menyediakan panduan untuk

mendukung keberhasilan organisasi meraih sukses berkelanjutan (sustained success) dalam lingkungan yang

16

Purwadi, op. cit., h. 31 17

Isaris Arwanti, Implementasi SMM ISO 9001:2008 Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri B Pembina Tingkat Provinsi Jawa Barat, Program Pasca Sarjana UNINUS (Bandung, 2011), h. 3


(28)

Quality Management Approach

komplek dan selalu berubah melalui

quality menegement approach. Namun standar ini tidak dimaksudkan untuk tujuan sertifikasi, regulasi atau kontak 4. ISO 19011:2002

Guidance on Auding

Quality and

Environmental Management System

Memberikan panduan tentang

pengauditan sistem menejemen mutu dan audit sistem manajemen lingkungan

Keempat seri ISO diatas menunjukkan saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain sehingga membentuk sutau seperangkat dari sistem manajemen mutu.

SMM ISO 9001:2008 adalah standar sistem manajemen mutu, bukan standar dari suatu produk. SMM ISO 9001:2008 dapat dijadikan sebagai acuan dalam meninjau keefektifan sistem manajemen mutu yang bertujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Tulisan 2008 menunjukkan tahun revisi.18

Pengertian tersebut jika dikaitkan dengan lembaga pendidikan dapat dipahami SMM ISO 9001:2008 suatu standar yang diterapkan pada lembaga pendidikan sebagai acuan memenuhi persyaratan yang bertujuan memenuhi kepuasan pelanggan.

Ada beberapa standar SMM ISO 9001:2008 sebagai berikut: a. Kesepakatan Internasional dalam praktek Sistem Manajemen Mutu

(SMM).

b. Bersifat umum dan dapat diterapkan diberbagai bidang, jenis, ukuran, dan budaya industri/organisasi.

c. Telah diadopsi oleh lebih dari 130 negara dan sertifikat SMM ISO 9000 telah ada di lebih 150 negara.

d. Persyaratan minimal untuk menerapkan sistem manajemen mutu. e. Bersifat sukarela, bukan paksaan dan kewajiban.

f. Merupakan standar sistem manajemen mutu bukan standar produk.

18

Kementrian Agama Direktoral Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umroh, 100 Tanya Jawab, op. cit,. h.7


(29)

g. Sebagai acuan untuk meninjau keefektifan sistem manajemen mutu. h. Pemenuhan persyaratan pelanggan untuk mencapai kepuasan

pelanggan.

i. Dapat diterapkan untuk internal organisasi, dan memperoleh sertifikat.19

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa SMM ISO merupakan bagian dari standar mutu internasional yang diakui untuk meningkatkan mutu sekolah, efektif dalam adminitrasinya dan efisien dalam pengeloalan sumber daya sekolah.

2. Prinsip SMM ISO 9001:2008

Gaspresz.V memberikan definisi “ISO 9001:2008 disusun

berdasarkan pada delapan prinsip manajemen mutu”.20

Prinsip ini dapat digunakan oleh sekolah sebagai acuan dalam kerangka kerja untuk menuju meningkatkan layanan akademik.

Delapan prinsip sistem manajemen mutu adalah sebagai landasan penyusuan ISO 90011:2008 sebagai berikut

a. Perhatian pada pelanggan (Costumer focus), yang berarti bahwa semua aktivitas perencanaan dan implementasi sistem semata-mata untuk memuaskan pelanggan.

b. Kepemimpinan (Leadership), dimana dalam prinsip ini top management berfungsi sebagai leader dalam mengawal implementasi sistem.

c. Ketertlibatan orang (people involvement), semua elemen dalam organisasi terlibat dan concern dalam implementasi sistem manajemen mutu sesuai fungsi kerjanya masing-masing.

d. Pendekatan proses ( process approach), aktifitas implementasi sistem yang selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam organsasi dan pendekatan pengelolaan proses dipetakan melalui business process. e. Pendekatan sistem ke manajemen (System Approach to management),

implementasi sistem mengedepankan pendekatan pada cara pengolahan (manajemen) proses bukan sekedar menghilangkan masalah terjadi.

f. Perbaikkan berkelanjutan (continual improvement), perbaikan berkelanjutan kinerja organisasi secara organisasi secara menyeluruh harus menjadi perhatian utama semua pihak mulai dari pemimpin

19

Ibid., h. 1-2

20


(30)

tertinggi sampai dapat semua staff dilapisan bawah dan hendaknya menjadi tujuan tetap organisasi. Poin ini adalah ruh dari implementasi ISO 9001:2008

g. Pendekatan fakta sebagai dasar pengambilan keputusan artinya setiap keputusan dalam implementasi sistem selalu didasarkan pada fakta dan data, tidak ada data (bukti implementasi) sama artinya dengan tidak dilaksanakannya sistem ISO 9001:2008

h. Kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemasok, dalam prinsip ini supplier bukanlah pembantu, tetapi mitra usaha, karena itu harus terjadi pola hubungan saling menguntungkan.21

Dapat disimpulkan dari prinsip-prinsip yang disebutkan diatas semuanya mempunyai keterkaitan antara satu dengan lainnya sehingga peningkatan SMM ISO 9001:2008 dapat terealisasi dengan baik, produktif, dan efektif sehingga mencapai pada kepuasan pelanggan yang diharapkan.

3. Persyaratan SMM ISO 9001:2008

Tuntutan kualitas pada era global mengharuskan produk yang memenuhi persyaratan untuk dapat diterima oleh pelanggan. Salah satu persyaratan agar produk dapat diterima di masyarakat adalah memenuhi standar internasional ISO 9001.

