akan  dipasarkan.  Pada  jasa  perbankan,  kerangka  distribusi  sering diartikan  sebagai  suatu  tempat  atau  lokasi  cabang  yang  baik.  Dengan
demikian  para  banker  hanya  bergerak  sedikit  dari  makna  saluran distribusi  dibangkan  dengan  industri  jasa  yang  lain.  Cakupan  area  dari
strategi  jasa  perbankan  lebih  banyak  tergantung  dari  kreatifitas  disisi marketing  eksekutif  beserta  para  staf  pemasarnya  dalam  memenuhi
kebutuhan konsumen. 5.
Lack of need for logistic function Bank
memasarkan produk
yang tidak
berwujud, maka
penghapusan  atau  pengurangan  fungsi  marketing  tertentu  sangat dimungkinkan.  Hal  ini  dapat  terlihat  dari  sisi  logistic  dimana  para
pemasar  jasa  bank  tidak  memerlukan  perhatian  khusus  pada  tempat penyimpanan, transportasi, dan inventori control.
6. Client relationship
Transaksi  perbankan  memungkinkan  hubungan  antara  penjual  dan pembeli sangat erat, dan bukan sekedar hubungan langganan biasa saja
akan  tetapi  lebih  erat  lagi  sehingga  me rupakan  “client  relationship”.
Hal  ini  terlihat  jelas  terutama  pada  nasabah  korporasi  atau  beberapa “trust account”.
Berdasarkan  karakteristik-karakteristik  pemasaran  jasa  perbankan diatas, maka jasa perbankan harus tetap tersedia atau mudah digunakan oleh
nasabah, sehingga  “service delivery  sistem” dalam perbankan harus dibuat baik dengan memenuhi syarat mudah didapat available, nyaman atau enak
dikonsumsi convinience dan menarik attractive.
2.7   Tabungan dan Nasabah
Pengertian  Tabungan  menurut  Undang-Undang  Perbankan  menurut Nomor  10  Tahun  1998  adalah  simpanan  yang  penarikannya  hanya  dapat
dilakukan  menurut  syarat  tertentu  yang  disepakati,  tetapi  tidak  dapat  ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, nasabah adalah
pihak yang menggunakan jasa bank.
Ada  beberapa  alat  penarikan  tabungan,  hal  ini  tergantung  dari persyaratan bank masing-masing, yaitu menggunakan sarana yang diinginkan.
Alat-alat penarikan tabungan yang dimaksud adalah : 1.
Buku Tabungan Kepada  setiap  penabung  biasanya  diberikan  buku  tabungan.  Di  dalam
buku  tabungan  berisi  catatan  saldo  tabungan,  penarikan,  penyetoran,  dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi.
2. Slip Penarikan
Slip  ini  merupakan  formulir  penarikan  dimana  nasabah  cukup  menulis nama,  nomor  rekening,  jumlah  uang  dan  tanda  tangan  nasabha  untuk
menarik  sejumlah  uang.  Slip  penarikan  ini  digunakan  bersamaan  dengan buku tabungan.
3. Kartu yang terbuat dari plastik
Kartu  ini  sejenis  kartu  kredit  yang  terbuat  dari  plastik  yang  dapat digunakan  untuk  menarik  sejumlah  uang  dari  tabingan,  baik  uang  yang
ada  di  bank  maupun  di  mesin  Automated  Teller  Machine  ATM  atau Anjungan Tunai Mandiri. Mesin ATM ini tersebar di tempat-tempat yang
strategis.  Kepada  nasabah  pemegang  kartu  ATM  akan  diberikan  nomor PIN atau kata sandi yang digunakan setiap kali menarik uang di ATM.
4. Kombinasi
Penarikan  tabungan  dapat  juga  dilakukan  dengan  kombinasi  antara  buku tabungan dengan slip penarikan.
2.8.   Perilaku Konsumen Jasa
Proses kebutuhan konsumen bisa diklasifikasikan secara garis besar ke dalam  tiga  tahap  utama,  yakni  prapembelian,  konsumsi,  dan  evaluasi
purnabeli yang ditunjukkan pada gambar 6. Tahap prapembelian mencakup semua  aktivitas  konsumen  yang  terjadi  sebelum  terjadinya  transaksi
pembelian  dan  pemakaian  jasa.  Tahap  ini  meliputi  tiga  proses,  yakini identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, dan evaluasi alternative. Tahap
konsumsi  merupakan  tahap  keputusan  konsumen,  dimana  konsumen membeli  dan  menggunakan  produk  atau  jasa.  Sedangkan  tahap  evaluasi
purnabeli merupakan tahap proses pembuatan keputusan konsumen sewaktu konsumen menentukan apakah ia telah membuat pembelian yang tepat.
TAHAP TAHAP
TAHAP PRA PEMBELIAN
KONSUMSI           PURNA BELI
Gambar 6. Model  Perilaku Konsumen Jasa Tjiptono, 2005
2.9.   Kepuasan Pelanggan