4 karakteristik mutu yang berlaku untuk minyak sereh wangi berdasarkan Standar Nasional Indonesia
tahun 1995 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik mutu minyak sereh wangi
No Parameter
SNI-06-3953-1995
1 Bobot jenis 25ºC
0,880-0,992 2
Indeks bias 25°C 1,466
– 1,475 3
Total geraniol Min 85 persen
4 Sitronelal
Min 35 persen 5
Warna Kuning pucat hingga kuning kecoklatan
6 Kelarutan dalam etanol 80
1:2 jernih dan seterusnya 7
Zat-zat asing -
8 Lemak
Negatif 9
Alkohol tambahan Negatif
10 Minyak pelikan
Negatif 11
Minyak terpentin Negatif
Sumber : SNI 1995
1. Bobot Jenis
Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri. Dari seluruh sifat fisikokimia, nilai bobot jenis BJ sudah sering dicantumkan dalam
pustaka. Nilai BJ minyak atsiri berkisar antara 0,696 hingga 1,188 pada suhu 15°C dan pada umumnya nilai tersebut lebih kecil dari satu. Sementara, menurut Ketaren 1985, pengukuran bobot
jenis menggunakan metode IS dilakukan pada suhu 3030ºC, dengan variasi suhu kurang lebih 3°C, sedangkan dengan metode ISO bobot jenis diukur pada suhu 20 20°C. Kemudian, dengan metode BS
pengukuran bobot jenis dilakukan pada suhu 30 20ºC. Nilai BJ minyak atsiri pada suhu 1515ºC merupakan perbandingan antara berat minyak pada
suhu 15ºC dengan berat air pada volume air yang sama dengan volume minyak pada suhu 15°C Guenther 2006. Ketelitian BJ ini ditentukan dari tiga angka desimal dibelakang koma. Para peneliti
telah menentukan faktor koreksi untuk berbagai jenis minyak dan kisaran nilai koreksinya. Factor koreksi BJ yaitu 0,00042-0,00084, untuk setiap perubahan suhu 1°C. Menurut Guenther 2006,
minyak sereh wangi Jawa mempunyai nilai koreksi bobot jenis 0,00093 untuk perubahan suhu tiap 1ºC. Sementara, nilai koreksi bobot jenis isolat sitronelal, sitronelol, dan geraniol 0,00082, 0,00070,
dan 0,00071 untuk perubahan suhu setiap 1ºC
2. Indeks Bias
Jika cahaya melewati media kurang padat ke media lebih padat, sinar akan membelok atau membias dari garis normal Guenther 2006. Cahaya yang terpolarisasi adalah cahaya yang
mempunyai arah tegak lurus dengan arah rambat cahaya suatu molekul Guenther 1990. Pengukuran indeks bias biasanya pada suhu 20°C dan jika dibawah atau diatas suhu tersebut,
harus memiliki nilai koreksi. Menurut Ketaren 1985, nilai koreksi indeks bias minyak sereh wangi Jawa adalah 0,00047 dengan perbedaan suhu 1ºC, sedangkan nilai koreksi untuk isolatnya yaitu :
sitronelal 0,00044, sitronelol 0,00040, dan geraniol 0,00041.
5
3. Kelarutan dalam Alkohol