Standar ISO 9001 menuntut pemenuhan persayaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku terpenuhi melalui penerapan sistem manajemen mutu yang efektif. Oleh sebab itulah, hasil produk diharapkan terjamin kualitasnya dan stabil, yaitu variasi produk hari ini, minggu depan, bulan depan, atau tahun depan relatif sama.

Dalam penerapannya diwajibkan mengadakan perbaikan secara terus menerus untuk meningkatkan performa perusahaan dan meningkatkan sistem manajemen mutu. Persyaratan standar sistem manjemen mutu sendiri bersifat umum. Tujuannya agar dapat diterapkan pada semua organisasi atau perusahaan, apapun jenis produk yang disediakan.

21

Kementrian Agama Direktoral Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umroh, 100 Tanya Jawab, op. cit,. h. 8-9


(31)

Berikut uraian persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008.

a. Sistem Manajemen Mutu

Sebagai konsepsi dari sistem manajemen mutu diperlukan persyaratan masukan pelanggan yang harus dipenuhi dari rancangan produk yang akan dihasilkan, pengukuran analisis dan perbaikan sesuai prinsip-prinsip manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, serta bagaimana mengelola sumber daya sehingga terealisasikan produk yang diharapkan menghasilkan kepuasan pelanggan.

Persyaratan sistem manajemen mutu ini terbagi menjadi dua, yaitu:

1) Persyaratan Umum

Perusahaan yang akan mengimplementasikan sistem

manajemen mutu ISO 9001 harus menerapkan,

mendokumentasikan, dan memelihara sistem menajaman mutu dan secara terus menerus memperbaiki kefektifannya.

2) Persyaratan Dokumentasi

Dokumentasi sistem manajemen mutu harus mencakup : a) Persyaratan terdokumentasi mengenai kebijakan mutu dan sasaran mutu, b)Pedoman mutu, c)Prosedur terdokumentasi yang diperlukan oleh standar internasional ini, d)Dokumen-dokumen, termasuk catatan, yang ditentukan oleh organsisai yang diperlukan untuk memastikan perencanaan, operasi dan pengendalian proses yang efektif.

b. Tanggung Jawab Manajemen

Tanggung jawab manajemen ini terdiri dari komitmen manajemen, fokus pelanggan, kebijakan mutu, perencanaan sistem manajemen mutu, serta tanggung jawab, wewenang, tanggung jawab, dan tinjauan manajemen

c. Pengelola Sumber daya


(32)

daya, sumber daya manusia, kompetensi, pelatihan, dan kesadaran, prasarana, lingkungan kerja

d. Realisasi Produk

Realisasi produk terdiri dari perencanaan realisasi produk, proses yang berkaitan dengan pelanggan, desain dan pelanggan, pembelian, produksi dan penyediaan jasa, pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran.

e. Pengukuran, Analisi, dan Peningkatan

Organisasi harus merencanakan dan mengimplementasikan proses pemantauan, pengukuran, analisis dan perbaikan yang diperlukan untuk; 1) Memperagakan kesesuaian terhadap persyaratan produk, 2) Memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu, dan, 3) Terus-menerus memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu. 22

Dapat dipahami bahwa persyaratan penerapan SMM ISO 9001:2008 merupakan acuan dalam menerapkan yang terdiri dari sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, pengukuran, analisis, dan peningkatan.

4. Manfaat Penerapan SMM ISO 9001:2008

ISO sendiri adalah suatu pedoman dan persyaratan yang digunakan suatu organisasi untuk menghasilkan produk yang bermutu dan sesuai dengan keinginan pelanggan. Berdasarkan hal itu, manfaat penerapan SMM ISO adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan sehubungan dengan perdagangan bebas yang tidak mengenal batas wilayah hanya produk yang mempunyai daya saing tinggilah yang diterima di pasar.

b. Dengan banyaknya persaingan di pasar, maka konsumen akan memilih produk dengan mutu baik dan konsisten.

c. Penerapan ISO akan meningkatkan produktivitas, efektifitas operasional, efisiensi, dan mengurangi biaya yang ditimbulkan barang cacat (reject) atau barang bermutu rendah dan limbah.

d. Penerapan ISO membuat sistem kerja dalam suatu perusahaan

22

Standar Nasional Indonesia, Sistem manajemen Mutu-Persyaratan¸ SNI ISO 9001:2008, h. 2-15


(33)

menjadi standar kerja yang terdokumentasi.

e. Penerapan ISO dapat meningkatkan semangat dan moral karyawan karena adanya kejelasan tugas dan wewenang (jon description) serta hubungan antar bagian yang terkait.

f. Nilai kompetisi dan image perusahaan semakin meningkat dengan sertifikat ISO.

g. Penerapan ISO menjamin proses yang dilaksanakan sesuai dengan sistem manajemen mutu yang ditetapkan.

h. Penerapan ISO memudahkan top management mencapai target karena sudah dipersiapkan target yang diukur dan rencana pencapaiannya.23

Manfaat yang diberikan dari penerapan SMM ISO mempermudah kegiatan lembaga kearah pada kemajuan, lebih efektif dan efisen serta penjamin mutu. Mulai dari awal perencanaan, selama proses pelaksanaan, dan sampai hasil yang didapat.

Sedangkan manfaat penerapan didalam sekolah, maka sekolah akan secara konsisten dan berkelanjuta mendapatkan nilai tambah yang sangat besar. Manfaat tersebut ada dua yaitu secara internal dan eksternal. Adapun manfaatnya sebagai berikut:

a. Manfaat eksternal sekolah yang fokus pada penerapan SMM ISO 9001:2008 adalah

1. Meningkatkan hubungan dengan positif dengan peserta didik. 2. Meningkatkan hubungan dengan pelanggan (kepuasan pelanggan). 3. Lebih kompetitif dibandingkan dengan sekolah lain atas produk

yang sama.

