Karakteristik Erosivitas Hujan HASIL DAN PEMBAHASAN

beberapa kejadian hujan yang tinggi, jauh di atas rata – rata curah hujan bulan Agustus, sedangkan pada bulan November, Desember, Januari, dan Februari yang merupakan musim hujan bulan basah, jarang ditemukan curah hujan di bawah rata – rata curah hujan bulan tersebut. Gambar 7. Variasi Hujan DAS Ciliwung Hulu 1985 – 2010

4.3. Karakteristik Erosivitas Hujan

Nilai erosivitas hujan harian, bulanan, dan tahunan diperoleh dari pengolahan data pias hujan harian periode 2007 – 2010. Data pias hujan harian dihasilkan dari penakar hujan otomatik Hellman yang terpasang di stasiun pengamatan hujan Citeko, kabupaten Bogor. Stasiun pengamatan hujan Citeko berada pada ketinggian 920 mdpl dan terletak di 06˚ 42’ lintang selatan dan 106˚ 56’ bujur timur Gambar 8. Gambar 8. Penakar Hujan Otomatik Hellman di Stasiun Citeko 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des v ar ia b il it as h u ja n katulampa gunung mas empang citeko Erosivitas hujan harian tertinggi pada bulan Januari, Februari, Maret, dan April terjadi pada tanggal 14 Januari 2009, 01 Februari 2009, 11 Maret 2010, dan 19 April 2009 dengan nilai erosivitas masing – masing sebesar 145,58 ton.mha cmjam, 333,43 ton.mha cmjam, 254,56 ton.mha cmjam, dan 737,98 ton.mha cmjam. Erosivitas hujan harian tertinggi pada bulan Mei, Juni, Juli, dan Agustus terjadi pada tanggal 18 Mei 2009, 08 Juni 2009, 24 Juli 2009, dan 15 Agustus 2008, dengan nilai erosivitas masing – masing sebesar 266,93 ton.mha cmjam, 173,87 ton.mha cmjam, 90,56 ton.mha cmjam, dan 95,16 ton.mha cmjam. Erosivitas hujan harian tertinggi pada bulan September, Oktober, November, dan Desember terjadi pada tanggal 30 September 2008, 28 Oktober 2009, 14 November 2008, dan 02 Desember 2008, dengan nilai erosivitas hujan masing – masing sebesar 81,47 ton.mha cmjam, 93,98 ton.mha cmjam, 122,63 ton.mha cmjam, dan 108,08 ton.mha cmjam. Erosivitas hujan harian terendah pada bulan Januari, Februari, Maret , dan April masing – masing sebesar 0,011 ton.mha cmjam, 0,031 ton.mha cmjam, 0,011 ton.mha cmjam, dan 0,014 ton.mha cmjam. Erosivitas hujan harian terendah pada Mei,Juni, Juli, dan Agustus masing – masing sebesar 0,003 ton.mha cmjam, 0,006 ton.mha cmjam, 0,026 ton.mha cmjam, dan 0,016 ton.mha cmjam. Erosivitas hujan harian terendah pada bulan September, Oktober, November, dan Desember masing – masing sebesar 0,004 ton.mha cmjam, 0,042 ton.mha cmjam, 0,004 ton.mha cmjam, dan 0,013 ton.mha cmjam. Erosivitas hujan harian Gambar 9, 10, 11, 12 tertinggi daari seluruh kejadian hujan selama periode 2007 – 2010 terjadi pada tanggal 19 April 2009, 7 April 2009, dan 1 Februari 2009, dengan nilai erosivitas hujan masing – masing sebesar sebesar 737,98 ton.mha cmjam, 560,41 ton.mha, cmjam, dan 333,43 ton.mha cmjam. Erosivitas hujan harian terendah terjadi pada tanggal 18 Mei 2007 dan 05 November 2010 dengan nilai erosivitas hujan masing – masing sebesar 0,003 ton.mha, cmjam dan 0,004 ton.mha Tabel Lampiran 6. Rata - rata erosivitas hujan harian tertinggi di keempat tahun 2007, 2008, 2009, dan 2010 terjadi pada bulan Januari, Februari, dan Maret, sedangkan terendah terjadi pada bulan Juli dan Agustus Gambar 9, 10, 11, 12. Gambar 9. Erosivitas Hujan Harian Stasiun Citeko Bulan a Januari, b Februari, dan c Maret 0,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 e r o sivi tas h u jan t o n .m h a, c m j am 2007 2008 2009 2010 Tanggal a 0,000 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 e r o siv itas h u jan to n .mha , c mjam 2007 2008 2009 2010 b 0,000 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 er os iv itas h u jan ton .m h a, c m j am 2007 2008 2009 2010 c Tanggal Tanggal Gambar 10. Erosivitas Hujan Harian Stasiun Citeko Bulan a April b Mei, dan c Juni 0,000 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 er os iv itas h u jan ton .m h a, c m j am 2007 2008 2009 2010 a 0,000 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 e ros iv itas h u jan ton .m h a, c m j am 2007 2008 2009 2010 b 0,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 200,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 er os iv itas h u jan ton .m h a, c m j am 2007 2008 2009 2010 c Tanggal Tanggal Tanggal Gambar 11. Erosivitas Hujan Harian Stasiun Citeko Bulan a Juli b Agustus, dan c September 0,000 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 100,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 er os iv ita h u jan s ton .m h a, c m j am 2007 2008 2009 2010 a 0,000 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 100,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 er os iv itas h u jan ton .m h a, c m j am 2007 2008 2009 2010 Tanggal b 0,000 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 er os iv itas h u jan ton .m h a, c m j am 2007 2008 2009 2010 c Tanggal Tanggal Gambar 12. Erosivitas Hujan Harian Stasiun Citeko Bulan a Oktober b November, dan c Desember 0,000 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 100,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 er os iv itas h u jan ton .m h a, c m j am 2007 2008 2009 2010 a 0,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 e ros iv itas h u jan ton .m h a, c m j am 2007 2008 2009 2010 b 0,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 e ros iv itas h u jan ton .m h a, c m j am 2007 2008 2009 2010 c Tanggal Tanggal Tanggal Erosivitas hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan April 2009, Maret 2010, dan bulan Februari 2009, dengan nilai erosivitas hujan masing – masing sebesar 1.996,95 ton.mha cmjam, 838,41 ton.mha, cmjam dan 644,70 ton.mha cmjam. Erosivitas hujan bulanan terendah terjadi pada bulan Agustus 2009, Juli 2008, dan September 2007 dengan nilai erosivitas masing-masing sebesar 0,02 ton.mha cmjam, 0,89 ton.mha cmjam, dan 5,09 ton.mha cmjam Gambar 13. Berdasarkan rata – rata erosivitas hujan bulanan selama periode 2007 – 2010 Gambar 13, Tabel 4, bulan April dan Maret merupakan bulan yang paling banyak menghasilkan erosivitas hujan tertinggi. Erosivitas hujan pada bulan April sebesar 656,16 ton.mha cmjam dan Maret sebesar 504,78 ton.mha cmjam, sedangkan terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 39,17 ton.mha cmjam. Bulan Juni dan Juli dimana kejadian hujan yang menghasilkan total erosivitas hujan rendah terjadi, masih dapat ditemukan beberapa kejadian hujan yang menghasilkan erosivitas hujan harian tinggi, seperti pada tanggal 08 Juni 2009 menghasilkan nilai erosivitas hujan sebesar 173,87 ton.mha cmjam dan pada tanggal 24 Juli 2009 sebesar 90,56 ton.mha cmjam Tabel Lampiran 6. Nilai tersebut jauh di atas rata – rata erosivitas hujan harian bulan Juni dan Juli yang tidak lebih dari 10 ton.mha cmjam. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kejadian hujan di kawasan DAS Ciliwung Hulu menghasilkan erosivitas hujan tinggi dan dapat berpengaruh terhadap potensi terjadinya erosi. Bulan Agustus dan September tahun 2010 menghasilkan hari hujan berpotensi menghasilkan erosivitas hujan lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2007, 2008, 2009, dan 2010. Bulan Agustus tahun 2007 menghasilkan 4 hari hujan yang berpotensi menghasilkan erosivitas hujan. Bulan Agustus 2008 menghasilkan 7 dan bulan Agustus 2009 menghasilkan 1 hari hujan, sedangkan pada bulan Agustus tahun 2010 menghasilkan 11 hari yang berpotensi menghasilkan erosivitas hujan. Bulan September tahun 2007, 2008, 2009 masing – masing menghasilkan 5, 11, dan 3 hari hujan yang berpotensi menghasilkan erosivitas hujan, sedangkan bulan September tahun 2010 menghasilkan 18 hari hujan yang dapat menimbulkan erosivitas hujan. Hal ini juga terjadi pada bulan – bulan lain, dimana tahun 2010 merupakan tahun dengan hari hujan yang berpotensi menghasilkan erosivitas hujan, walaupun nilai erosivitas hujan yang dihasilkan bukan erosivitas hujan tinggi Tabel Lampiran 6. Secara umum bulan Oktober, November, Desember, Januari, Februari, Maret, April, dan Mei merupakan bulan dengan kejadian hujan yang banyak menghasilkan erosivitas hujan tinggi sehingga disarankan pada bulan – bulan tersebut untuk menghindari melakukan penanaman komoditas tanaman yang memerlukan pengelolaan tanah yang intensif. Pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan September merupakan bulan dengan kejadian hujan yang menghasilkan erosivitas hujan rendah. Gambar 13. Erosivitas Hujan EI 30 Bulanan DAS Ciliwung Hulu 2007 – 2010 Berdasarkan hasil analisis data erosivitas hujan tahunan yang tersaji pada Tabel 4 dan Gambar 14, dapat diidentifikasikan bahwa tahun 2009 merupakan tahun dimana banyak kejadian hujan menghasilkan erosivitas hujan tinggi, sebesar 5.188,45 ton.mha cmjam. Nilai erosivitas hujan tahunan 2008 dan 2010 tidak berbeda jauh, yaitu 2.881,72 ton.mha cmjam dan 2.759,14 ton.mha cmjam, sedangkan tahun 2007 merupakan tahun dimana kejadian hujan dengan nilai erosivitas hujan terendah terjadi, yaitu sebesar 2.020,40 ton.mha cmjam. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009, hujan yang terjadi memberi kontribusi besar terhadap terjadinya erosi di kawasan DAS Ciliwung hulu. 0,00 500,00 1000,00 1500,00 2000,00 2500,00 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember er o si v it as h u ja n to n .m h a, c m ja m 2007 2008 2009 2010 Tabel 4. Erosivitas Hujan EI 30 Bulanan dan Tahunan DAS Ciliwung Hulu 2007 – 2010 Bulan 2007 2008 2009 2010 Rata - rata EI 30 I 30 EI 30 I 30 EI 30 I 30 EI 30 I 30 EI 30 bulanan Jan 41,21 395,8 26,41 257,57 44,61 585,06 395,49 271,2 377,41 Febr 41,88 527,98 32,66 204,82 48,08 644,7 48,87 486,13 465,91 Mar 25,85 192,28 53,2 550,22 43,39 438,2 57,71 838,41 504,78 Apr 39,67 244,63 38,84 321,57 28,03 1.996,95 13,44 61,48 656,16 Mei 17,97 102,01 33,08 273,89 39,65 496,41 29,2 264,61 284,23 Jun 12,22 46,08 8,62 24,77 12,44 182,29 29,27 83,27 84,10 Jul 4,1 22,07 1,25 0,89 8,38 92,08 16,25 41,64 39,17 Ags 11,12 87,07 19,68 173,56 0,06 0,02 14,58 52,83 78,37 Sept 3,42 5,09 22,33 176,87 4,87 20,62 26,29 108,94 77,88 Okt 13,36 46,83 29,99 220,4 46,11 387,9 28,66 207,48 215,65 Nov 24,83 149,84 52,4 498,29 32,64 197,03 32,91 246,96 273,03 Des 38,09 200,73 21,5 178,86 22,8 147,18 24,48 96,19 155,74 Total 273,72 2.020,40 339,97 2.881,72 331,05 5.188,45 717,13 2.759,14 dihitung dengan menggunakan rumus Wischmeier dan Smith 1958 Gambar 14. Erosivitas Hujan EI 30 Tahunan DAS Ciliwung Hulu 2007 – 2010 Erosivitas hujan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya erosi. Distribusi besaran nilai erosivitas hujan dapat digunakan sebagai masukan dalam penentuan waktu pengelolaan tanaman sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya erosi tanah. Pada bulan dengan nilai erosivitas hujan yang tinggi diupayakan menghindari pengolahan lahan secara intensif dan pembersihan lahan dari gulma. Pada bulan dengan kejadian hujan yang menghasilkan erosivitas hujan tinggi dapat juga dilakukan pemberian penutup permukaan lahan dengan mulsa, serasah daun – daunan atau penambahan bahan organik lainnya. Hal ini dilakukan 0,00 1000,00 2000,00 3000,00 4000,00 5000,00 6000,00 2007 2008 2009 2010 er o si v it as h u ja n to n .m h a, c m ja m dengan tujuan untuk mempertahankan agregat tanah dari pukulan air hujan yang besar sehingga menyebabkan terjadinya erosi tanah. Pada bulan dengan kejadian hujan yang menghasilkan erosivitas hujan rendah dapat dilakukan pemilihan jenis tanaman musiman yang memerlukan pengolahan intensif tinggi dan tidak memerlukan banyak air. Distribusi besaran nilai erosivitas hujan juga dapat digunakan sebagai salah satu faktor masukan dalam menentukan nilai prediksi erosi suatu daerah. Erosivitas hujan merupakan faktor alami yang tidak mungkin dikelola dan diatur oleh manusia waktu terjadinya dan besaran nilai yang dihasilkannya. Nilai erosivitas hujan yang tinggi di kawasan DAS Ciliwung Hulu merupakan tetapan yang tidak mungkin diperkecil atau dirubah waktu terjadinya. Untuk memperkecil laju erosi dapat dilakukan dengan mengelola faktor – faktor erosi yang lain. Menurut Arsyad 2010, besarnya erosi pada suatu lahan ditentukan oleh lima faktor utama, yaitu erosivitas hujan, erodibilitas hujan, bentuk lahan, vegetasi penutup tanah, dan tingkat pengelolaan tanah. Berdasarkan hasil penelitian mengenai besaran erosivitas hujan di kawasan DAS Ciliwung Hulu, maka usaha pengelolaan tanah secara konservasi perlu dilakukan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menekan laju erosi yang dihasilkan akibat besarnya nilai erosivitas hujan yang dihasilkan dari setiap kejadian hujan.

4.4. Perubahan Penggunaan Lahan