Produksi, Konsumsi, dan Ekspor CPO Indonesia

4.3. Perkembangan CPO Crude Palm Oil Indonesia

4.3.1. Produksi, Konsumsi, dan Ekspor CPO Indonesia

Komoditi CPO Crude Palm Oil telah menjadi komoditi yang penting sejak dahulu. CPO sangat diperlukan untuk berbagai industri berbasis makanan seperti minyak goreng dan margarine maupun oleokimia. Dengan kata lain, produksi CPO setiap tahunnya akan menentukan tingkat produksi industri yang lain. Oleh karena itu, perkembangan produksi CPO harus terus dipantau untuk menjaga pasokannya sebagai input bagi industri makanan maupun oleokimia. Gambar 4.1. Perkembangan Produksi, Konsumsi, dan Ekspor CPO Indonesia Perkembangan produksi, konsumsi, dan ekspor CPO dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Gambar 4.1. Pada gambar tersebut terlihat bahwa perkembangan CPO Indonesia menunjukkan trend yang meningkat. Terjadinya peningkatan produksi CPO setiap tahunnya disebabkan tingginya permintaan CPO baik permintaan domestik maupun permintaan luar negeri ekspor. Peningkatan 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 16,000,000 18,000,000 20,000,000 vo lu m e t o n produksi CPO konsumsi domestik CPO Ekspor CPO Sumber: Ditjenbun, 2009 permintaan akan mendorong produsen untuk meningkatkan produksinya agar dapat memperoleh keuntungan yang lebih banyak dengan cara peningkatan luas areal tanam kelapa sawit atau melalui peningkatan Produktivitas. Produksi CPO pada tahun 1980 baru mencapai 721 ribu ton, sedangkan produksi pada tahun 2007 mencapai 17.665 ribu ton. Artinya selama 28 tahun terjadi peningkatan produksi sebesar 16.943 ribu ton. Rata-rata perkembangan produksi CPO Indonesia pada periode ini adalah 12,85 persen atau bertambah sekitar 605 ribu ton per tahun. Besarnya peningkatan produksi CPO setiap tahunnya ini menjadikan Indonesia mampu mengalahkan produksi CPO Malaysia dan menjadi produsen CPO terbesar di dunia sejak tahun 2006. Pada Gambar 4.1 juga dapat dilihat perkembangan konsumsi domestik CPO Indonesia. Perkembangan konsumsi domestik CPO dari tahun 1980 sampai 2007 cenderung berfluktuasi setiap tahunnya tetapi mempunyai trend yang meningkat. Peningkatan konsumsi domestik CPO terjadi karena adanya peningkatan penggunaan CPO dari industri baik industri makanan maupun industri oleokimia. Hal ini terjadi karena berkembangnya produk-produk turunan yang dihasilkan dari CPO. Semakin meningkatnya pemakaian produk turunan CPO, secara tidak langsung juga meningkatkan permintaan produk inputnya, yaitu CPO. Selain itu meningkatnya konsumsi CPO juga disebabkan jumlah penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya. Perkembangan ekspor CPO juga dapat dilihat pada Gambar 4.1. Sebagian besar hasil CPO Indonesia ditujukan untuk kebutuhan ekspor. Data dari tahun 1980 sampai tahun 2007 menunjukkan bahwa trend ekspor CPO Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2007 dari 17,65 juta ton produksi CPO, sebesar 11,88 juta ton diekspor atau sekitar 67,30 persen dan sisanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Gambar 4.5 menunjukkan bahwa pada tahun 1998 ekspor CPO Indonesia mengalami penurunan, padahal saat itu harga CPO dunia naik yaitu mencapai rata-rata US 672ton. Hal ini terjadi akibat adanya penetapan pajak ekspor hingga mencapai 60 persen yang diberlakukan oleh pemerintah untuk menjamin ketersediaan minyak sawit dalam negeri, karena lambannya proses penyesuaian produksi CPO untuk mengimbangi tingginya permintaan impor dari dunia, sehingga jika dilihat pada Gambar 4.1, terjadi penurunan ekspor, sedangkan konsumsi domestik meningkat.

4.3.2. Luas Areal Kelapa Sawit Indonesia