1985 – 2010 adalah model pertumbuhan atau peluruhan eksponensial. Model ini
dipilih karena merupakan model yang paling mendekati kemungkinan pergerakan perubahan penggunaan lahan. Pengertian model eksponensial itu sendiri
merupakan model yang didasarkan pada persen laju yang berubah – ubah.
Kondisi seperti ini ditemui pada wilayah yang masih terus berkembang dalam hal pembangunannya. Pendugaan yang bersifat statistik ini akan menghasilkan nilai
peluang, tingkat kepercayaan, dan nilai parameter koefisien determinasi. Model perubahan penggunaan lahan terbaik dipilih berdasarkan nilai koefisien
determinasi R
2
terbesar. Model pertumbuhan eksponensial menggunakan persamaan sebagai berikut :
Pt P
t
= P exp
................................6
t
dimana, P
t
= luas penggunaan lahan pada saat t P
= luas penggunaan lahan pada
t=0
nilai data luas penggunaan tahun pertama α
= konstanta t
= tahun pengamatan
3.3.5. Analisis Aliran Permukaan Langsung Direct Runoff
Volume aliran permukaan langsung dapat diperoleh dengan memisahkan hidrograf dari aliran dasarnya baseflow. Analisis hidrograf untuk menentukan
besaran direct runoff yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode garis lurus straight line method. Metode ini digunakan
karena merupakan metode yang paling sederhana untuk mengetahui perubahan volume aliran permukaan langsung direct runoff DAS Ciliwung hulu pada tahun
1985 dan 2010. Tahapan analisis hidrograf adalah sebagai berikut : 1. Plotkan parameter debit aliran sungai m
3
dtk pada koordinat ordinat dan parameter waktu pada koordinat absis.
2. Memisahkan antara komponen aliran dasar sungai baseflow dan aliran permukaan langsung direct runoff dengan menghubungkan dan menarik
garis lurus titik – titik debit terendah pada hidrograf.
3. Menentukan besaran debit aliran dasar sungai baseflow dengan rumus : Baseflow = debit
– titik baseflow..............................................................7 4. Menentukan besaran debit aliran permukaan langsung direct runoff dengan
rumus : Direct runoff = debit
– baseflow ............................................................8 5. Mengkonversi satuan direct runoff m
3
dtk menjadi satuan m
3
3.3.6. Regresi Komponen Utama PrincipleComponent Regression
Analisis komponen utama pada dasarnya mentransformasi peubah –
peubah bebas yang berkorelasi menjadi peubah – peubah baru yang orthogonal
dan tidak berkorelasi dengan cara mereduksi dimensinya. Hal ini dilakukan dengan menghilangkan korelasi diantara peubah melalui transformasi peubah asal
ke peubah baru komponen utama yang tidak berkorelasi Gaspertz, 1995. Sebelum menggunakan analisis regresi perlu diselidiki terlebih dahulu
apakah semua asumsi statistik yang telah ditetapkan sudah terpenuhi. Salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah tidak terdapat multikolinearitas diantara
peubah bebas. Menurut Soleh 2004, jika variabel – variabel bebas dalam
keadaan multikolinier saling berpengaruh, maka pendugaan koefisien regresi hanya dengan menggunakan metode regresi berganda cenderung memberikan
hasil yang tidak stabil. Metode regresi komponen utama merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengatasi variabel
– variabel bebas yang saling berpengaruh multikolinier. Metode ini merupakan gabungan antara analisis
komponen utama dengan metode regresi berganda. Model persamaan perubahan debit aliran sungai DAS Ciliwung hulu yang
dihasilkan dari analisis regresi berganda menghasilkan multikolinearitas tinggi antar peubah bebas penggunaan lahan sehingga diperlukan suatu analisis antara
untuk menghilangkan multikolinearitas tersebut. Analisis komponen utama principle component analysis merupakan analisis antara yang digunakan untuk
menghilangkan multikolinearitas antar peubah penggunaan lahan.
Analisis komponen utama pada peubah penggunaan lahan hutan lebat, pemukiman, sawah, kebun campuran, dan tegalan menghasilkan sebuah
komponen utama yang mewakili seluruh peubah penggunaan lahan. Komponen utama tersebut mampu mewakili keberagaman peubah bebas penggunaan lahan
sebesar 98,1 . Setelah didapat komponen utama yang mewakili seluruh peubah penggunaan lahan, kemudian dilakukan analisis regresi berganda antara debit
aliran sungai sebagai Y dengan komponen utama yang mewakili peubah penggunaan lahan sebagai W1 dan peubah curah hujan tahunan sebagai X1
untuk mengetahui besarnya pengaruh masing – masing peubah bebas terhadap
perubahan debit aliran sungai DAS Ciliwung hulu selama periode 1985 hingga 2010 Tabel Lampiran 7.
Komponen utama pada hasil analisis regresi berganda kemudian ditransformasikan dipecah kembali menjadi peubah penggunaan lahan hutan
lebat, kebun campuran, pemukiman, sawah, dan tegalan atau ladang sehingga dihasilkan model persamaan antara debit aliran sungai sebagai Y dan curah
hujan tahunan X1, hutan lebat X2, kebun campuran X3, pemukiman X4, sawah X5, dan tegalan atau ladang X6.
3.3.6. Uji Statitistik 1.