4. Peningkatan kepuasan pelanggan.

5. Perbaikan dalam penanganan komplain dan keluhan pelanggan. b. Manfaat Internal (lebih banyak dibanding manfaat eksternal) di

sekolah adalah:

1. Penurunan kerja ulang.

2. Penurunan dalam biaya jangka panjang.

3. Perbaikan dalam pengedalian dan pengukuran proses. 4. Perbaikan moral dan respon dari staff.

5. Perbaikan tanggung jawab individu, bagian, dan sistem manajemen.

6. Perbaikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab. 7. Peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya. 24

Hasil penjelasan diatas, dapat disimpulkan manfaat penerapan SMM ISO 9001:2008 disekolah mempunyai dampak positif baik didalam

23

Heri Jumaedi dan Budi Djatmiko, Op. Cit., h. 13-14 24


(34)

maupun diluar sekolah yang menjadikan sistem lebih bermutu dan membuat pelanggan menjadi puas.

5. Metode Layanan Pembinaan Konsultan Manajemen SMM ISO 9001 : 2008

Metode layanan pembinaan konsultan manajemen SMM ISO 9001:2008 terbagi menjadi 8 (delapan) tahapan program penting dengan

steps sebagai berikut:

a. Pelatihan Pemahaman Penerapan SMM ISO 9001:2008. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pemahaman SMM ISO 9001:2008 kepada seluruh personal kunci dari masing-masing kegiatan atau bagian. Topik yang di bahas di Step 1 ini adalah 1) Quality Awareness, 2) Persyaratan SMM ISO 9001:2008, 3) Penerapan SMM, 4) Dokumentasi SMM.

b. Perencanaan Penerapan SMM ISO 9001:2008. Pada langkah ke 2 ini, memberikan panduan, bimbingan, dan petunjuk kepada TIM ISO di sekolah dalam merancang tata waktu penerapan SMM ISO 9001:2008 serta penyiapan rancang bangun dokumentasi dan penanggungjawab pengembangan SMM ISO 9001:2008.

c. Pengembangan Dokumen SMM ISO 9001:2008. Konsultan memberikan pembinaan terhadap Tim Sukses ISO di sekolah untuk membuat sistem dokumentasi yang disesuaikan klausul standar ISO 9001:2008 yang terdiri dari: Kebijakan Mutu, Tujuan Mutu, Pedoman Mutu, Prosedur Kerja, dan Dokumen Pendukung Lainnya (dokumen terkait).

d. Pengembangan, Penyelarasan Dan Bimbingan Penerapan SMM ISO 9001:2008. Konsultan memberikan bimbingan dan motivasi atas pentingnya kepada semua warga sekolah bahwa SMM yang telah dibuat dan disepakati oleh sekolah merupakan kunci untuk menerapkan SMM ISO 9001:2008, serta untuk menjaga konsistensi terhadap mutu yang dihasilkan.


(35)

e. Pelatihan Dan Praktek Audit Mutu Internal. Konsultan bersama dengan Tim Sukses akan benar-benar memastikan bahwa SMM telah diterapkan oleh sekolah dan telah memenuhi Standar SMM ISO 90012008. Audit Mutu Internal (AMI) bertujuan Training yang dilakukan di sekolah pada sesi ini adalah akan memberikan pemahaman tentang prinsip dan teknik yang fokus pada Audit yang benar-benar efektif melalui workshop, studi kasus, diskusi, dan praktikal Audit.

f. Pelaksanaan Tinjauan Manajemen. Prima Edukasi Konsultan akan memberikan pendampingan dan memandu proses tinjuan manajemen untuk melihat aktifitas penerapan SMM ISO 9001:2008 di sekolah. g. Pemeriksanaan Kesiapan Penerapan SMM ISO 9001:2008 Dan

Persiapan Pre-Audit (Pre Assessment). Pihak dari konsultan akan memeriksa secara komprehensif terkait dengan segala persiapan untuk penerapan SMM ISO 9001:2008.

h. Perbaikan Hasil Per-Audit Dan Persiapan Final Audit Oleh Lembaga Eksternal Audit

i. Pada langkah yang terakhir ini adalah yang sangat penting dimana sekolah bersama-sama dengan konsultan melakukan perbaikan hasil temuan ketidaksesuaian dari hasil pre-audit (Pre-Assessment) oleh Lembaga Sertifikasi Internasional. Setelah semua atas ketidaksesuaian tersebut diperbaiki dan dikirim ke Lembaga Sertifikasi Internasional, selanjutnya Lembaga Sertifikasi akan segara melakukan Final Audit (Final Assessment) sebagai syarat Sertifikasi SMM ISO 9001:2008 di sekolah Anda.25

Dapat disimpulkan adanya Metode layanan Pembinaan Konsultan manajemen SMM ISO 9001:2008 merupakan alur untuk kegiatan perbaikan secara terus menerus sekolah. hal ini bertujuan untuk meningkatkan dan terciptanya konsisten perbaikan secara terus menerus demi tercainya kepuasan pelanggan didalam lembaga pendidika

25


(36)

Tabel 2.2

Alur Proses Setting SMM ISO 9001:2008

Sumber: Purwadi, ISO 9001:2008 Dokument Development Compliance Manual, Standar Quality Service ISO 9001:2008 Proposal, 2012, hlm. 67)


(37)

6. Hambatan Dalam Implementasi SMM ISO 9001:2008

Inti dari penerapan ISO 9001 adalah perbaikan yang berkesinambungan sehingga dalam penerapannya setiap organisasi dituntut untuk melakukan perbaikan-perbaikan di semua lini secara bertahap sesuai dengan konsep PDCA (Plan – D0 – Check – Action). Dalam pelaksanaan ISO dalam organisasi tentunya didalamnya memiliki keterbatasan tersendiri yang menyebabkan organisasi tersebut mengalami hampatan dalam implementasi ISO.

