5.4.2 Analisis laju sedimen lateral surface flow dan base Flow
Proses sedimentasi merupakan proses erosi baik berupa erosi permukaan, erosi parit, atau jenis erosi tanah lainnya. Oleh karena itu, sedimentasi merupakan
prose salami dari penumpukan material tanah berupa kadar lumpur dalam air oleh aliran air sungai yang berasal dari hasil proses erosi di hulu, yang diendapkan
pada suatu tempat di hilir. Dari proses sedimentasi, hanya sebagian material aliran sedimen di sungai yang diangkut keluar dari DAS.
Laju sedimentasi dengan sistem satuan SI dalam ton atau mm per tahun. Menganalisis laju sedimentasi dapat mempresentasikan kualitas tutupan lahan
secara kuantitatif, indikator dari kualitas tutupan lahan yang baik dapat dilihat dari nilai laju sedimentasi. Pada penelitian ini kualitas tutupan lahan dilihat dari laju
sedimen melayang suspended material di MDM Cisampora Sub-DAS Cimanuk Hulu.
Sedimen melayang dapat dikategorikan dalam dua tipe yaitu sedimen non- organik dan sedimen organik. Turbiditymeter merupakan alat yang dapat
mengukur kekeruhan sedimen non-organik atau sedimen melayang yang terdiri dari pasir, debu, dan koloida yang berasal dari daerah tangkapan air.
Analisis data laju sedimen dengan menggunakan metode MUSLE Modification of Universal Soil Loss Equation. Laju sedimentasi lateral surface
flow dan base flow merupakan hasil sedimen yang berasal dari aliran lateral dari surface flow dan base flow, berdasarkan hasil analisis data menggunakan metode
MUSLE menunjukan bahwa laju sedimen terbesar pada lahan hutan. Hal ini menjelaskan bahwa hutan dapat berfungsi sebagai daerah resapan air.
ketika input berupa curah hujan yang turun masuk lebih banyak ke dalam tanah infiltrasi dibandingkan menjadi aliran permukaan, mengakibatkan input
curah hujan menjadi output berupa air tanah ground water yang meningkatkan aliran air tanah base flow. Laju sedimentasi lateral dan base flow merupakan
proses sedimen alami dari siklus hidrologi, besarnya laju sedimen ini terutama lahan hutan signifikan terhadap proses sedimen pada aliran bawah tanah.
Proses ini menjadikan lahan hutan memiliki laju sedimentasi lateral surface flow dan base flow terbesar diantara yang lainnya pada laju sedimen aliran tanah
atau base flow. Hal ini dapat didukung dengan aliran bawah tanah base flow di
lahan hutan terbesar diantara lahan lainnya, Karena hutan mampu menyimpan dan meresapkan air ke dalam tanah yang mengakibatkan meningkatnya kandungan air
tanah ground water yang secara signifikan akan meningkatkan aliran air tanah secara alami. Oleh karena itu, pada Tabel 19 laju sedimen keseluruhan yang
berasal dari MDM Cisampora lahan hutan lebih besar dari pemukiman, disamping luasan lahan yang cukup signifikan berbeda 1:25 dari luasan hutannya.
Berdasarkan hasil optimasi Tank Model pada tabel sebesar 38,90 atau 720,161 mm dari input curah hujan sebesar 1845,8 mm menjadi stored atau
cadangan air tanah ground water. Hasil analisis data ini dapat menunjukan bahwa pengaruh penutupan hutan terhadap tata air, menurukan aliran permukaan,
dan meningkatkan laju infiltrasi tanah. Berikut ini tabel 18 mengenai hasil optimasi Tank Model dalam keseimbangan air di MDM Cisampora Sub-DAS
Cimanuk Hulu. Tabel 18 Komponen keseimbangan air hasil optimasi Tank Model
Komponen Tank Model Bagian Komponen
Nilai Satuan mm Persentase
Keseimbangan air Inflow R Presipitasi
1845,8 Water Balance
Outflow Calculation 622,208
33,70 Etp Evapotranspiration
504,832 27,40
Stored 720,161
38,90 Total
1845,8 100
5.4.3 Analisis laju sedimen di MDM Cisampora Sub-DAS Cimanuk Hulu