Analisis curah hujan Analisis Data Input Tank Model

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Data Input Tank Model

Data input Tank Model yang terdiri dari curah hujan, debit aliran sungai, dan evapotranspirasi, data curah hujan dengan satuan mmhari, debit aliran mmhari dan evapotranspirasi mmhari. Hasil dari keluaran Tank Model digunakan dalam penelitian ini untuk perhitungan neraca air di MDM Cisampora Sub-DAS Cimanuk Hulu, sebagai data pendukung menghitung besarnya erosi dan sedimentasi berdasarkan hasil keluaran tank model berupa debit aliran kalkulasi yang terjadi di MDM Cisampora Sub-DAS Cimanuk Hulu dengan kondisi penggunaan lahan aktual berdasarkan data karakteristik Sub-DAS Cimanuk Hulu Tahun 2009. Oleh karena itu, dalam penelitian ini hasil perhitungan neraca air dan laju sedimentasi sangat berhubungan dengan kualitas daerah tangkapan air DTA dalam memprediksi kinerja baik dan buruknya suatu DAS.

5.1.1 Analisis curah hujan

Pengukuran data curah hujan dilakukan setiap hari dengan interval kejadian hujan per tiga puluh menit dari bulan Desember 2009 hingga April 2010 yang terekam pada ARR di SPAS dan diolah menjadi data kejadian hujan harian sebagai jumlah akumulasi curah hujan harian dengan satuan mmhari. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidth-Ferguson, kategori tipe iklim yang berdasarkan penentuan bulan basah dan bulan kering, dimana bulan basah memiliki curah hujan lebih besar dari 100 mm sedangkan bulan kering lebih kecil dari 60 mm dan bulan lembab antara 60-100 mm Handoko 1995. Hasil pengolahan analisis curah hujan dimulai pada 10 Desember 2009 sampai 14 April 2010, selama lima bulan tersebut termasuk bulan basah. Dalam pengukuran curah hujan, Asdak 2007 menyatakan bahwa sebagai aturan umum dapat disarankan bahwa satu alat penakar curah hujan untuk daerah kepulauan kecil dengan luasan sekitar 25 km 2 sedangkan daerah pegunungan satu alat penakar curah hujan untuk wilayah seluas 100-250 km 2 . Pada lokasi penelitian memiliki luasan daerah tangkapan air seluas 423,4 Ha atau setara 4,234 km 2 . Sehingga satu alat penakar curah hujan di lokasi penelitian dapat mewakili hasil curah hujan sebenarnya. Berdasarkan data sekunder atribut spasial MDM Cisampora terbagi menjadi dua klasifikasi B dan C dengan besaran nilai Q tipe iklim antara 14,30-33,33 atau sekurang-kurangnya terdapat satu bulan kering dan tiga sampai tujuh bulan basah BPDAS 2009. Data curah hujan bulanan saat penelitian termasuk bulan basah. Berikut fluktuasi curah hujan dapat dilihat pada Gambar 10 di MDM Cisampora dan tabel rekapitulasi curah hujan harian dapat dilihat pada lembar Lampiran 12. Gambar 10 Grafik fluktuasi curah hujan. Jumlah total curah hujan selama bulan Desember 2009 sampai April 2010 sebesar 1678 mm. Curah hujan bulanan tertinggi di daerah tangkapan air DTA SPAS sebesar 611,8 mm pada bulan Februari dan terendah pada bulan April sebesar 194,8 mm. Kejadian hujan tertinggi terjadi pada tanggal 08 Februari dengan curah hujan 102,2 mm.

5.1.2 Analisis debit aliran sungai