Adapun hambatan tersebut diantaranya: a. Kurang adanya komitmen manajemen

b. Penerapan persyaratan SMM ISO 9001:2008 kurang tepat c. Adanya dualisme dalam sistem manajemen

d. Struktur organisasi, tugas dan fungsi yang tidak berjalan.

e. Tidak adanya dukungan sumber daya yang memadai. Menurut para ahli sumber daya yaitu 5-M (Man, Money, Method, Material, Management/Macine).26

Melihat penjelasan diatas, diketahui hambatan dapat terjadi pada penerapan SMM ISO 9001:2008 yang mengakibatkan tidak atau kurang optimalnya fungsi dari sistem manajemen mutunya sehingga menghambat proses pelaksanaan dari penerapan SMM ISO itu sendiri.

B. Layanan Akademik

1. Pengertian Layanan Akademik

Definisi dari Gronroos bahwa “Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi

26

Kementrian Agama Direktoral Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umroh, 100 Tanya Jawab., op. cit. h. 11-13


(38)

pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan

konsumen/ pelanggan”.27

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa pelayanan merupakan aktifitas yang tidak kasat mata karena terjadinya interaksi antar manusia atau menggunakan peralatan untuk menyelesaikan permasalahan layanan tersebut.

Definisi Jasa merupakan sama definisi pelayanan, sebagaimana definisi dari Kotler bahwa Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkaan kepemilikan apa pun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.28 Melihat dari definisi tersebut bahwa jasa atau pelayanan ini selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumsi dan pihak produsen (jasa), meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud.

Sebagai aktivitas proses pelayanan di sekolah, diperlukan layanan secara rutin dan berkesinambungan yang dilakukan di dalam sekolah untuk memperoleh bantuan dalam segala hal sehingga terpenuhi kebutuhannya. Ada beberapa jenis layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan kepada pihak yang membutuhkan layanan terdiri dari: a. Pemberian jasa-jasa saja,

b. Layanan yang berkaitan dengan penyediaan dan distribusi barang-barang saja, atau

c. Layanan ganda yang berkaitan dengan kedua-duanya.29

27

Ratminto dan Atik S.W, Manajemen Pelayanan:Pengembangan Model Konseptual,

Penerapan Citizen’sCharter dan Standar Pelayanan Minimal, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h. .2

28

Rambat L dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa,( Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 6

29

Atep Adya Barata, Dasar-Dasar Pelayanan Prima, (Jakarta: PT Gramedia, 2003), h. 14


(39)

Dilihat dari pengertian dan jenis layanan ini sekolah dapat dikategorikan pemberi pelayanan atau jasa. Guru memberikan layanan pendidikan, tenaga administrasi memberikan layanan kepada seluruh warga sekolah salah satunya adalah siswa. Oleh karena itu, semua kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan siswa disebut layanan akademik.

Sehingga perngertian dari layanan akademik merupakan:

“Layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan peserta didik dalam kegiatan belajar, meliputi kegiatan tatap muka (pembelajaran di kelas), pengerjaan tugas terstruktur dari guru dan belajar secara mandiri. Layanan akademik ini bersifat membantu guru dalam membentuk perilaku belajar peserta didik yang relevan dengan tuntutan pembelajaran agar guru lebih efisien dan efektif dalam menyelenggarakan pembelajaran. layanan akademik juga membantu guru dalam mengadaptasi proses pembelajaran agar lebih sesuaidengan karakterisistik peserta didik“.30

Dapat disimpulkan layanan akademik merupakan layanan yang diberikan kepada siswa dalam menunjang proses pembelajarannya dan memandirikan siswa dalam belajar yang diantaranya dari bimbingan dan konseling, proses pembelajaran, fasilitas sekolah, dan kegiatan ekstrakulikuler

2. Tujuan Layanan Akademik

Tujuan layanan akademik bagi peserta didik untuk memiliki sikap, keterampilan, kesiapan dan kebiasaan belajar yang mandiri dalam rangka mencapai standar kompetensi (SK) peserta didik melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru bidang studi.

Tujuan tersebut, dirinci sebagai berikut:

a. Peserta didik memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya;

b. Sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan;

30


(40)

c. Motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat;

d. Keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian;

e. Keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas; dan

f. Kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.31

Melihat dari urain diatas, dapat disimpulkan tujuan layanan akademik untuk menjadikan peserta didik memiliki sikap, keterampilan, kesiapan dan kebiasaan belajar yang mandiri. Sehingga peserta didik mampu dengan sendiri memiliki kesadaran dan kebiasaan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

3. Standar layanan akademik

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik bahwa seluruh penyelenggara pelayanan publik diwajibkan untuk menyusun, menetapkan dan menerapkan standar pelayanan. Hal ini dikuatkan dengan disahkannya Peraturan Menteri PANRB Nomor 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan.32

Standar Pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.

31

Ibid.,

32

Peraturan Mentri PANRB Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan, Pedomam Standar Pelayanan, BAB 1 Pendahuluan.


