Inovasi dan Litbang Agroindustri Berbasis Pengetahuan dan

334 ISSN 2337-4969 PERAN INOVASI DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH STUDI KASUS : LAPIS BOGOR SANGKURIANG Rizka Wahyu Romadhona Direktur Utama Lapis Bogor Sangkuriang Program Pasca Sarjana Manajemen BisnisInstitut Pertanian Bogor

1. Latar Belakang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM merupakan sektor yang memiliki peranan pentig dalam kemajuan perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia 2013, pada tahun 2012 jumlah UMKM di Indonesia mencapai 55.206.444 unit dimana jumlah usaha mikro sebesar 54.559.969 unit, usaha kecil sebesar 602.195 unit, dan usaha menengah sebesar 44.280 unit. Jumlah UMKM di Indonesia sangat banyak bila dibandingkan dengan jumlah usaha besar yang hanya sebesar 4.952 dengan pnagsa hanya 0.01 persen. Artinya dengan melihat jumlah usaha yang ada di Indonesia, UMKM mendominasi perekonomian Indonesia sebesar 99.99 persen Kemenkop, 2013. Hal ini menunjukkan pentingnya UMKM dalam perekonomian dan perdagangan negara. Perkembangan lingkungan bisnis terjadi secara dinamis dan mempengaruhi perubahan dalam suatu usaha. Perubahan teknologi dan variasi produk yang cepat mempengaruhi perkembangan semua industri termasuk UMKM. Kemajuan teknologi yang cepat dan tingginya tingkat persaingan menuntut pelaku usaha untuk terus menerus melakukan inovasi tidak hanya inovasi dalam produk tetapi juga inovasi dalam pelayanan dan sistem bisnis yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja bisnis. Inovasi menjadi hal yang sangat penting dalam perkembangan UMKM, tanpa inovasi UMKM akan kalah bersaing di era perdanganan bebas saat ini. UMKM merupakan sumber terbanyak lahirnya sebuah inovasi. UMKM dituntut untuk selalu melakukan inovasi yang berkelanjutan agar dapat erus bertahan. Inovasi dapat didefinisikan sebagai hasil produk dan proses baru. Inovasi yang tinggi baik itu inovasi proses ataupun inovasi produk akan meningkatkan kualitas produk dan menciptakan keunggulan bersaing perusahaan. Peran inovasi dalam pengembangan UMKM sangat penting, inovasi dalam proses dan produk menjadi langkah penting untuk dapat meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Lapis Bogor Sangkuriang merupakan produk nyata yang dihasilkan dari sebuah proses inovasi. Lapis Bogor Sangkuriang merupakan produk olahan berbahan baku tepung talas adalah produk unggulan dari CV Agrinesia. CV Agrinesia didirikan pada bulan September 2011 dengan modal awal Rp 500.000 dan jumlah tenaga kerja dua orang. Pada tahun 2013, kapasitas produksi Lapis Bogor Sangkuriang telah mencapai 3.400 box per hari. Perkembangan usaha dari produk tersebut sangat meningkat tajam didorong oleh inovasi yang terus dilakukan oleh pihak perusahaan. Berdasarkan latar Bogor, 18-19 Februari 2013 ISSN 2337-4969 335 belakang di atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran inovasi dalam pengembangan usaha Lapis Bogor Sangkuriang sejak berdiri hingga saat ini. 2. Kajian Teoritis Inovasi Inovasi merupakan proses teknologis, manajerial, dan sosial, dimana gagasan atau konsep baru pertama kali diperkenalkan untuk dipraktekkan dalam suatu kultur Quinn, Baruc Zien, 1996. Inovasi merupakan faktor penentu dalam persaingan industri dan merupakan senjata yang tangguh menghadapi persaingan. Inovasi organisasi dapat diinterpretasikan secara luas dan bervariasi dimana inovasi menjadi fenomena psikologis dan sosial budaya Daghfous, Petrof Pons, 1999. Fokus utama inovasi adalah penciptaan gagasan baru, yang nantinya akan diimplementasikan ke dalam produk baru dan proses baru Hartini, 2012. Tujuan dari dilakukannya inovasi adalah memberikan dan menyalurkan nilai yang lebih baik bagi konsumen dan juga bagi perusahaan. Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM Sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, definis usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM antara lain Kemenkop, 2013 : 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. 2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. 3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langusng maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan Jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Kriteria dari usaha mikro, kecil, dan menengah yaitu usaha mikro memiliki asset maksimum Rp 50 juta dan omzet maksimal Rp 300 juta. Kriteria usaha kecil yaitu memiliki asset Rp 50 juta – 500 juta dan omzet 300 juta – 2,5 M. Kriteria usaha menengah antara lain asset Rp 500 juta – 50 M. 336 ISSN 2337-4969

3. Pembahasan

Lapis Bogor Sangkuriang didirikan pada bulan Septemer 2011. Lapis Bogor Sangkuriang saat ini berada di bawah perusahaan CV Agrinesia yang berlokasi di Jl Padjadjaran No 20 O Bogor. Visi CV Agrinesia adalah wealth, quality, service, dan innovation. Misi CV Agrinesia antara lain mengangkat dan mempromosikan konten, budaya, dan pariwisata lokal, membangun perusahaan yang terus bergerak mengikuti perkembangan global, membangun hubungan kemitraan dalam jangka waktu panjang, dan mengedukasi dan mendukung pengembangan UKM dengan inovasi yang berkelanjutan. Karyawan Lapis Bogor Sangkuriang saat ini berjumlah 102 orang dengan komposisi karyawan terdiri dari 75 persen anak jalanan, SDTT-SMP, 20 persen lulusan smk, 1 persen D1, 2 persen S1, dan 2 persen lulusan S2. Struktur organisasi Lapis Bogor Sangkuriang secara jelas dapat dilihat pada Lampiran 1. Lapis Bogor Sangkuriang terus melakukan inovasi dari awal berdiri hingga saat ini. Inovasi tidak hanya dilakukan dalam produk, tetapi juga dalam proses produksi, pemasaran, dan layanan. Pada awal berdiri produk Lapis Bogor hanya terdiri dari dua varian rasa yaitu Lapis Bogor Keju dan Brownies talas. Gambar 1 Lapis Bogor Keju Gambar 2 Brownies Talas Keju Kedua produk tersebut menjadi produk andalan CV Agrinesia. Melihat respon masyarakat yang sangat baik terhadap produk tersebut, inovasi produk dilakukan dengan mengeluarkan produk-produk baru dengan berbagai macam varian rasa. Inovasi produk yang telah dilakukan antara lain produk Lapis dengan varian rasa blueberry, strawberry, cokelat, dan tiramisu. Selain itu, CV Agrinesia mengeluarkan produk Lapis Green tea sebagai inovasi produk dari Lapis Talas.