Tujuan Minyak Sereh Wangi

2

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan mendapatkan kondisi proses Short Path Distillation yang sesuai untuk meningkatkan kemurnian fraksi kaya sitronelol dan geraniol dengan memisahkan komponen sitronelal, serta untuk mengetahui potensi rendemen dengan metode peningkatan suhu distilasi. 3 II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Minyak Sereh Wangi

Minyak sereh wangi dihasilkan dari hasil penyulingan daun sereh wangi yang mempunyai rendemen minyak sekitar 0,5-1,2 persen. Bahan kimia yang terpenting dalam minyak sereh wangi adalah persenyawaan aldehida yang disebut sebagai sitronelal dan persenyawaan alkohol yang disebut sebagai geraniol. Kedua senyawa ini sangat menentukan mutu dari minyak sereh wangi itu sendiri Ketaren 1985. Terdapat beberapa jenis tanaman sereh wangi, namun yang ditanam di Indonesia dan menghasilkan minyak dengan mutu terbaik adalah sereh wangi dari jenis maha perigi. Jenis ini banyak ditanam di Pulau Jawa dan dikenal dengan tanaman sereh wangi asal Jawa. Minyak yang dihasilkan dari sereh wangi asal jawa dikenal dengan nama java citronella oil. Menurut Guenther 1991, keunggulan minyak sereh wangi Jawa terletak pada kadar sitronelalnya yang tinggi. Minyak sereh wangi asal Jawa mengandung komponen sebagai berikut : 32-45 sitronelal, 12-15 geraniol,11-15 sitronelol, 3-8 geranil asetat, 2-4 geranil asetat, 2-4 limonene, 3-4 kadinen, dan 2-36 adalah sitral, kavikol, eugenol, elemol, kadinol, vanillin, kamfen, a-pinen, linalool, dan B-kariofilen. Varietas maha perigi dibagi menjadi empat subvarietas lagi yaitu : wangi, mawar, tembaga dan balon. Sementara, jenis lenabatu tidak dibudidayakan lagi Guenther 2006. Ketaren 1985 menambahkan bahwa jenis tanaman sereh maha perigi mengandung 80 -97 total geraniol dan 30-45 sitronelal, sedangkan jenis lenabau dari Ceylon hanya mengandung 55- 65 total geraniol. Komponen kimia minyak sereh wangi termasuk komplek, namun komponen yang paling penting terdiri atas tiga yaitu : sitronelal, sitronelol, dan geraniol. Hal ini dikarenakan ketiga komponen tersebut menentukan intensitas bau harum, nilai, dan harga minyak sereh wangi. Minyak sereh wangi jawa digunakan untuk ekstraksi beberapa isolat penting yaitu sitronelal dan geraniol yang dapat diubah menjadi senyawa aromatik seperti sitronelol, geranil asetat, dan lain- lain Masada 1976 . Menurut Guenther 1990, minyak atsiri tipe jawa dengan kadar sitronelal rendah dan kadar geraniol yang tinggi digunakan sebagai bahan untuk ekstraksi geraniol, kemudian diubah menjadi bentuk esternya. Tipe minyak ini mempunyai harga yang lebih murah, sedangkan minyak sereh wangi kasar biasanya memiliki mutu normal dengan presentase kadar sitronelal dan geraniol total yaitu 35 dan 85. Ketaren 1985 menambahkan bahwa minyak sereh wangi dengan kadar geraniol dan sitronelal yang tinggi biasanya langsung dijual dan diekspor atau fraksi sitronelal dan geraniolnya disiolasi untuk selanjutnya dijadikan ester seperti hidroksi sitronelal, geraniol asetat, dan mentol sintetis, yang mempunyai sifat lebih stabil dan dipergunakan dalam insustri wewangian. Hidroksi sitronelal dapat digunakan sebagai zat pewangi sabun dan parfum yang bernilai tinggi. Mentol dapat digunakan sebagai obat gosok, pasta gigi, dan obat pencuci mulut, sedangkan ester dari sitronelal dan geraniol digunakan sebagai insektisida, untuk keperluan kosmetik atau bahan pewangi lainnya. Adapun, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan mutu minyak serah wangi antara lain : keadaaan tanah, iklim, tinggi daerah dari permukaan laut, dan keadaan daun sebelum disuling.

B. Sifat Fisikokimia Minyak Sereh Wangi