(41)

Dalam menyusun Standar Pelayanan perlu memperhatikan prinsip: a. Sederhana. Standar Pelayanan yang mudah dimengerti, mudah diikuti, mudah dilaksanakan, mudah diukur, dengan prosedur yang jelas dan biaya terjangkau bagi masyarakat maupun Penyelenggara.

b. Konsistensi. Dalam penyusunan dan penerapan standar pelayanan harus memperhatikan ketetapan dalam mentaati waktu, prosedur, persyaratan, dan penetapan biaya pelayanan yang terjangkau.

c. Partisipatif. Penyusunan Standar pelayanan dengan melibatkan masyarakat dan pihak terkait untuk membahas bersama dan mendapatkan keselarasan atas dasar komitmen atau hasil kesepakatan. d. Akuntabel. Hal-hal yang diatur dalam standar pelayanan harus dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara konsisten kepada pihak yang berkepentingan.

e. Berkesinambungan. Standar pelayanan harus dapat berlaku sesuai perkembangan kebijakan dan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan.

f. Transparansi. harus dapat dengan mudah diakses dan diketahui oleh seluruh masyarakat.

g. Keadilan. Standar pelayanan harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan dapat menjangkau semua masyarakat yang berbeda status ekonomi, jarak lokasi geografis, dan perbedaan kapabilitas fisik dan mental.33

Standar pelayanan yang ada menjadi salah satu referensi utama dalam menyusun rencana standar pelayanan selanjutnya. Melalui standar pelayanan tersebut dapat diketahui faktor-faktor yang sudah tertata dengan baik dan permasalahan yang terjadi dalam penerapan Standar Pelayanan tersebut.

Komponen Standar Pelayanan sebagaimana diatur UU No Tahun 2009, dalam peraturan ini dibedakan menjadi dua bagian:

a. Komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan proses penyampaian pelayanan (service delivery) meliputi: 1) Persyaratan, 2) Sistem, mekanisme, dan prosedur, 3) Jangka waktu pelayanan, 4) Biaya/tarif, 5) Produk pelayanan, 6) Penanganan pengaduan, saran, dan masukan.

33

Ibid., BAB II Pengertian dan Prinsip Penyusunan Sandar Pelayanan (Tanpa Nomor Halaman)


(42)

b. Komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan prosses pengeloalan pelayanan di internal organisai (manufacturing) meliputi: 1) Dasar hukum, 2) Sarana dan Prasarana, dan ataufasilitas, 3)Kompetensi pelaksana, 4) Pengawal internal, 5) Jumlah pelaksana, 6) Jaminan pelayanan, 7) Jaminan keamnan dan keselamatan pelayanan, 8) evaluasi kinerja pelaksana.34

Dalam peraturan ini yang menjadi fokus dalam pelayanan penyusunan Standar Pelayanan adalah komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan penyampaian pelayanan. Bagian ini menjadai fokus perhatian dalam penyusunan dikarenakan pada komponen ini pihak penyelenggara pelayanan berhubungan dengan pengguna pelayanan.

Standar pelayanan minimal dalam pendidikan adalah tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan yang diselenggarakan Dearah. Hal ini akan dijelaskan Standar Pelayanan Minimal yang sesuai penulis teliti yaitu dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berikut Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidkan SMK terdiri atas:

a. Angka Putus Sekolah (APS) tidak melebihi 1 persen dari jumlah siswa yang ber-sekolah.

b. 90% sekolah memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang di-tetapkan secara nasional.

c. 80% sekolah memiliki tenaga kependidikan non guru untuk melaksanakan tugas administrasi dan kegiatan non mengajar lainnya. d. 90% dari jumlah guru SMK yang diperlukan ter-penuhi.

e. 90% guru SMK memiliki kualifikasi sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan secara nasional.

f. 100% siswa memiliki buku pelajaran yang lengkap setiap mata pelajar.

g. Jumlah siswa SMK perkelas antara 30 – 40 siswa.

h. 20% dari lulusan SMK melanjutkan ke Perguruan Tinggi yang terakreditasi.

i. 20%dari lulusan SMK diterima di dunia kerja sesuai dengan keahliannya. 35

34

Ibid., BAB III Penyusunan, Penetapan, Penerapan Standar Pelayanan (Tanpa Nomor Halaman)

35

Keputusan Mentri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 123a/U/2004 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan, BAB IV Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Menengah


(43)

Standar untuk SMK ini menjadi acuan untuk membuat sekolah kejuruan menjadi sekolah yang memiliki standar mutu yang diberikan oleh pemerintah.

4. Fokus Konsep Layanan Akademik

Sesuai dari penjelasan sebelumnya, penulis membatasi fokus penelitian dalam layanan akademik yaitu pada layanan kurikulum pembelajaran dan layanan bimbingan konseling.

a. Layanan Kurikulum Pembelajaran 1) Pengertian Kurikulum Pembelajaran

Banyak pendapat ahli tentang pengertian kurikulum dan pembelajaran. Berikut ini akan di uraikan satu persatu beberapa pendapat ahli. Sholeh hidayat dalam bukunya pengembangan kurikulum baru mengemukakan:

“Secara estimoni Curriculum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang artinya tempat berpacu. Jadi istlah kurikulum pada zaman romawi mengandung pengertian sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Baru pada tahun 1855, istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan yang mengandung arti sejumlah mata

pelajaran pada perguruan tinggi”.36

Berdasrkan asal dan arti dari kurikulum mengandung arti secara tersirat bahwa dalam mencapai tujuan pembelajarn dibutuhkan persiapan awal (start) meliputi bahan ajar, metode mengajar dan cara penilaianny, sehingga di di akhit (finish) menghasilakan hasil dan capaian yang diinginkan.

Sementara, Z. Arifin menggutip pendapat dari Saylor dan Alexander memaknai kurikulum sebagai sebagai usaha total sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik didalam

36

Sholeh hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), cet. 2, h.19


(44)

maupun diluar sekolah.37 Pendapat ini lebih menekankan pada usaha yang dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan baik melalui pendekatan intern maupun ekstern.

Adapun menurut Oemar Hamalik yang dikuti oleh Z.Arifin, kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi peserta didik.38 Program pendidikan tersebut merupakan upaya melakukan kegiatan belajar untuk peserta didik, sehingga mampu mendorong pengembangan dan pertumbuhan mereka sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.

Dari pendapat diatas dapat di tarik kesimpulan kurikulum merupakan usaha lembaga pendidikan (sekolah) dalam melakukan program pendidikan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam perseptif kebijakan pendidikan nasional pengertian kurikulum dapat dilihat dalam UU No 20 Tahun 2003 (sisdiknas) pasal 1 ayat (9) ialah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.39 Seperangkat rencana tersebut merupakan segala aspek yang digunakan untuk mendukung dalam kegiatan belajar seperti fasilitas sekolah, pendidik dan kependidikan, sistem yang digunakan, dan bahan ajar yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut.

Adapun pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan guru/dosen menciptakan situasi agar siswa belajar. Tujuan utama dari pembelajaran adalah agar siswa belajar. Kegiatan

37

Zainal Arifin, Pengembangan Manajamen Mutu Kutikulum Pendidikan Islam, (Diva Press: Jogjakarta, 2012), h. 36

38

Ibid., h. 37

39


(45)

pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan belajar. Tujuan memberikan arah terhadap semua kegiatan dan bahan yang akan disajikan. Setiap bahan dan pendekatan mengajar dirancang dan dilaksanakan dengan maksud pencapaian tujuan secara maksimal. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku atau performansi. Tujuan tersebut ada yang berkenaan dengan ranah kognitif, afektif ataupun psikomotorik.40

Maka kesimpulan dari kurikulum pembelajaran adalah seperangkat alat rencana dan pengaturan selama proses pembelajaran untuk pencapaian tujuan yang sudah direncanakan karena kurikulum berhubungan dengan isi atau materi yang harus diajarkan sedangkan pembelajaran berkaitan dengan cara mempelajarinya.

2) Fungsi dan Peran Kurikulum

Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat. Makna dapat hidup di masyarakat itu memiliki arti luas, yang bukan saja berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat, akan tetapi pendidikan juga harus berisi tentang pemberian pengalaman agar anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai minat dan bakat mereka. Menurut Hamalik ada tiga peran dari kurikulum yaitu peran konservatif, peran kreatif serta peran kritis dan evaluatif.41

Sehingga dapat disimpulkan fungsi dan peran kurikulum sangatlah penting, sebab didalamnya bukan hanya menyangkut

40

Nana Sy. Sukadinata dan Erliany Syaodih, Kurikulum dan Pembelajaran kompetensi, (Bandung: Refika Aditama, 2012), h.103-105

41

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum KTSP,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet. 5, hlm 10


(46)

tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimiliki.

3) Strategi, Metode Pembelajaran, Dan Strategi Pelaksanaan Kurikulum

Berikut ini akan dipaparkan beberapa pendapat ahli tentang strategi pemmbelajaran. Menurut JR. David mengartikan strategi pembelajaran sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.42 Adanya perencanaan pembelajaran untuk mendesain rangkaian kegiatan belajar dalam mencapai tujuan pembalajaran uang diajarkan.

Pendapat dari Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan menurut T.Rakajoni sebagai pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam memujudkan kegiatan belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditentukan.43 Dari pendapat ahli diatas, ada hal yang perlu dicermati yaitu pertama, stategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode, dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.

Apabila strategi ini dihadapkan pada pendidikan, Maka dapat disimpulkan strategi merupakan langkah-langkah menyusun proses kegiatan mengajar yang menggunakan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai materi pembelajaran yang diinginkan.

42

Sholeh Hidayat, op.cit., hlm. 64

43


(47)

Adapun metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode juga digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dalam satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Jadi strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving something.44 Dapat dipahami motode berbeda dengan strategi, metode lebih menekankan pada penerapkan rencana yang sudah disusun, sehingga dalam pelaksanannya metode dapat tercapai dengan baik.

Sedangkan strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan di sekolah. Kurikulum merupakan ide, harapan, yang harus diwujudkan secara nyata di sekolah, sehingga mampu mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pendidian. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang optimal, jika pelaksanaannya menghasilkan sesuai yang baik bagi peserta didik. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pedoman pembelajaran, penilaian bimbingan konseling, dan pengaturan serta pengelolaan kegiatan sekolah.45

Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi, motode pembelajaran dan pelaksanaan kurikulum merupakan saling keterkaitan dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk mencapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran.

4) Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Sistem Pembelajaran

44

Sholeh Hidayat, op.cit., hlm. 66 45


(48)

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran diantaranya faktor guru, faktor siswa, faktor sarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan.

(a) Faktor Guru

Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaiamanapun bagus dan idealnya suatu strategi itu tidak mungkin dapat diaplikasikan. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, taktik, dan taktik pembelajaran.

(b) Faktor Siswa

Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses perkembangan dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak. (c) Faktor Sarana dan Prasarana

Terdapat beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki kelengkapan sarana prasarana. Pertama,

kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar. Kedua, kelengkapan sarana dan prasarana dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa untuk belajar.

(d) Faktor lingkungan

Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat memengaruhi proses pembelajaran yaitu: pertama,


(49)

dalam satu kelas merupakan aspek penting yang dapat memengaruhi proses pembelajaran. Kedua, faktor iklim sosial-psikologi maksudnya adalah keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi secara internal dan eksternal. 46

Dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan segala pihak untuk berkontribusi dan saling melengkapi dalam menciptakan sistem pembelajaran yang bermutu.

b. Layanan Bimbingan dan Konseling 1) Pengertian Bimbingan Konseling

Istilah Bimbingan dan Konseling, sebagaimana digunakan dalam literature professional di Indonesia, merupkan terjemahan dari kata Guidance dan Counceling dalam bahasa Inggris. Dalam kamus bahasa inggris Guidance dikaitkan dengan kata asal guide,

yang berartikan sebagai berikut: menunjukkan jalan, memimpin, menuntun, memberikan petunjuk, mengatur, mengarahkan, memberikan nasihat. Sedangkan istilah Bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang selaras dengan arti-arti yang disebutkan diatas, akan muncul dua pengertian yang agak mendasar, yaitu (a) Memberikan informasi, (b)Mengarahkan, menuntun kesuatu tujuan.47 Melihat dari definisi diatas, bila di hubungkan dengan siswa disekolah maka dapat diketahui bimbingan merupakan pemberian layanan berupa informasi dan mengarahkan kepada siswa agar memahami diri serta dalam kegiatan belajar.

Sedangkan pendapat ahli Menurut Frank W. Miller dalam bukunya Guidance, Principle dan Services yang dikutip oleh Sofyan S. Wills, mengemukakan definisi bimbingan adalah

“proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman

46Wina Sanjaya, op.cit.,

h. 197-201 47

W.S Winkel dan M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan


(50)

diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan bagi penyesuaian diri secara baik dan maksimum di sekolah, keluarga, dan masyarakat”.48 Berbeda dengan Miller, menurut Peters dan Shertzer mengemukakan pengertian bimbingan merupakan

“proses bantuan terhadap individu agar ia memahami dirinya dan

dunianya, sehingga dengan demikian ia dapat memanfaatkan potensi-potensiya”.49

Dari pendapat ahli diatas, dapat diketahui proses pemahaman individu terhadap diri dan dunianya sehingga dengan pemahaman tersebut dapat mempermudah untuk mengemukakan dan menggunakan potensi dirinya untuk kemaslahatan diri dan lingkungan.

Adapun tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar dapat:

(1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, serta kehidupan pada masa yang akan datang.

(2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.

(3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya.

(4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dangan lingkugan pendidkan, masyarakat, dan ataupun lingkungan kerja.50

Tujuan dari bimbingan tersebut memberikan dampak positif dalam perkembangan siswa tersebut, maka perlu prenecanaan, program dan kegiatan yang baik dari sekolah agar tujuan dari bimbingan berjalan dengan baik.

48

Sofyan S. Willis, Konseling Individu: Teori dan Praktik, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. Ketujuh h. 13

49

Ibid., h. 14

50

Ahmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan


(51)

Adapun fungsi dari bimbingan ada 7, yaitu sebagai:

(a) Pemahaman, yaitu membantu peserta didik (siswa) agara memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungan (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).

(b) Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.

(c) Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang menfasilitasi perkembangan siswa.

(d) Perbaikan (penyembuhan), yaitu upaya pemberian bantuan kepada siswa yang mengalamai maslah.

(e) Penyaluran, fungsi bimbingan dalam membantu individu melilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

(f) Adaptasi, yaitu fungsi membatu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa).

(g) Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidika, peraturan sekolah atau norma agama.51

Melihat dari fungsi bimbingan terlihat menitikberatkan pada Guru BK untuk dapat melakukan kegiatan, membantu dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa sebagai fasilitas

51

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Koseling (Bandung: Prgram Pascasarjana UPI dengan PT Remaja Rosdakarya, 2012) cet. Ketujuh, 16-17


(52)

dari sekolah untuk penunjang perkembanga siswa selain kegiatan belajar.

Diatas telah dijelaskan aspek dari Bimbingan. Berikut akan dijelaskan mengenai pengertian, tujuan dari Konseling.

Pendapat dari Robinson yang dikuti oleh Syamsu Yusuf dan Juntika N mengartikan konseling adalah “semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana yang seseorang yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungan.52 Penjelasn ahli terebut bila dikaitkan dengan siswa disekolah maka interaksi guru BK dengan siswa untuk memecahkan masalah yang bertujuan memahami diri senidiri dan mampu berinteraksi di lingkungan masyarakat.

Ada beberapa perbedaan definisi konseling para ahli yaitu mengenai membaginya dalam beberapa kategori. Diantaranya yaitu:

“Moh. Djawad Dahlah mengklasifikasikan konseling

berdasarkan fungsinya menjadi tiga kelompok yaitu suportif, redukatif, dan rekonstruktif. Konseling juga dibedakan berdasarkan metodenya yaitu metode direktif dan non direktif. Osipow, Walsh dan Tosi: mengelompokkan konseling berdasarkan penekanan masalah yang dipecahkan yaitu penyesuaian pribadi, pendidikan, dan karir. Shertzer dan Stone: mengelompokkan konseling didasarkan pada ranah perilaku yang merupakan kepedulian, yaitu yang berorientasi pada ranah kognitif dan ranah efektif. Patterson secara lebih rinci mengelompokkan pendekatan konseling menjadi lima kelompok yaitu: pendekatan rasional, teori belajar, psikoanalitik, perceptual-fenomenologis, dan eksistensial.”53

Jadi dapat disimpulkan konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu klien agar ia mampu

52

Ibid., h. 7 53


(53)

tumbuh kearah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya.

Adapun tujuan dari konseling menurut Shertzer dan Stone menyimpulkan, bahwa yang menjadi tujuan konseling adalah: (a) Mengadakan perubahan perilaku pada diri klien sehingga

memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan. (b) Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif. (c) Penyelesaian masalah

(d) Mencapai keefektifan pribadi.

(e) Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya.54

Tujuan dari konseling terlihat sangatlah bagus apabila di terapkan dilingkungan sekolah karana sangat membantu siswa yang masih mengalami masa-masa perkembangan, sehingga mambantu perkembangan diri sendiri dan terhadap lingkungan.

2) Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Dan Konseling

Untuk mengembangkan potensi siswa dan membantu pemecahan masalah yang dihadapinya, perlu ada kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang terorganisir, terprogram, dan terarah. Disamping itu dituntut keahlian dari guru pembimbing, dan tersedianya dana serta sarana yang memadai. Perhatian utama sekolah yang biasanya kepada siswa yang bermasalah, kini dipusatkan kepada siswa yang normal, tidak bermasalah, jumlahnya terbanyak dan potensial untuk dikembangkan.

Dengan dikeluarnya Permendikbud No 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Layanan bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional yang diselenggarakan pada satuan pendidikan

54


(54)

mencakup komponen program, bidang layanan, struktur dan program layanan, kegiatan dan alokasi waktu layanan. Komponen program meliputi layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsive dukungan sistem, sedangkan bidang layanan terdiri atas bidang layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir.

(a) Komponen layanan dan bidang layanan bimbingan dan konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup:

(1) Layanan dasar. Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseling melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok.

(2) Layanan peminatan dan perencanaan individual. Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.

(3) Layanan responsif. Adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera. Strategi layanan responsif diantaranya konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus (referral).

(4) Layanan dukungan sistem. Merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor atau guru BK secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta


(55)

didik dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan BK.

(b) Sedangkan bidang layanan bimbingan dan konseling mencakup:

(1) Bidang layanan pribadi. Suatu proses pemberian bantuan dari guru BK kepada peserta didik untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya.

(2) Bidang layanan belajar. Proses pemberian bantuan guru BK kepada peserta didik dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal.

(3) Bidang layanan sosial. Suatu proses pemberian bantuan dari BK kepada peserta didik untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya.

(4) Bidang layanan karir. Proses pemberian guru BK kepada peserta didik untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya. 55

55

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan Konseling pada Pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah


(1)

Lampiran 19


(2)

179

Lampiran 20


(3)

Lampiran 21


(4)

(5)

tepatnya 29 November 1993, telah lahir seorang putra dari pasangan Musyafa dan Istifaiyah di Dukuh Tulis Desa Gondosari Kecamatan Gebag Kabupaten Kudus. Suatu wilayah yang terkenal dengan sebutan kota santri dan kota kretek serta identik dengan icon Menara Sunan Kudusnya yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Putra tersebut diberi nama Kholilur Rohman dan biasa dipanggil Kholil, Anak ke-3 dari 4 bersaudara. Kakak pertama Siti Miftahur Rohmah, kakak kedua Shohibul Fadhilah dan si bungsu Muhammad Mish baa hul Muniir.

Dimasa kecilnya, Kholil menghabiskan waktunya di desa Gondosari dengan bermain dengan teman-temannya, dididik dalam keluarga dan lingkungan yang religius. Pendidikan pertama kholil yaitu di TK Islam Al-Furqon pada umur 4 tahun, kemudian di umur 7 tahun baru mengikuti pendidikan formal di MI NU Stamrotul Wadhon Gobog dan pada saat bersamaan di sore hari Kholil juga belajar agama di Madrasah Diniyah yang di kepalai abah sendiri yaitu Bapak Musyafa.

Setelah di Madrasah Ibtidaiah (MI) pada tahun 2006, Kholil melanjutkan

di MTs NU Manba’ul Ulum Gebog yang mana Kakak-kakaknya juga pernah

menempuh pendidikan disitu. Selama 3 tahun Kholil selalu masuk peringkat 3 besar dari jumlah 40 siswa serta dipercaya menjadi ketua OSIS 1 periode di MTs Manba’ul Ulum Gebog. Akhirnya menamatkan pendidikan MTsnya pada tahun 2008-2009.

Pada tahun 2010, kemudian Kholil meminta izin untuk bersekolah didaerah Pusat Kota Kudus yaitu di MAN 2 Kudus, alhasil diterima dengan beasiswa Tahfizh. Di situ Kholil lebih aktif mengikuti kegiatan ektrakulikuler Tahfizh, OSIS, dan mengikuti kumpulan siswa MA tingkat Kudus. Jurusan Bahasa yang Kholil ambil di MAN 2 Kudus dan menyelaikan sekolah pada tahun 2011-2012.


(6)

Pada tahun 2012, Kholil melanjutkan pendidikam formalnya di perkuliahan. Pernah diterima di UIN Walisongo Semarang lewat jalur undangan (nilai rapot), namun Kholil tidak mengambilnya karena keinginannya yang keras kuliah di UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta. Alhasil melalui Ujian Mandiri (UM) Kholil diterima sebagai mahasiswa Manajemen Pendidikan, Fakultas Tarbiah dan Keguruan UIN syarif Hidayatullah Jakarta. Selama menjadi mahasiswa Kholil juga katif di berbagai organisasi, seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan - Manajemen Pendidikan (HMI-MP), Himpunan Mahsisiwa Islam (HMI), Himpunan Mahsisiwa Kudus (Himmahku), Ikantan Mahasiswa Man 2 Kudus

(IKAMANDA), Lembaga Tahfizh dan Ta’lim Al-Qur’an (LTTQ) masjid